Beruang madu sangat rentan terhadap penyakit kulit. Penyakit tersebut berasal dari infeksi parasite maupun bakteri. Hal itu perlu dicek secara berkala. Seperti bakteri staphylococcus dan acinetobacter. Namun apa penyebabnya bila sudah terkena penyakit tersebut?
Infeksi bakteri seperti staphylococcus dan acinetobacter dapat menyebabkan terjadinya penyakit kulit pada beruang madu. Penyakit kulit ini dapat terjadi pada anak beruang terutama bila anak beruang sudah mulai keluar dari sarangnya. Beruang yang mengalami penyakit kulit akan menunjukkan bintik-bintik pada kulit dan rambut rontok (alopecia) pada kepala dan bahu (Pickard, 2000). Untuk mengetahui penyebab penyakit kulit (apakah disebabkan bakteri atau jamur atau penyebab lainnya) harus dilakukan pengujian laboratorium untuk memastikan penyebab sebenar. Hal ini bertujuan untuk menentukan treatment yang tepat dan efektif serta efesien. Treatment yang dapat diberikan bila beruang mengalami infeksi bakteri yaitu 50 mg clavulox (clavulanic acid) pada pada anak beruang (Pickard, 2000) atau sekitar 12.5-25 mg/kg p.o q 8-12h Clavulox (amoxicillin + clavulanate, 4:1) (Tennant, 2002). Obat dalam bentuk sediaan tablet dapat dihancurkan dan dicampur dengan madu dan blackcurrant pekat untuk menyamarkan rasa obat (Pickard, 2000). Beruang dapat ditreatment 5-7 hari namun dapat diperpanjang hingga 20 hari bila mengalami infeksi kulit yang kronik. Perlu dilakukannya pemantauan kondisi hewan. Kondisi hewan yang semakin membaik menunjukkan adanya kondisi kulit yang semakin pulih dan rambut yang tumbuh kembali.