Apa pendapat kalian mengenai gerakan "Free Bleeding"?

Sebuah gerakan bernama Free Bleeding pernah menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Gerakan free-bleeding adalah sebuah gerakan para wanita yang memilih untuk tidak menggunakan alat penampung darah ketika menstruasi. Mereka lebih memilih untuk membiarkan darah mengalir secara natural, meskipun akan mengenai pakaian mereka, dan juga walau di tempat umum sekalipun. Sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan Free Bleeding, banyak kaum hawa di media sosial yang memotret dirinya saat menstruasi lengkap dengan darah yang tembus di kasur, baju, celana, dan bahkan ketika mereka di tempat umum.

Gerakan Free Bleeding awalnya dimulai sebagai protes pajak atas pembalut dan produk kebersihan wanita di Amerika Serikat. Walaupun ternyata, hanya ada tiga negara bagian yang memungut pajak ini yaitu New Jersey, Pennsylvania, dan Delaware. Gerakan ini adalah tanda protes dan upaya untuk mengubah kebijakan negara. Perempuan membayar pajak yang tidak adil dan tidak perlu untuk pembalut, seolah benda ini adalah adalah “barang mewah”. Wanita berpendapatan rendah berjuang untuk membelinya. Produk kebersihan wanita juga tidak dapat diakses oleh mereka yang berada di penjara.

Selain itu juga ada concern mengenai masalah lingkungan. Sebuah riset mengatakan bahwa wanita di AS saja membuang hampir 3,5 kg produk kebersihan feminin setiap tahun. Tentu saja limbah ini bisa berdampak pada lingkungan.

Ada dua pendapat mengenai fenomena ini. Mereka yang pro berpendapat bahwa Free Bleeding adalah hal yang wajar, karena merupakan fungsi alami dari tubuh. Jika menyusui saja diperbolehkan di tempat umum, mengapa ini tidak? Sementara dari pihak yang kontra berpendapat bahwa tidak ada alasan medis untuk melakukan Free Bleeding. Darah yang dibiarkan dapat meninggalkan noda yang sulit dibersihkan pada pakaian dan tempat duduk. Aksi ini dianggap egois karena tidak memikirkan orang lain yang mungkin akan merasa jijik dan terganggu dengan bau tidak sedap dari darah tersebut.

Setahu saya, aksi ini belum terlalu populer di Indonesia, walaupun mungkin ada sebagian individu yang mendukungnya. Kira-kira apa pendapat kalian mengenai fenomena Free Bleeding ini?

Referensi

Diah, R. (2019). Apa itu gerakan free-bleeding?. Diambil dari Apa Itu Gerakan Free-Bleeding? | FAVO

Kontributor Wikipedia. Free-bleeding. Wikipedia Bahasa Inggris. Diambil dari Free bleeding - Wikipedia

Tejeida, A. (2018). I Tried ‘Free Bleeding’ and It Wasn’t a Total Disaster. Vice. Diambil dari I Tried ‘Free Bleeding’ and It Wasn’t a Total Disaster

Sebagai perempuan yang mengalami menstruasi, saya menganggap gerakan ini sedikit tidak masuk akal dan malah merepotkan baik itu diri sendiri atau orang lain. Dengan membiarkan darah menstruasi merembes ke baju dan seprei tentu saja akan membuat orang tersebut kesusahan dalam mencucinya. Karena darah menstruasi yang sudah mengering akan sangat susah untuk dihilangkan. Selain itu ketika di tempat umum darah menstruasi yang merembes ke baju juga akan berkemungkinan menempel di kursi dan benda lainnya yang tentunya akan menggangu orang lain dengan bau tidak sedap dan mengotori benda-benda di tempat umum.

Jika alasannya karena adanya pajak untuk pembalut, maka para perempuan di negara tersebut bisa beralih ke reusable menstrual pad yang bisa digunakan berkali-kali. Selain harganya lebih murah, reusable menstrual pad juga sangat ramah lingkungan. Jadi para perempuan bisa hemat dan tidak perlu pusing memikirkan pajak.

Jadi menurut saya hal ini bisa diatasi dengan hal lain yang lebih baik dan tentunya nyaman bagi semua orang.

1 Like

Meskipun saya sendiri bukan perempuan, namun saya agak kurang setuju dengan Free Bleeding jika sampai mengganggu orang lain dan ketertiban umum. Saya paham bahwa Free Bleeding mungkin memiliki niat baik untuk meng-embrace hal fisik yang alamiah, namun seperti yang penanya katakan, jangan sampai egois. Jangan sampai noda tersebut mengganggu kenyamanan orang lain dan melanggar aturan kebersihan.

Mungkin Free Bleeding seharusnya jangan dilakukan di tempat umum. Karena tentu saja dapat merepotkan orang lain juga.

1 Like

Menstruasi memang merupakan salah satu topik yang menarik untuk dibahas, perdebatan yang tidak pernah usai.
Menurut saya, gerakan ini tidak etis untuk dilakukan. Jika alasannya karena menyusui saja boleh dilakukan di tempat umum, ini tidaklah apple to apple untuk dibandingkan. Karena ketika seorang ibu menyusui, ada anaknya yang meminum asi tersebut. Kegiatan tersebut tidak mengganggu orang lain dan tidak meninggalkan jejak. Bayangkan jika free bleeding ini terjadi di bangku bioskop, hal ini tentunya merugikan pihak bioskop karena harus ekstra dalam membersihkan darah haid yang berceceran. sebuah bentuk yang sangat tidak bertanggung jawab dari wanita yang melakukannya.

Jika ini dilakukan sebagai aksi protes terhadap pajak pembalut dan concern terhadap limbah, maka akan lebih bijak jika penggunanya beralih kepada menstrual cup. Menstrual cup dapat digunakan satu dalam 10 tahun. tentunya ini merupakan zero waste yang baik. selain itu membayar pajak sekali dalam 10 tahun untuk membeli menstrual cupp tentunya tidak akan dirasa memberatkan. sekian.

1 Like

Keluarnya darah haid memang siklus normal yang dialami para perempuan. Namun, aku kurang setuju dengan aksi free bleeding yang dimana menentang penetapan pajak pembalut di Amerika Serikat. Alasannya karena ada faktor kesehatan dan higenitas yang perlu diperhatikan. Terlebih jika tidak menggunakan pembalut dan darah haid terkena pakaian atau benda lain maka akan sulit untuk dibersihkan. Apalagi jika darah haid terkena langsung ke udara akan menyebabkan bau tidak sedap walaupun darah haid yang keluar itu sedikit. Mungkin ada cara alternatif terhadap meningkatnya pajak pembalut dan tampon di Amerika Serikat, salah satunya dengan menggunakan menstrual cup yang aman untuk digunakan. Menstrual cup juga lebih fleksibel dan ramah lingkungan yang berbahan dasar silikon atau karet.

1 Like

saya setuju dengan pendapat kak nanazz

darah haid saat sudah mengering sangat susah dibersihkan dan bau amis yang sangat mengganggu. mereka yang melakukan gerakan free bleeding ditempat umum menurut saya sangat egois karena tidak memikirkan orang yang akan membersihkan ‘noda’ mereka dan hal tersebut juga mengganggu pengguna lain.
mungkin alternatif untuk pembalut yang dikenakan pajak tinggi bisa menggunakan menstrual pad atau menstrual cup yang bisa di cuci dan gunakan berulang kali

2 Likes

Menurut saya free Bleeding, merupakan gerakan yang kurang berguna dan masuk akal karena mereka tidak mendapatkan banyak manfaat yang didapatkan dari gerakan tersebut selain hanya merepotkan diri sendiri karena harus menyuci dan membersihkan tempat atau barang yang sulit dibersihkan. Selain itu gerakan tersebut bukanya malah akan membuat mereka sulit untuk bersosialisasi dengan orang banyak dan juga dapat membuat orang lain menjadi kurang nyaman ketika berada didekat mereka.

1 Like

Setelah saya melakukan penelusuran di beberapa web di Internet yang menjelaskan mengenai fenomena " free bleeding " yang sedang menjadi " trend " saat ini di berbagai negara, terutama di wilayah Amerika Serikat, secara teknis, free bleeding dapat diartikan sebagai praktik menstruasi yang dilakukan secara sengaja di muka umum, tanpa menggunakan alat penampung atau penghalang aliran dari darah menstruasi yang keluar atau secara gampangnya, free bleeding itu adalah sebuah gerakan yang membebaskan wanita tidak menggunakan tampon atau pembalut ketika mereka sedang mengalami periode menstruasi. well…terdengar tidak masuk akal memang, karena menurut saya pribadi agak aneh saja melihat kaum wanita berjalan - jalan di muka umum dengan bagian sensitif mereka dipenuhi oleh noda darah menstruasi.

Pertama gerakan dari free bleeding sendiri sebenarnya seperti yang sudah dijelaskan di bagian deskripsi, ditujukan untuk memprotes kebijakan beberapa pemerintah di negara bagian di AS yang memberlakukan pajak - pajak yang tinggi terhadap pembalut atau orang disana menyebutnya sebagai " tampon tax ". Free bleeding sendiri juga tidak menimbulkan efek samping kesehatan menurut penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli. Setidaknya menurut para ahli disana, merubah gaya hidup dari menggunakan tampon atau pembalut ke free bleeding juga mengurangi resiko dari Toxic Shock Syndrome yang dimana penggunaan tampon atau pembalut disinyalir menjadi salah satu penyebabnya, kendari TSS ini sendiri bisa terjadi pada wanita, pria, dan juga anak - anak.

Lama kelamaan, gerakan free bleeding ini juga ditujukan tidak hanya untuk sekedar memprotes kebijakan pajak tampon saja tetapi kini sudah merambah sebagai gerakan yang mempromosikan jika menstruasi itu bukanlah hal yang kotor, mengingat masih ada stigma - stigma negatif dari masyarakat mengenai menstruasi yang dialami oleh kaum perempuan.

Jika ditanya apa pendapat saya, hmm… agak sulit menjawabnya tetapi saya lebih prefer untuk melihatnya dari segi kebersihannya saja. seperti yang sudah dikatakan teman - teman di kolom komentar, darah dari haid sendiri sangat sulit dibersihkan jika sampai merembes ke pakaian atau kain dan juga jika memang tujuannya dalah memprotes masalh lingkungan yang diakibatkan dari menumpuknya jumlah limbah tampin dan pembalut, maka solusi yang paling tepat pergunakanlah menstrual cup. Selain itu, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, agak aneh saja melihat perempuan berjalan - jalan di publik dengan noda darah menstruasi kendati free bleeding sebenarnya sah - sah saja untuk dilakukan.

1 Like