Apa makna yang terkandung dalam lukisan “Dulu Disanjung Kini Dilupai” karya Azimuddin?

image

Dulu Disanjung Kini Dilupai - oil & acrylic on canvas - 122 x 153 cm – 2013

Apa makna yang terkandung dalam lukisan “Dulu Disanjung Kini Dilupai” karya Azimuddin ?

“Dulu Disanjung Kini Dilupai”

Subjek tepak sirih dalam karya ini dikaitkan dengan makna dan simbol yang tersirat pada 3 kelopak bunga kamboja dalam karya ini. Bunga kamboja biasanya terdapat di tanah perkuburan. Makna bunga kamboja merujuk kepada kematian serta kesedihan dan dalam masa yang sama wujud perasaan sayang kepada sesuatu atau seseorang.

Ini dapat dikaitkan dengan keadaan sekarang yang berlaku dengan kesenian budaya tradisi orang melayu yaitu tepak sirih yang dahulunya disanjung tetapi kini dilupakan seolah-oleh telah mati. Namun dalam masa yang sama masih terdapat individu yang masih sadar dan menyayangi akan kepentingan warisan kesenian ini.

Dahulu tepak sirih ini menjadi komponen penting dalam budaya dan kehidupan seharian orang melayu kini semakin terpinggir. Ia hanya digunakan pada saat kegiatan adat perkawinan maupun sebagai hiasan semata-mata tanpa didalami makna dan falsafah dibalik tepak sirih itu.

Sebuah bakat seni muda yang menjanjikan untuk bersinar, Azimuddin Abd. Manaf yang lahir pada tahun 1990 di malaysia ini telah berpartisipasi dalam berbagai pameran kelompok dalam beberapa tahun terakhir, dan telah memenangkan sejumlah penghargaan dalam karir mudanya. Beberapa waktu yang lalu, Azimuddin terpilih sebagai finalis Top 10 dalam Kompetisi Seni Tahunan Nando. Pemilihan karya dalam pameran ini menampilkan keterampilan realis nya, serta eksplorasi dan eksperimentasi gaya tematik baru.

  • Karya ini merupakan apresiasi seni kraftangan melayu yaitu tepak sirih yang kian dilupakan. Kain songket digunakan sebagai alas bagi tepak sirih sebenarnya bertujuan untuk mengangkat martabat kesenian kebudayaan orang melayu. Jika diperhatikan secara terperinci pula, tepak sirih ini kelihatan retak pada bagian tengah dan ia saling berkait dengan tulisan yang terpapar pada keratan akbar dalam karya ini yaitu “cinta tak direstui punca kes cerai pasangan muda”, petikan daripada akhbar Berita Harian.

  • Menurut falsafah melayu, tepak atau puan sebenarnya merupakan simbolik pada kekuatan sebuah keluarga dan bangsa melayu. Retak yang kelihatan pada tepak sirih itu merupakan metafora kepada institusi kekeluargan di negara kita yang semakin rapuh. Lebih membimbangkan apabila kumpulan usia terbesar pasangan yang bercerai dari hari kehari terdiri daripada golongan muda. Seterusnya tepak sirih yang retak juga sebenarnya melambangkan kekuatan bangsa melayu kita tidak kukuh sehingga retak karena masyarakat melayu sendiri yang mengabaikan kesenian budaya ini sehingga sukar untuk melihat penggunaan tepak sirih dalam kehidupan keseharian.