Apa Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Distribusi Pendapatan?

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Distribusi Pendapatan

Apa Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Distribusi Pendapatan ?

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Distribusi Pendapatan


Dari segi teori ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut (Puslitbang Ekobank, LIPI, 1994):

  1. Teori Karl Marx (1787); Marx berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahap awal pembangunan akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah dari tenaga kerja selanjutnya berpengaruh terhadap kenaikan resiko kapital terhadap tenga kerja sehingga terjadi penurunan terhadap permintaan tenaga kerja. Akibatnya timbul masalah pengangguran dan ketimpangan pendapatan. Singkatnya, pertumbuhan ekonomi cenderung mengurangi masalah kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan hanya pada tahap awal pembangunan, kemudian pada tahap selanjutnya akan terjadi sebaliknya.

  2. Para ekonom klasik (Roberti, 1974), Hayani dan Rufffan (1985), mengemukakan pertumbuhan ekonomi akan selalu cenderung mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan walaupun masih dalam tahap awal pertumbuhan. Bukti empiris dari pandangan isi berdasarkan pengamatan di beberapa negara seperti Taiwan, Hongkong, Singapura, RRC. Kelompok Neo klasik sangat optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada prakteknya cenderung mengurangi ketimpangan pendapatan dan kemiskinan.

  3. Neo Marxist menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi justru akan selalu menyebabkan melebarnya jurang ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Hal ini terjadi karena adanya akumulasi modal dan kemajuan teknologi yang cenderung meningkatkan konsentrasi penguasaan sumberdaya dan kapital oleh para penguasa modal kelompok “elit” masyarakat. Sebaliknya nonpemilik modal akan tetap berada dalam keadaaan kemiskinan.

  4. Munculnya kontroversi mengenai ada atau tidaknya trade off antara ketidakmerataan dan pertumbuhan menurut Fields (1990) dalam Mudrajad Kuncoro (1997), tergantung dari jenis data yang digunakan, apakah cross section, time series atau menggunakan data mikro. Masing-masing akan menghasilkan perhitungan yang berbeda karena pendekatan yang dilakukan berbeda.

Pada tahun 1990 (dalam Joko Waluyo), pandangan Klasik tentang distribusi pendapatan (salah satu aspek yang diukur adalah kesenjangan) tidak hanya pada output akhir, tetapi faktanya berdampak pada faktor-faktor utama dari indikator ekonomi. Banyak ahli ekonomi berangkat dari topik yang sama tentang ketersediaan kredit di masyarakat. Oded Galor dan Joseph Zeira (1993) pada paper “ Income Distribution and Macroeconomics ” memberi kesimpulan: “ In general, this study shows that distribution of wealth and incomes are very important from a macroeconomics point of view. They affect output and investment in the short and in the long run and pattern of adjustment to exogenous shocks. It is, therefore, our belief that this relationship between income distribution and macroeconomis will attract more studies in the future ” (Galor, O and J. Zeira, 1993, 35-52).

Studi empiris menyatakan bahwa preposisi kesenjangan tingkat awal ( initially inequality ) rupa-rupanya berasosiasi dengan tingkat pertumbuhan yang rendah (Persson & Tabellini, 1994 dan Alesina & Rodrik, 1994). Dengan menggunakan kumpulan data yang tersedia, kedua studi menemukan variabel distribusi pendapatan berhubungan negatif dan signifikan dengan pertumbuhan dalam regresi model pertumbuhan, jika pengontrolan terhadap variabel yang berada di sisi sebelah kanan dari persamaan adalah nilai awal pendapatan ( initial income ), kesempatan bersekolah ( schooling ), dan investasi kapital ( Physical capital investment ). Survey yang dilakukan oleh Benabou (1996) dengan menggunakan data cross country juga menghasilkan kesimpulan yang sama.

Hubungan antara distribusi pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi dapat secara langsung maupun tidak langsung. Studi terkini menunjukkan bahwa hubungan antara distribusi pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi melalui beberapa saluran (Ferrierra, 1999).