Kata wudu atau wudhu’ merupakan istilah yang dipakai untuk bebersih/bersuci. Kata ini bersifat umum meliputi makna syar’i (pengertian secara syariat), karena pengertiannya secara syariat adalah bebersih/bersuci secara khusus, baik itu secara inderawi (konkrit) ataupun abstrak (Jaziri, 200).
Sedangkan menurut Zuhaili (2002) wudu menurut syara’ yaitu bebersih dengan cara yang khusus disertai dengan niat. Para ahli Fikih mengartikan wudu sebagai pekei:jaan menggunakan air yang dibasuh-kan pada anggota-anggota badan tertentu yang diawali clengan niat dise11ai cara yang khusus. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Alquran Al-Maidah 5: 6
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Cara khusus ini menjelaskan akan pentingnya wudu dilihat dari segi inderawi supaya wudunya menjadi sempuma dan tidak meninggalkan sedikit pun faktor-faktor yang menjadikan wudu sah. Wudu secara maknawiyyah sebagai pelebur setiap dosa-dosa yang dilakukan oleh umat muslim sehingga ada anjuran teliti dan tidak bertindak lalai. Selain itu, pada setiap basuhan terkandung doa-doa yang dapat menghilangkan dosa kecil.
Hal itu telah 37 dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya,
"Apabila seorang muslim sedang berwudu, saat ia membasuh wajah, maka keluarlah setiap dosa-dosa yang dibuat oleh kedua matanya dari wajahnya bersama tetesan air yangjatuh. Saal ia memba-suh kedua tangan, maka keluarlah setiap dosa-dosa yang dilakukan kedua tangannya bersama dengan tetesan yang terakhir. Saat membasuh kedua kakinya, maka keluarlah pula dosa-dosa yang dilakukan kedua kakinya bersama tetesan air sehingga ia terbebas dari dosa-dosa sehabis berwudu. "
Dalam berwudu. pada tiap-tiap basuhan mulai niat hingga selesai, seorang mukmin seialu memanjatkan doa-doa. Hal itu tidak lain adalah untuk memberikan kekhusyu-kan dan ritual dalam melaksanakan wudu (Ghazali, 1998).
Cara Wudu
Secara rincinya, cara wudu dijelaskan sebagai berikut :
-
Membaca basmalah, karena sesuatu yang diawali dengan bacaan basmalah akan membuahkan basil yang baik.
-
Berkumur sebanyak tiga kali, kemudian membersihkan lubang hidung sebanyak tiga kali juga.
-
Membasuh wajah 1 tiga kali, diawali dari permukaan dahi (tempat tumbuhnya rambut) sampai ke ujung dagu bagian depan, dan dari telinga kiri kanan sampai telinga kiri, seraya membaca niat wudu seperti lafal berikut :
*“Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil fardu karena Allah Ta’ala”
Lafal di atas adalah lafal yang biasa dipakai. Sebenarnya lafal wudu itu boleh berupa apa saja asal tidak menghilangkan makna hadas (Ghazali, 1998)
-
Membasuh kedua tangan hingga siku-siku sebanyak tiga kali, dengan mendahulukan tangan kanan.
-
Mengusap sebagian rambut tiga kali, dengan cara membasahi kedua telapak tangan terlebih dahulu.
-
Mengusap kedua telinga sebanyak tiga kali, dengan cara memasukkan kedua jari telunjuk kedalam dua lubang telinga, lalu usaplah bagian luar daun telingamu dengan ibu jari bagian dalam.
-
Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, dengan mendahulukan kaki kanan daripada kaki kiri.
-
Setelah membasuh kedua kaki, maka berdoalah kepada Allah dengan meminta segala ampunan dari-Nya.
Hikmah Wudu
Adapun wudu memiliki beberapa hikmah, antara lain :
“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudu.” (HR Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)
Rasulullah Saw bersabda
"Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajatnya! Para Sahabat berkata, “Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah SAW, 'Menyernpurnakan wudu walaupun dalam kondisi sulit, memperbanyak jalan ke masjid, dan menunggu salat setelah salat, maka itulah yang disebut dengan ar-Ribath.” (HR Muslim no. 251 ).
Hamka menjelaskan bahwa keutamaan wudu tidak hanya membersihkan anggota yang kotor pada bagian lahirnya saja, Akan tetapi, bagian yang batin juga harus dibersihkan (Syazuan, 2008).