Apa maksud kitab Allah sebagai petunjuk bagi manusia?

Kitab yang diturunkan oleh Allah SWT ada 4 yakni Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an. Sebagai umat Muslim, kita wajib mengimani kitab-kitab tersebut bahwa pernah diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan rasulnya. Lalu, apa maksud kitab Allah sebagai petunjuk bagi manusia?

Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan kepada manusia. Tujuan utama diturunkannya al-Quran adalah sebagai kitab petunjuk yang meliputi bidang akidah, syariah dan akhlak. Akan tetapi di luar ketiga petunjuk tersebut, al-Quran telah memberikan motivasi dan inspirasi kepada umat Islam dalam berbagai bidang kehidupan sehingga melahirkan jenis budaya tertentu.

Sebagai umat yang dipilih Allah untuk menerima kitab yang mulia ini, sudah seharusnya apabila umat Islam menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dan mengaktualisasikan dirinya secara aktif dan kreatif. Umat Islam tidak semestinya memperlakukan Al-Quran sebagai sungai yang kekeringan atau padang pasir yang tandus lagi gersang. Janganlah umat Islam berperilaku pasif seperti pengaduan Nabi kepada Allah:

“Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang tidak diacuhkan” (QS. Al-Furqan (25):30).

Keluhan yang setara dengan pengaduan Nabi kepada Allah di atas, ternyata dikemukakan pula oleh seorang cendekiawan Muslim, yaitu Syaikh Muhammad al-Ghazali. Ia mengatakan bahwa dewasa ini banyak umat Islam yang mendengarkan Al-Quran dengan tenang, tetapi tidak memberikan respon apa pun. Seolah-olah Al-Quran diserukan dan dibicarakan kepada mereka dari tempat yang sangat jauh. Ia pun mengatakan bahwa sangat sulit sekarang ini untuk menemukan orang-orang yang benar-benar berpegang pada al-Quran (Muhammad Al-Ghazali, 1996: 12).

Al-Quran telah memberikan sumbangan yang besar dan kaya terhadap khazanah kebudayaan manusia, khususnya umat Islam, dan masyarakat dunia pada umumnya. Selain Al-Quran berperan sebagai kitab petunjuk, al-Quran juga memuat ajakan kepada umat Islam dan manusia pada umumnya untuk membaca alam dan merenungkan segala rahasia yang terdapat dalam ciptaan Allah. Salah satu faktor penting yang terdapat dalam Al-Quran adalah selain ayat-ayatnya berbicara tentang kehidupan makhluk Allah, Al-Quran juga mengarahkan agar manusia melakukan dialog intelektual dengan seluruh ciptaan Allah tersebut.

Al-Quran telah membuktikan dirinya sebagai kitab petunjuk yang berhasil membentuk kehidupan sosial yang memiliki keseimbangan material dan spiritual. Syarat yang harus ditempuhnya adalah dilakukannya dialog yang kreatif dan terus menerus, sehingga al-Quran menjadi jiwa dalam kehidupan.

Allah menciptakan manusia sudah dilengkapi dengan Petunjuk-Nya, sehingga manusia tidak perlu repot-repot mencari atau menyusun Hukum dalam menjalani hidupnya, bahkan tinggal meneliti dan mempelajari Petunjuk Allah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan Hukum Allah itu menerangkan hal-hal yang berlaku sampai nanti kehidupan di Akhirat. Dalam era globalisasi dan informasi sudah saatnya bagi umat Islam untuk berpikir kritis dan dinamis demi kemajuan Islam.

Hal yang perlu dipahami bahwa sesungguhnya Al Qur’an bukan hanya menerangkan ibadah saja, tetapi lebih jauh dia juga menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu tingkat tinggi yang justru lebih lengkap dan sempurna. Akan tetapi selama ini yang dipelajari para ilmuwan Muslim baru sebatas hal yang berkaitan dengan ibadah, dikiranya Al Qur’an tidak mampu menerangkan hal-hal berkaitan dengan segala yang ada di semesta.

Karena proses dan langkah yang dilakukan oleh orang yang memahami Al Qur’an akan berbeda dengan yang tidak memahami. Setiap orang Islam yang memahami Al Qur’an dalam melakukan penelitian tentang apapun senantiasa mendasarkan Petunjuk Allah dalam Al Qur’an, sehingga semuanya akan berjalan dengan kepastian dan tidak meraba-raba. Sementara orang yang tidak mengenal Al Qur’an akan berjalan dengan mencari-cari dan meraba-raba walaupun akhirnya

Referensi :