Apa saja Manfaat Aloe Vera bagi Kecantikan?

aloe vera

Aloe vera terkenal sebagai salah satu tumbuhan dengan berbagai manfaat. Dalam dunia kecantikan, apa saja manfaat dari aloe vera?

Aloevera gel dapat bertindak sebagai pelembab wajah yang dapat membuat wajah terhindar dari dehidrasi dan iritasi akibat sernagan radikal bebas dan dapat sebagai pelindung dari sinar matahari. cocok untuk kulit wajah yang sedang berjerawat karena gel ini tidak menyebabkan iritasi atau penumpukan lemak dipori pori.

Bagi wajah yang telah sembuh dari jerawat atau luka akibat cacar maka pemakaian aloevera bisa tetap digunakan terutamaa pada jenis kulit kering karena dapat dijadikan pelembab agar kondisi kulit terjaga kelembabannya.

image

  1. Mencerahkan kulit wajah
    Semua perempuan menginginkan wajah yang cerah dan bersinar. Tak harus putih, tapi yang pasti tak boleh kusam dan kasar. Kandungan vitamin A dan E di dalam lidah buaya akan membantu kulit wajah jadi lebih cerah dan tak lagi kusam.

  2. Melembapkan wajah
    Kulit wajah yang kering akan membuat wajah jadi banyak masalah, termasuk bersisik dan berjerawat. Untuk membantu melembapkan kulit wajah oleskan gel aloe vera atau lidah buaya secara teratur. Lidah buaya mengandung lignin di dalam gel-nya. Senyawa ini juga akan membantu meningkatkan elastisitas kulit.

  3. Mencegah dan mengobati jerawat
    Gel dalam daging lidah buaya mengandung zat anti-mikroba dan anti-bakteri. Senyawa anti-mikroba ini akan membantu mencegah timbulnya jerawat di wajah.

  4. Menghilangkan bintik hitam dan flek
    Bagi beberapa orang adanya bintik hitam di wajah akan merusak penampilan. Namun ternyata gel lidah buaya juga bisa membantu menghilangkannya. Anda bisa mengoleskan daging lidah buaya ke bagian yang bermasalah dengan bintik hitam.

  5. Menghambat penuaan
    Berbagai kandungan vitamin dan senyawa aktif di dalam daging lidah buaya ternyata juga berfungsi sebagai antiaging.

Referensi

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180307095235-277-281033/5-manfaat-lidah-buaya-untuk-kecantikan-wajah

Komponen aktif Aloe vera terdiri dari antrakuinon, chromone, polisakarida dan enzim. Antrakuinon dan chromone bertanggung jawab terhadap aktivitas antikanker dan antiinflamasi. Daun Aloe vera terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

  1. Lapisan luar daun
    Terdiri dari 15-20 sel tebal pelindung sintesis karbohidrat dan protein. Mengandung turunan dari hidroksiantrasena, antrakuinon, dan glikosida A dan B. Bahan aktif lainnya dari Aloe yaitu hidroksanton, aloeemodin-antron 10-C glikosida dan chrone.

  2. Lapisan tengah daun
    Mengandung antrakuinon dan glikosida. Jaringan parenkim pada lapisan tengah daun mengandung protein, lipid, asam amino, vitamin, enzim, senyawa anorganik dan organik.

  3. Lapisan dalam daun
    Lapisan paling dalam daun Aloe vera mengandung air hingga 99%, selain itu terdapat glucomannans, asam amino, lipid, sterol dan vitamin (vitamin B1, B2, B6 dan C). Bahan aktif lainnya yaitu enzim, mineral, gula, lignin, saponin, asam salisilat, monosakarida, polisakarida, niasinamid, kolin, enzim (asam dan alkali fosfatase, amilase, laktat dehidrogenase, lipase, senyawa anorganik dan senyawa organik (aloin, barbaloin, dan emodin).

Aloe vera sebagai pelembab


Muko-polisakarida pada Aloe vera membantu dalam mengikat kelembaban dalam kulit untuk menghindari kulit bersisik. Asam amino juga melembutkan sel kulit yang mengeras dan Zn (seng) bertindak sebagai zat untuk mengencangkan pori–pori kulit. Ekstrak gel Aloe vera memberikan efek dingin dan bertindak sebagai agen pelembab.

1 Like

Lidah buaya (Aloe vera L) merupakan tanaman asli Afrika, yang memiliki ciri fisik daun berdaging tebal, sisi daun berduri, panjang mengecil pada ujungnya, berwarna hijau, dan daging daun berlendir. Pada awalnya lidah buaya sebagai tanaman hias yang ditanam di pekarangan rumah. Lidah buaya tumbuh subur di daerah yang berhawa panas dan terbuka dengan kondisi tanah yang
gembur dan kaya bahan organik. Pembudidayaan lidah buaya tergolong sangat mudah dan tidak memerlukan biaya dan perawatan yang besar. Hal ini akan mendorong dan pertimbangan untuk menjadikan lidah buaya sebagai bahan baku makanan ( Sudarto, 1997).

Komponen dan Manfaat Lidah Buaya

Unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam daging lidah buaya menurut para peneliti antara lain : lignin, saponin, anthraquinone, vitamin, mineral, gula dan enzim, monosakarida dan polisakarida, asam-asam amino essensial dan non essensial yang secara bersamaan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang menyangkut kesehatan tubuh. Kekayaan akan kandungan bahan yang didapat berfungsi sebagai bahan kosmetik, obat dan pelengkap gizi menjadikan lidah buaya sebagai tanaman ajaib, karena tidak ada lagi tanaman lain yang mengandung bahan yang menguntungkan bagi kesehatan selengkap yang dimiliki tanaman tersebut.

Di samping itu keistimewaan lidah buaya terletak pada selnya yang mampu untuk meresap di dalam jaringan kulit, sehingga banyak menahan kehilangan cairan yang terlalu banyak dari dalam kulit (Hartanto dan Lubis, 2002). Menurut Henry (1979), unsur utama dari cairan lidah buaya adalah aloin, emodin, resin, gum dan unsur lainnya seperti minyak atsiri. Dari segi kandungan nutrisi, gel atau lendir daun lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti Zn, K. Fe dan vitamin seperti vitamin A.

Lidah buaya tidak menyebabkan keracunan pada manusia maupun hewan, sehingga sebagai bahan industri lidah buaya dapat diolah menjadi produk makanan dalam bentuk serbuk, gel, jus dan ekstrak. Cairan yang keluar dari potongan lidah buaya tadi bila diuapkan menjadi bentuk setengah padat, dapat digunakan sebagai alat pencuci perut atau obat pencahar (Suryowidodo, 1998).

Zat aloin yang terkandung dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar, sudah digunakan orang Yahudi sejak abad ke-4 SM. Hal ini dikemukakan oleh Celsus dan dilanjutkan oleh Dioscordes yang menegaskan bahwa Aloe vera berguna untuk mengobati sakit perut, sakit kepala, gatal, kerontokan rambut, perawatan kulit dan luka bakar. Bahkan, di Amerika Selatan, lidah buaya resmi diakui sebagai obat pencahar dan pelingdung kulit saat didaftarkan dalam United State Pharmacopoeia (USP) pada tahun 1820 (Furnawanthi, 2002).

Gel lidah buaya juga memperlihatkan aktivitas anti penuaan karena mampu menghambat proses penipisan kulit dan menahan kehilangan serat elastin serta menaikkan kandungan kolagen dermis yang larut air. Lidah buaya terbukti dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes (Okyar, et al, 2001).

Lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman, serta senyawa antrakuinon dan kuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel baru dalam kulit. Dalam gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam kulit, sehingga sel akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan tubuh. Adapun manfaat lain dari lidah buaya adalah untuk mengobati cacingan, susah buang air besar, sembelit, penyubur rambut, luka bakar atau tersiram air panas, jerawat, noda hitam, batuk, diabetes, radang tenggorokan, menurunkan kolesterol (Sudarto, 1997).

Cairan bening seperti jeli diperoleh dengan membelah batang lidah buaya. Jeli ini mengandung zat anti bakteri dan anti jamur yang dapat menstimulasi fibroblast yaitu sel-sel kulit yang berfungsi menyembuhkan luka. Selain kedua zat tersebut, jeli lidah buaya juga mengandung salisilat, zat peredam sakit dan anti bengkak seperti yang terdapat dalam aspirin (Sulaeman, 2008).