Apa makna dari istilah Sangkan Paran Paraning Dumadi?

Sangkan Paran paraning dumadi

Sangkan Paran paraning dumadi atau disebut inalillahi wa innailaihi rojiun adalah istilah yang biasa digunakan orang jawa untuk mempertanyakan asal usulnya dan kemana tujuan akhir didalam kehidupan. Apa maknanya ?

Sangkan paraning dumadi adalah ilmu tentang mengenal jati diri pribadi. Pada prinsipnya sangkan paraning.dumadi itu adalah tentang mengenal asal usul manusia.

Asalnya darimana, prosesnya seperti apa, lalu hasilnya bagaimana. Inilah tentang sangkan paraning dumadi.

Sangkan paraning dumadi meliputi berbagai aspek.kehidupan manusia. contoh sederhana saja, tentang.makanan yang kita makan pun ada sangkan paraning dumadi, makanan darimana, masuk kedalam kita, hasilnya menjadi apa.
Dalam sikap hidup dan segala perbuatan kita pun ada sangkan paraning dumadi, perbuatan apa yang kita lakukan, prosesnya spt apa, hasilnya bagaimana.

Dalam sangkan paraning dumadi kita mengenal, input ==> proses ==> output. segala hasil perbuatan kita akan kembali kepada diri kita pribadi dalam wujud-wujud lain yang setara/setimpal. Kalau tidak ingin dicubit yah jangan pernah nyubit orang.

Ketika sangkan paraning dumadi dirunut dalam proses adanya diri yang lebih jauh lagi, anda tak akan heran, bahwa generasi muda sekarang banyak yang berakhlak minus, lalu seolah orang tua menyalahkan, padahal mrk itu adalah hasil benih dari para org tua sendiri.

Sebenarnya anak nakal adalah salah orang tua sendiri, dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

  1. Mereka (para org tua) tidak menjadi kualitas bibitnya dari awal muda dahulu. Sebab mungkin diantara mereka memakan makanan yang dari hasil rizki yang tercampur kotoran.

  2. Mereka memberi makanan anaknya dari hasil yang bercampur unsur-unsur ketidak jujuran, korupsi, mencuri2 dan sebagainya…

Sangkan paraning dumadi mesti difahami dan benar-benar diperhatikan oleh orang-orang. Perbuatanmu hari ini, akan menurun juga kepada anak atau cucumu kelak, sebab mata rantai dari proses itu. Ketika kakek-kakekmu dahulu telah banyak tercemar, maka orang tuamu juga ikutan tercemar dan menambah pencemaran itu, hasilnya adalah dirimu ikutan tercemar, lalu engkau malah menambah pencemaran itu, lalu anak cucumu akan jauh lebih tercemar lagi.

Ketika faham sangkan paraning dumadi ini, engkau akan faham bahwa engkau seolah “satu tubuh” dengan generasi di atasmu dan generasi dibawahmu.

“Apakah tujuan akhir dari hidup anda?” Buat apa hidup kalo cuma inalilahi kan heuheue

Jawaban bahwa surga adalah tujuan akhir, tak pernah bisa memuaskan dahaga batinku… “Apakah aku hanya hidup, trus mati, lalu masuk surga atau neraka, apa hidup hanya seperti itu saja??” pikirku dahulu… makin lama surga tidak begitu menarik bagiku, aku membayangkannya spt kebun binatang taman safari, dimana disediakan makan dan minum lezat dan pasangan, tapi tidak bebas dan terpenjara didalamnya.

Aku tak melihat tujuan lain dari hidup ini yang benar-benar memuaskan dahaga batin, kecuali suatu cita-cita luhur utk kembali kepada Allah, sebab aku tak keberatan lenyap tanpa sisa…

Makin lama makin terang bahwa tak sepatutnya aku menginginkan masuk surga bagiku, tapi biarlah surga itu yang masuk didalamku…

Ini adalah hal lumrah yg manusia akan di pertanyakan sejatinya ngapian hidup kalo mati gitu kan maka mas tanamkan cinta yang tinggi agar berjumpa kepada Allah bukan berjumpa kepada surga atau neraka anggaplah Allah itu menunggu kita dengan ujian yang sedemikian rupa agar kalian paham Allah memilihmu untuk bertemu bukankah sang kekasih akan selalu mnguji agar kembali

heuheuheu​:rose::sparkling_heart::sparkling_heart::pray:

Mursyid Syech Muhammad Zuhri