Apa makna persaudaraan dan persahabatan dalam Islam ?

Persahabatan dalam Islam

Apa makna persaudaraan dan persahabatan dalam Islam ?

Persaudaraan (ukhuwwah) dalam Islam dimaksudkan bukan sebatas hubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud dengan persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat oleh tali aqidah (sesama muslim) dan persaudaraan karena fungsi kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah Swt.). Kedua persaudaraan tersebut sangat jelas dicontohkan oleh Rasulullah saw., yaitu mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anșar, serta menjalin hubungan persaudaraan dengan suku­suku lain yang tidak seiman dan melakukan kerja sama dengan mereka.

Arti persaudaraan tersebut ialah bahwa yang kuat menolong yang lemah yang kaya mengasihani yang miskin dan yang berdaya serta bertenaga membantu yang sudah tidak berdaya dan tak bertenaga. Inilah arti satu-satunya dari kata “bersaudara” yang termaksud dalam ayat tersebut di atas, sebagaimana diperjelas oleh ayat di bawah ini:

“Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (Al-Maidah 54).

Allah menyebut di antara sifat-sifatnya orang-orang mu’min ialah bahwa mereka bersikap lemah lembut, berkasih sayang satu terhadap yang lain sebagaimana dipertegas lagi dalam ayat ini:

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al-Fat’h 29).

Referensi :

Dalam sebuah hadis yang menerangkan tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari yang tiada naungan kecuali naungan Allah, Rasulullah saw menyebutkan salah satu di antaranya adalah,

“Dan dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya.”(HR Bukhari dan Muslim).

Dan di dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman,

“Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, berhak atas kecintaan-Ku….”(HR Malik dan Ahmad).

Muhammad bin Munkadir ketika ditanya tentang kenikmatannya dalam kehidupan ini, beliau menjawab, “Ketika bertemu dengan saudara-saudara (sahabat-sahabat), dan membahagiakan mereka.” Al-Hasan berkata,

“Kami lebih mencintai sahabat-sahabat kami dari pada keluarga kami, karena sahabat-sahabat kami mengingatkan kami akan kehidupan akherat, sedangkan keluarga kami mengingatkan kami akan kehidupan dunia.”

Khalid bin Shafwan berkata,

“Orang yang lemah adalah yang sedikit menjalin persaudaraan.”

Umar bin khaththab pernah berkata,

“Bertemu dengan para ikhwah atau shahabat bisa menghilangkan kegalauan dan kesedihan hati.”