Apa makna yang terkandung didalam Surat al-Anfal ayat 60 ?

Surat al-Anfal

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” Surat al-Anfal ayat 60

Apa makna yang terkandung didalam Surat al-Anfal ayat 60 ?

Pada ayat-ayat sebelumnya Allah telah menerangkan bahwa orang kafir telah berkhianat dan mengingkari perjanjian yang telah disepakati dengan kaum muslim dan Allah Swt. menuntun dan mendidik setiap mukmin untuk tidak berlaku khianat dan curang meskipun terhadap musuh bahkan dalam perang yang penuh tipu daya pun dilarang untuk berkhianat. Kemudian dalam ayat ini Allah menerangkan apa yang seharusnya dilakukan kaum mukmin supaya orang kafir tidak memandang ringan dan remeh terhadap kaum muslimin. Sebab, Allah mewajibkan kaum muslim jika dihina dan diremehkan agamanya untuk membela dan mempertahankan agamanya meskipun mengorbankan jiwa dan raga.

Menurut Ibnu Katsir bahwa demi menegakkan agama Allah yang merupakan tujuan dari sabilillah , Allah memerintahkan untuk mempersiapkan peralatan senjata untuk berperang melawan orang-orang musyrik sesuai dengan kemampuan, fasilitas, dan kesanggupan yang ada. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu ‘Ali Tsumamah bin Syafi’ saudara ‘Uqbah bin ‘Amir, Ia pernah mendengar ‘Uqbah menceritakan, bahwa Ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda ketika beliau berada di atas mimbar

Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja yang kalian sanggupi”. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah (melempar), ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Abu Daud).

Ahmad Mustafa Al-Maraghi berpendapat ada dua perkara dalam mempersiapkan perang fi sabilillah :

Pertama, mempersiapkan persiapan sebisa mungkin. Persiapan seperti ini akan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan zaman dan tempat. Kewajiban Muslim pada saat ini ialah membuat senjata, pesawat tempur, bom, tank baja, membuat kapal-kapal perang dan kapal selam, dan lain sebagainya. Lafaz ayat mencakup semua itu, meski belum dikenal pada masa Rasulullah Saw.

  • Kedua, menempatkan pasukan berkuda di pelabuhan dan perbatasan, karena ia merupakan pintu masuk musuh dan tempat penyerangan terhadap Negara. Hikmahnya, supaya umat mempunyai tentara yang selalu siap melindunginya apabila tiba-tiba datang serangan dari musuh. Hal ini akan terpenuhi oleh pasukan kuda karena bergerak secara cepat. Di zaman sekarang ini disesuaikan dengan keahlian kemiliteran yang dimiliki.

Adapun Hadis Rasulullah tenang keutamaannya menjaga perbatasan:

Satu hari mengawal perbatasan perang di jalan Allah, lebih utama dari seribu hari lainnya. Maka setiap orang dari kamu sekalian hendaklah mengoreksi dirinya”. (HR.at-Tirmidzi).”

Sedangkan menurut Buya Hamka ayat ini mengisyaratkan supaya kita selalu bersikap terus, dan terus mengikuti perkembangan persenjataan. Di zaman Rasulullah SAW. sangat penting artinya kuda untuk perang fi sabilillah , Dalam perkembangan zaman sekarang telah muncul kendaraan- kendaraan bermotor untuk perang seperti truk, tank, kendaraan lapis baja, ditambah lagi sekarang dengan kepentingan Angkatan Udara.

Ahli-ahli perjuangan selalu berkata “ The man behind the gun ”. Manusia yang berdiri di belakang senjata. Artinya, bukan senjata yang menentukan dan memutuskan, melainkan yang berdiri di belakang senjata itu. Jadi, kalau cara sekarang hendaklah pemegang senjata itu orang yang ber-ideologi, yang sadar benar untuk apa senjata itu digunakan.

Sedangkan M. Quraish Shihab dalam tafsirnya berkomentar bahwa kekuatan yang dipersiapkan itu bukan untuk menindas atau menjajah, tetapi untuk menghalangi pihak lain yang bermaksud melakukan agresi.

M. Hasbi ash-Shiddiqi menambahkan, ayat ini menjelaskan apa yang wajib dilakukan oleh para mukmin. Dengan memperbanyak alat-alat persenjataan menyebabkan musuh tidak berani menyerang, baik musuh- musuh yang sudah dikenal ataupun yang belum dikenal.

Segala apa pun yang dibelanjakan atau dinafkahkan untuk kepentingan persiapan perang fi sabilillah baik sedikit atau banyak, maka pengorbanan itu tidak akan disia-siakan Allah SWT. dan tidaklah akan teraniaya melainkan untuk keselamatan masyarakat karena apabila selalu siap-sedia maka kita terhindar dari khianat dan kebinasaan oleh musuh. Kata orang sekarang, “ kita tidak akan mati konyol”

Referensi : Taufiq Ali Wahbah, Jihad dalam Islam, (Jakarta: Media Dakwa, 1985).