Apa makna bunga Kamboja bagi orang Bali?

Bunga tak sekedar sarana untuk menegaskan pernyataan cinta atau kasih sayang saja. Di Bali, masyarakatnya menghargai bunga sebagai entitas alam yang memiliki kekuatan. Sebut saja Bunga Kamboja, dalam setiap ritus ritual upacara umat Hindu di Bali, mereka menggunakan Bunga Kamboja. Tak hanya upacara Ngaben, atau pemujaan terhadap dewa dan dewi, bunga hadir begitu sakral sebagai sarana komunikasi di setiap kesempatan, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi, apa sih makna bunga dalam ritus sakral ketika umat Hindu melaksanakan upacara pemujaan? Bunga kamboja memiliki dua peranan penting dalam agama Hindu, yakni sebagai simbol Dewa Siwa dan sebagai sarana sembahyang semata. Sebagai simbol Dewa Siwa, bunga diletakkan tersembul pada ujung kedua telapak tangan yang dicakupkan pada saat menyembah. Setelah selesai menyembah, bunga biasanya ditajukan di atas kepala (rambut) atau diselipkan di telinga. Sebagai sarana sembahyang, bunga dipakai untuk mengisi upacara atau sesajen yang akan dipersembahkan kepada Tuhan atau roh suci leluhur.

Bunga kamboja digunakan untuk menunjukkan kesucian hati saat memuja Sang Hyang Widi Wasa serta sinar suci-Nya, para leluhur dan para Rsi (guru dalam bidang spiritual). Selain bunga kamboja, ada bunga lain yang bisa digunakan untuk upacara menggantikan bunga kamboja, yang penting bunga-bunga terpilih tersebut mewakili warna-warna berikut ini:

  1. Bunga berwarna putih, sebagai simbol memuja Hyang Widhi dengan sebutan Iswara, memiliki kekuatan seperti Badjra, memancarkan sinar berwarna putih (netral).

  2. Bunga berwarna merah, sebagai simbol untuk memuja Hyang Widhi dengan sebutan Brahma, memiliki kekuatan seperti gada yang memancarkan sinar warna merah.

  3. Bunga berwarna hitam, sebagai simbol untuk memuja Hyang Widhi dengan sebutan Wisnu, yang memiliki senjata cakra dan memancarkan sinar berwarna hitam.

  4. Bunga berwarna kuning, sebagai simbol untuk memuja Hyang Widhi dengan sebutan Mahadewa atau Dewa Siwa yang memiliki kekuatan nagapasa, yang memancarkan sinar berwarna kuning.

Berdasarkan filosofi Hindu, pohon kamboja di Bali berbunga pada sasih kapat (bulan purnama ke empat) yang merupakan bulan baik. Bunga tersebut juga dianggap sebagai “sari alam”, jadi bunga kamboja dapat diartikan sebgai sari alam yang membawa pencerahan dan sari-sari kebaikan.

Bunga kamboja dan masyarakat Bali tidak terpisahkan. Kalau Anda berwisata ke Bali dan melihat di berbagai sudut kota tumbuh pohon Kamboja terutama di Pura, Anda tak perlu heran. Silahkan saja menginjakkan kaki di Pura Ulun Danu, Pura Gelgel, Pura Tanah Lot, dan Pura Besakih, untuk melihat betapa tumbuhan bunga kamboja sangat dirawat.