Kesulitan tudur/ insomnia ringan biasanya dipicu oleh stress, suasana ramai atau berisik, perbedaan suhu udara, perubahan lingkungan sekitar, masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, efek samping pengobatan.
Menurut (Rafknowledge, 2004) gejala kurang tidur (insomnia) terdiri dari beberapa gejala yaitu :
Gejala fisik
Tidak tercapainya tidur nyenyak. keadaan ini bisa berlangsung sepanjang malam dan dalam tempo berhari-hari, berminggu-minggu atau lebih
Merasa lelah saat bangun tidur dan tidak merasakan kesegaran. Mereka yang mengalami insomnia seringkali merasa tidak pernah tertidur sama sekali
Sakit kepala dipagi hari. ini sering disebut efek mabuk, padahal nyatanya tidak meminum-minuman di malam itu.
Mata memerah
Gejala Psikis
Kesulitan berkonsentrasi
Mudah marah
Mengantuk disiang hari.
Leproult dkk (1998) mengatakan bahwa kekurangan tidur yang kronis dapat meningkatkan hormon stres kortisol, yang dapat merusak atau mengganggu sel-sel otak yang dibutuhkan untuk pembelajaran dan ingatan.
Selain itu, sel-sel otak yang baru dapat gagal berkembang atau dapat juga tumbuh secara abnormal. Kurang tidur juga dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan kognitif. Hal ini disebabkan karena kurang tidur akan membuat otak kurang konsentrasi, tidak bisa memiliki ingatan yang baik, tidak bisa menggunakan nalar dengan baik dan sulit untuk menemukan solusi masalah.
Selain itu, menurut (Rafknowledge, 2004) kesultan tidur dapat memberikan dampak bagi tubuh dan pikiran, antara lain :
Orang dengan insomnia lebih mudah mengalami depresi dibanding mereka yang bisa tidur dengan baik
Kekurngan tidur akibat insomnia memberikan kontribusi pada timbulnya suatu penyakit, termsuk penyakit jantung
Dampak mengantuk/ketiduran disiang hari dapat mengancam keselamatan kerja, termasuk mengemudi kendaraan
Tidur malam yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktifitas hidup.