Apa makna nama-nama Bulan dalam Bulan Hijriah ?

Kalender Hijriah

Kalender Hijriah atau Kalender Islam adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya.

Apa makna nama-nama Bulan dalam Bulan Hijriah ?

Pada dasarnya penamaan tentang bulan-bulan hijriah ini sudah ada sebelum Islam datang. Orang-orang Arab memberi nama bulan-bulan mereka dengan melihat keadaan alam dan masyarakat pada masa-masa tertentu sepanjang tahun.

Berikut makna bulan Hijriyah dari Muharram sampai Dzulhijjah dibawah ini:

  • Muharram artinya yang diharamkan atau yang menjadi pantangan.
    Penamaan Muharram, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah atau berperang. Larangan tesebut berlaku sampai masa awal Islam.

  • Saffar yang berarti kosong.
    Penamaan Saffar, karena pada bulan itu semua orang laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga dan berperang, sehingga pemukiman mereka kosong dari orang laki-laki.

  • Rabi’ul Awwal yakni rabi’ artinya menetap dan awwal artinya pertama.
    Maksudnya masa kembalinya kaum laki-laki yang telah meninggalkan rumah atau merantau. Jadi awal menetapnya kaum laki-laki di rumah. Pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam, antara lain: Nabi Muhammad Saw. lahir, diangkat menjadi Rasul, melakukan hijrah, dan wafat pada bulan ini juga.

  • Rabi’ul Akhir yang berarti masa menetapnya kaum laki-laki untuk terakhir atau penghabisan.

  • Jumâdil Awwal yakni jumâdi yang artinya kering dan awwal artinya pertama.
    Penamaan Jumâdil Awwal, karena bulan ini merupakan awal musim kemarau, di mana mulai terjadi kekeringan.

  • Jumâdil Akhir yang artinya musim kemarau yang penghabisan.
    Dinamakan demikian dikarenakan bulan ini merupakan akhir dari penghabisan musim kemarau.

  • Rajab yang berarti mulia.
    Rajab terdiri dari tiga huruf akronim yaitu : Ra dari kalimah rahmatullah (rahmat Allah), Jim dari kalimah jinayatul 'abd (kesalahan hamba Allah), dan Ba dari kalimah birrullah (kebajikan Allah). Bulan Rajab disebut juga dengan nama Al-Summun artinya tuli. Tuli disini bermakna tidak dapat mendengar bunyi senjata karena peperangan diharamkan sepanjang bulan Rajab.

    Rajab juga berarti yang berarti mulia. Penamaan Rajab, karena bangsa Arab tempo dulu sangat memuliakan bulan ini, antara lain dengan melarang berperang. Bulan ini juga dinisbatkan kepada suku Mudhar, karena suku ini sangat komitmen dalam mengagungkan bulan Rajab, berbeda dengan suku- suku lainnya.

  • Sya’ban yang artinya berkelompok.
    Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan ini lazimnya berkelompok mencari nafkah. Peristiwa penting bagi umat Islam yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah (Baitullah).

  • Ramadân yang berarti sangat panas
    Bulan Ramadhan merupakan satu-satunya bulan yang tersebut dalam Al- Quran, Satu bulan yang memiliki keutamaan, kesucian, dan aneka keistimewaan. Hal itu dikarenakan peristiwa-peristiwa penting seperti: Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran pertama kali, ada malam Lailatul Qadar, yakni malam yang sangat tinggi nilainya, karena para malaikat turun untuk memberkati orang-orang beriman yang sedang beribadah, bulan ini ditetapkan sebagai waktu ibadah puasa wajib, pada bulan ini kaurn muslimin dapat rnenaklukan kaum musyrik dalarn perang Badar Kubra dan pada bulan ini juga Nabi Muhammad Saw. berhasil mengambil alih kota Mekkah dan mengakhiri penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum musyrik.

  • Syawwâl yang artinya kebahagiaan.
    Maksudnya kembalinya manusia ke dalam fitrah (kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar zakat serta saling bermaaf-maafan. Itulah yang mernbahagiakan.

  • Dzulqa’dah yakni dzul artinya pemilik dan qa’dah artinya duduk.
    Penamaan Dzulqaidah, karena bulan itu merupakan waktu istirahat bagi kaum laki-laki Arab dahulu. Mereka menikmatinya dengan duduk-duduk di rumah.

  • Dzulhijjah yang berarti yang menunaikan haji.
    Penamaan Dzulhijjah, dikarenakan pada bulan ini umat Islam sejak Nabi Adam as. menunaikan ibadah haji.

Referensi: Luwis Ma’luf, Munjid , Beirut: Dar al-Masyrik, Cet. 17, 1986