Apa Manfaat dari Derivatif?

Manfaat dari Derivatif

Apa Manfaat dari Derivatif?

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa keberadaan derivatif yang dimunculkan dan diperdagangkan dalam sistem keuangan modern karena pada dasarnya bukan pada keberadaan derivatif itu semata melainkan pada apa yang derivatif bisa lakukan. Derivatif menyediakan sebuah mekanisme untuk menghubungkan aset-aset pada masa sekarang kepada harga-harga di masa akan datang. Derivatif juga menghubungkan harga-harga dari satu bentuk aset ke bentuk aset yang lain. Beberapa derivatif meliputi usaha-usaha yang dapat memperjelas hal-hal yang tidak terkait dengan masalah keuangan menjadi masalah keuangan, sehingga keterhubungan derivatif yan baru dapat dibentuk. Apa yang membuat derivatif istimewa adalah bahwa semua jenis risiko dapat diperdagangkan tanpa aset itu sendiri yang diperdagangkan. Dengan derivatif, beberapa karakteristik-karakteristik dari komoditi, aset atau sekuritas keuan an dapat dipisahkan, dihargai dan diperdagangkan sesuai dengan karakteristik masing-masing.

Disamping itu, terdapat beberapa alasan mengapa derivatif (transaksi derivatif) begitu penting dalam sistem keuangan modern, yaitu:

  1. Derivatif jika dikombinasikan dapat berbentuk sebagai , namun tidak seperti konsep tradisonal dari sebuah modal, kontrak d tidak perlu melibatkan kepemilikan atau memiliki dari setiap underlying asset . Jika dibandingkan dengan saham yang merupakan kontrak yang eliputi kepemilikan dari (sebagian) perusahaan serta obligasi yang merupakan kontrak yang meliputi kepemilikan sejumlah besar dari kredit keuangan, maka derivatif adalah kontrak yang tidak memiliki hubunga kepemilikan, sehingga membuat derivatif sangat berbeda jauh dari segala macam bentuk dari modal. Ciri khas dari derivatif adalah kapasitasnya untuk mengkonversi antara berbagai macam bentuk-bentuk modal. Kapasitas derivatif untuk dapat mengkonversi berbagai macam bentuk dari aset ke dalam setiap bentuk yang lain dari aset diartikan bahwa semua aset dapat dengan segera disamakan dengan melintasi ruang dan waktu. Kita perlu berpikir bahwa derivatif merupakan sebuah yang secara khas berperan untuk mengikat dan mencampurkan berbagai jenis dari modal yang tertentu secara Bersama-sama.

  2. Derivatif jika dikombinasikan dapat memiliki karakter bagai uang, dalam hal ini tentunya tidak hanya sekedar sebagai uang kertas atau uang koin, namun sesuatu yang dapat melakukan fungsi-fungsi perkiraan, penyimpanan nilai atau sebagai sarana pertukaran dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena derivatif merupakan bentuk yang sangat likuid dari modal (yaitu nilainya terus menyesuaikan dan mudah diperdagangkan) dan sebagaimana peran khas derivatif dalam membangun relasi-relasi harga antara bagian terkecil dari modal, derivatif juga dapat terlihat seb aimana bentuk dari sebuah uang. Fungsi moneter tersebut sebagai inti dari pertumbuhan derivatif dalam 25 tahun belakangan ini, menyediakan sebuah kefleksibelan fondasi terhadap pasar mata uang global dalam sebuah era ketik tidak ada nilai tukar tetap maupun mata uang tunggal sebagaimana emas yang memainkan peranan sebagai jangkar penahan.

  3. Dalam tingkatan yang lebih abstrak, kapasitas dari derivatif untuk memberikan sebuah bentuk dari aset yang menghubungkannya dengan yang lain telah meruntuhkan perbedaan konvensional kita antara “uang” dan “modal”. Gagasannya adalah bahwa ada nilai ekonomi yang nyata yang terpisah dari pasar-pasar keuangan dan bahwa pasar-pasar keuangan adalah hanya sebuah fenomena yang dipalsukan oleh perdagangan derivatif. Oleh sebab itu, anggapan kita terhadap modal dan kapitalisme itu sendiri telah berubah oleh apa yang dikenal sebagai derivatif.

Para investor yang melakukan transaksi derivatif mengagap bahwa transaksi derivatif merupakan salah satu alternatif investasi yang dapat menghasilkan keuntungan dengan mengharapkan capital gain , yaitu keuntungan yang berasal dari selisih harga jual dan harga beli. Dari itu, transaksi derivatif juga bermanfaat dalam mengelola risiko ketidakpastian, memiliki nilai ekonomis yang bermanfaat dalam mengelola risiko ketidakpastian, dan berperan strategis dalam menjaga likuiditas dan reliabilitas harga underlying assets dan sekaligus memiliki peran dalam pengalokasian investasi baru ke arah yang lebih optimal.

Dalam konteks manajemen risiko keuangan derivatif dapa memainkan peranan yang aktif. Apabila digunakan dengan hati-hati, derivatif dapat memberikan keefisienan dan efektifitas untuk mengurang dan mengalihkan beberapa risiko-risiko keuangan dan terciptanya kepastian pada cash flow dan penganggaran.

Fungsinya sebagai pengalihan risiko tersebut biasa dikenal dengan parety efficiency di mana komponen-komponen risiko yang berbeda-beda dapat dipilah, diisolasikan dan dialihkan kepada pihak-pihak yang mampu dan rela menanggungnya.

Dengan cara yang demikian maka akan tercipta efisiensi dan penekanan biaya ekonomi secara keseluruhan, sehingga berakibat pula pada:

  1. Meningkatnya likuiditas pasar uang secara keseluruhan;

  2. Memungkinkan penilaian risiko yang sebelumnya sulit dilakukan karena risiko tersebut sulit dipisahkan dari risiko secara ke eluruhan;

  3. Meningkatnya kemampuan substitusi, baik domestik maupu internasional, maka kompetisi pasar uang semakin meningkat.

Penggunaan derivatif pada sektor publik pada dasarnya erkait dengan tiga area risiko keuangan, yaitu:

1. Foreign exchange risk (risiko nilai tukar mata uang asing)

Foreign exchange risk adalah risiko di mana aktifitas-aktifitas operasional dari agensi akan terpengaruh oleh perubahan currency exchange rates (nilai tukar mata uang). Beberapa pihak agensi yang berhubungan dengan pihakpihak di luar negeri akan dimungkinkan terkena foreign exchange ris k . Sebagai contoh, jika barang-barang yang dibeli dari luar negeri dan pembayaran dilakukan dengan menggunakan mata uang asing atau di-indeks dalam mata uang asing, maka foreign exchange ris k akan terjadi.

Pada dasarnya terdapat dua macam bentuk foreign exchange ris k , yaitu:

  • Translation risk , yaitu risiko yang mengacu pada terjemahan dari nilai aset di luar negeri dan kewajiban dalam bentuk mata uang lokal. dapat mempengaruhi neraca.
  • Transaction risk , yaitu risiko di mana nilai pendapatan atau pengeluaran akan berubah sebagai hasil dari adanya perubahan nilai tukar. ini akan berdampak pada laporan operasional.

2. Commodity price risk (risiko harga komoditas)

Beberapa agensi terlibat dalam pembelian dan penjualan produk komoditi yang dipengaruhi oleh risiko harga komoditas. Commodity price risk akan terjadi ketika terjadi perubahan pada harga dari komoditas yang berdampak pada struktur pembiayaan dan cash flow dari agensi.

3. Interest rate risk (risiko suku bunga)

Interest rate risk muncul ketika salah satu dari biaya pinjaman atau tingkat pengembalian investasi dipengaruhi oleh perubahan tingkat yang mendasari suku bunga ( interest rates ). Interest rates terjadi dengan suku bunga pinjaman atau investasi mengambang atau pembiayaan kembali dari utang atau investasi. Sebagai contoh, biaya bunga atas utang akan meningkat karena suku bunga naik jika didasarkan pada suku bunga mengambang.

Secara spesifik berikut ini akan dijelaskan beberapa fungsi lain dari keberadaan transaksi derivatif dalam sistem keuangan, yaitu:

1. Berfungsi sebagai model investasi

Dalam hal ini transaksi derivatif dapat berfungsi seba salah satu model berinvestasi, tetapi pada umumnya pilihan investasi melalui transaksi derivatif ini adalah investasi dalam jangka waktu yang pendek ( yield enhancemen ).

2. Berfungsi sebagai cara lindung nilai ( hedging )

Dalam hal ini transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan cara lindung nilai ( hedging ), yakni yang disebut dengan (manajemen risiko). Manfaat transaksi derivatif sebagai ini dianggap sangat penting karena pihak perusahaan (dalam hal ini adalah pelaku usaha perbankan) memiliki kewajiban fidusia ( fiduciary dut y ) untuk menggunakan instrumen derivatif dalam menutupi risiko usaha.

Sebagai sarana lindung nilai, maka dapat diartikan bahwa kuantitas hedging mempunyai korelasi positif dengan gejolak moneter. Dalam artian bahwa hedging makin banyak dilakukan ketika situasi moneter bergejolak, di mana pada umumnya juga akan diikuti oleh gejolak nilai mata uang atau tingkat suku bunga, sehingga posisi seorang peminjam perlu diamankan dengan menggunakan sarana lindung nilai ( hedging ).

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pentingnya memagari risiko, yaitu:

  • Manajemen risiko, terutama pada perubahan valas. Manajemen risiko ini ditujukan untuk menjaga dan mengantisipasi kurs yang d t berpengaruh terhadap nilai aset-aset perusahaan;

  • Dalam doktrin teori purchasing power parit y dan interest rate parity , harga komoditi dipengaruhi oleh kurs valas dan tingkat bunga yang tingkat inflasi sebagai denominator harga. Tingkat suk bunga yang tinggi di dalam negeri akan menyebabkan kurs domestik menjadi turun. Begitu pun inflasi, semakin tinggi tingkat inflasi suatu negara dibandingkan dengan negara lain akan menyebabkan harga komoditi di dalam negeri menjadi turun;

  • Salah satu cara yang dapat digunakan dalam manajemen risiko valas adalah dengan melakukan hedging utang perusahaan. Hedging ini diterapkan melalui eksposur yang terdiri atas eksposur transaksi, ekonomi, dan akuntansi. Tiap eksposur ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain berdasarkan sudut pandang analisis;

  • Ketelitian dan kecermatan manajer keuangan dalam mengamati perubahan kurs, baik mata uang domestik maupun mata uang asing, merupakan satu di antara bermacam faktor keberhasilan memanajemen risiko valas. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi perubahan kurs valas yang tidak dapat diprediksi, apalagi dalam kondisi perekonomian tidak menentu;

  • Penetapan perlu tidaknya hedging dilakukan oleh perusahaan merupakan keputusan mutlak yang harus diambil oleh manajer perusahaan. Hedging perlu dilakukan bilamana komposisi struktur modal perusahaan sebagian besar menggunakan utang jangka panjang;

  • Bilamana suatu saat kegiatan operasional dipandang men alami risiko kerugian tinggi, lembaga penjamin atau asuransi dapat dipergunakan sebagai alternatif untuk lebih menjamin aset-aset keuangan perusahaan;

  • Selain dengan menggunakan hedging , pemagaran terhadap perubahan risiko valas dapat pula menggunakan spekulasi dan arbitrage .

Sebagai instrumen yang bermanfaat dalam pengalokasian risiko secara lebih efisien, transaksi derivatif juga sekaligus berperan dalam proses price discovery. Futures dan options memungkinkan terbentuknya mekanisme pengalihan risiko yang efisien dari hedgers yang ingin menghindari risiko ( risk avoider ) kepada spekulator yang tertarik untuk menerima risiko te sebut ( risk taker ). Secara umum, walaupun hedging (lindung nilai) ini dapat meminimalisasikan risiko harga, namun pada dasarnya ri iko harga tersebut tidak hilang, melainkan dialihkan kepada pelaku pasar lainnya, yakni spekulator. Oleh karena itu, fungsi hedging ini dapat memungkinkan para pengambil keputusan ekonomi untuk membuat keputusan dalam kondisi lingkungan usaha yang lebih pasti. Di sisi lain, spekulator juga mempengaruhi harga sehingga harga futures lebih mencerminkan secara tepat nilai ekonomis dari underlying assets -nya. Hal inilah yang disebut dengan price discovery , salah satu fungsi keberadaan pasar futures . Dengan berperannya spekulator, harga pasar diharapkan dapat merefleksikan seluruh informasi yang tersedia atau dikenal sebagai harga pasar yang efisien.

3. Berfungsi sebagai informasi harga

Keberadaan derivatif tidak semata-mata disebabkan keinginan untuk mentransfer risiko, namun juga disebabkan karena pelaku pasar memiliki perbedaan informasi dan ekspektasi berkaitan dengan harga yang tepat ( correct value ) dari suatu underlying assets tertentu. Transaksi yang mendasarkan pada perbedaan informasi inilah yang dikenal dengan kegiatan spekulatif. Secara konseptual, masyarakat akan diuntungkan dengan adanya kegiatan spekulatif ini, karena analisis dan pencarian formasi, yang menjadi dasar dalam transaksi ini, menyebabkan harga futures , options dan underlying assets -nya akan bereaksi mendekati correct value -nya, sehingga pada gilirannya akan memperbaiki kualitas harga dan sumber daya ekonomi kan teralokasikan dengan baik.

4. Fungsi spekulatif

Perdagangan derivatif dapat dan sering juga digunakan ebagai salah satu cara berspekulasi bagi mereka yang senang dengan hal-hal yang bersifat untung-untungan atau spekulasi. Unsur spekulatif ini dalam transaksi derivatif dalam praktek masih menimbulkan banyak perde atan. Keterlibatan unsur spekulatif dalam transaksi derivatif secara otom tis akan hilang jika dalam transaksi derivatif terdapat dua unsur analisis, yaitu:

  • Analisis teknikal Analisis teknikal adalah analisis yang melihat secara cermat bagaimana harga saham atau uang dan bagaimana grafik indeks dari waktu ke waktu.

  • Analisis fundamental Analisis fundamental adalah analisis yang menilai pergerakan perdagangan derivatif dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental, seperti: interest rate , kebijakan ekonomi, pendapatan nasional, long term investment prospect , stabilitas ekonomi, politik, teknologi, dan lain sebagainya.

Dengan menggunakan kedua analisis tersebut seorang trader akan menilai fluktuasi pergerakan indeks harga saham atau perubahan riil suatu mata uang dari suatu bursa tertentu.

5. Membuat fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien

Transaksi derivatif, khususnya atas barang komoditi dapat membuat berjalannya dengan baik dan efisien terhadap fungsi manajemen produksi, sebab dengan adanya transaksi berjangka (atas barang-barang komoditi), fungsi manajemen produksi dari suatu produsen akan mendapat gambaran permintaan dan kebutuhan pasar di masa yang akan datang terhadap produk yang dihasilkannya itu, dengan cerminan gambaran harga di pasar. Dengan demikian, kapasitas produksi dan penyimpanan barang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

6. Berfungsi sebagai instrumen untuk mencegah gejolak harga pasar yang ekstrim terhadap underlying asset

Dengan adanya perdagangan berjangka, pasar akan bereaksi positif terhadap permintaan dan penawaran, sebab dalam bisnis seperti ini indikator harga dihitung secara cermat sehingga apabila ada harga underlying aset yang terlalu rendah misalnya, demand (permintaan) akan tinggi sehingga tingkat harga akan segera naik lagi, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, fliktuasi harga underlying aset dari menjadi tidak terlalu tinggi dan selalu terjaga pada batas-batas harga normal.

Disamping itu juga transaksi derivatif memiliki manfaat pada rendahnya biaya transaksi yang dibutuhkan dibandingkan dengan bertransaksi langsung pada underlying asset -nya. Dengan kata lain derivatif dapat berperan sebagai instrumen finansial yang relatif murah, sehingga dapat meningkatkan leverage effect secara signifikan.

Perkembangan derivatif yang berperan penting dalam sistem keuangan modern sebagaimana telah dijelaskan di atas, secara makro tidak terlepas dari faktor-faktor pendorong ( push factors ) dari munculnya derivatif yang secara umum adalah karena adanya proses globalisasi ekonomi, regulasi di sektor finansial, liberalisasi perdagangan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun, secara lebih rinci lagi faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi muncul dan berkembangnya derivatif dapat ategorikan dalam penjelasan sebagai berikut:

  1. Adanya peluang untuk melakukan penurunan biaya di satu sisi dan peningkatan penghasilan di sisi lain sehingga tercipta integrasi dan efisiensi pasar;

  2. Volatilitas suku bunga dan nilai tukar mata uang;

  3. Perkembangan teknologi komputer dan informasi serta deregulasi yang memungkinkan penghematan biaya operasi maupun biaya pe endalian risiko; dan

  4. Adanya terobosan kemajuan metode perhitungan yang begitu canggih dalam pasar uang sehingga para peserta pasar dapat dengan mu melakukan perhitungan penetapan harga lebih akurat dan penilaian serta pengendalian risiko lebih tepat.

Perkembangan baik secara makro maupun secara lebih khusus dari derivatif tersebut telah menarik perhatian pihak-pihak yang menggunakan produk derivatif seperti lembaga keuangan, lembaga investasi, perusahaan non keuangan dan lembaga pemerintahan untuk menarik manfaatnya.

Namun, sebagai sebuah instrumen keuangan modern yang berfungsi sebagai salah satu cara untuk mengalihkan risiko, eksi tensi derivatif juga mendapatkan beberapa kritik, yaitu diantaranya adalah derivatif dianggap sebagai sebuah instrumen keuangan yang bukan merupakan bagian dari aktifitas ekonomi “nyata” ( real economic activity ). Aktifitas ekonomi yang nyata dapat diidentikkan pada investasi, produksi dan perdagangan, dan hal-hal tersebut dapat dianalisis secara terpisah dari bentuk keuangan. Dengan memandang “keuangan” dan “aktivitas ekonomi nyata” sebagai sebuah dikotomi, isu tentang bagaimana keuangan tersebut merupakan bagian dari relasi-relasi sosial dan analisis keuangan mempengaruhi proses-proses ekonomi (sebuah proses yang diistilahkan sebagai dimensi “performatif” dari keuangan) adalah dengan penuh perhatian terabaikan.

Di samping itu, sejauh keuangan diidentikkan dengan permasalahan “global”, hal tersebut dapat dipahami sebagai sebuah makna yang hilang dari sistem ekonomi nasional dan analisis signifikan tersebut berasal dari kenyataan yang hilang tersebut, bukan dari apa yang keuangan “lakukan” dalam lingkup global. Bagi orang-orang yang skeptis, peran yang sesuai dari keuangan dalam lingkup global adalah memfasilitasi perdagangan dan investasi jangka panjang, dan apabila keuangan memainkan peranan yang lain, seperti transaksi derivatif peranan tersebut pasti lebih kecil dari perdagangan dan investasi dan pasti akan terkait dengan hal-hal yang spekulatif. Secara tidak langsung, ada asumsi bahwa keuangan “pada dasarnya” adalah bersifat nasional, dan telah mengambil peran yang tidak tepat pada lingkup global ketika derivatif idak melayani perdagangan dan investasi