Apa keluaran atau output dari Risk Response Planning?

Respons risiko

Perencanaan respons risiko mengacu khusus pada tindakan mengembangkan dan mendaftarkan serangkaian opsi dengan harapan mengurangi ancaman yang mungkin ada untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Apa keluaran yang dihasilkan setelah kita melakukan risk response planning ?

Identification of residual risks
Risiko residual adalah risiko yang tersisa setelah tindakan 4T diambil. Ini mungkin juga termasuk risiko kecil yang telah diterima dan diatasi, misalnya, dengan menambahkan jumlah kontinjensi ke biaya atau waktu proyek yang diizinkan.

Identification of secondary risks
Risiko yang timbul sebagai akibat langsung penerapan respons risiko 4T disebut sebagai risiko sekunder. Setelah mengidentifikasi ini maka tanggapan yang sesuai perlu direncanakan dan dikelola.

Detail contractual agreements
Perjanjian kontrak dapat dimasukkan untuk menentukan tanggung jawab masing-masing pihak atas risiko tertentu jika terjadi. Ini juga akan mencakup asuransi dan barang-barang lain yang sesuai untuk menghindari atau mengurangi ancaman.

Identify contingency
Jumlah cadangan kontingensi perlu dialokasikan. Analisis probabilistik proyek dan ambang batas risiko membantu manajer proyek untuk menentukan jumlah kemungkinan yang diperlukan untuk mengurangi risiko overruns tujuan proyek ke tingkat yang dapat diterima oleh organisasi.

Detail inputs to other processes
Sebagian besar tanggapan terhadap risiko melibatkan pengeluaran waktu tambahan, biaya atau sumber daya dan memerlukan tingkat jaminan bahwa pengeluaran dibenarkan untuk tingkat pengurangan risiko. Strategi alternatif harus dimasukkan kembali ke dalam proses yang sesuai di area berpengetahuan lain.

Detail inputs to a revised project plan
Hasil dari proses perencanaan respons harus dimasukkan ke dalam rencana proyek untuk memastikan bahwa tindakan yang disepakati dilaksanakan dan dipantau sebagai bagian dari keseluruhan proyek.

Sumber gambar & referensi

https://kidshelpline.com.au/sites/default/files/bdl_image/header-YA-RT.png
http://www.gpmfirst.com/books/risk-and-financial-management-construction/risk-response-planning-monitoring-and-control

Yang menjadi Output dari Plan risk response, antara lain:

  • Schedule Management Plan : perubahan jadwal yang sebelumnya dikarenakan risk response yang memengaruhi aspek waktu.

  • Cost Management Plan : perubahan apabila strategi risk response membutuhkan biaya tambahan, atau bahkan dapat menghemat biaya.

  • Quality Management Plan : Pembaharuan ini dikarenakan perubahan proses dan praktik akibat risk response. Toleransi dapat dilakukan di berbagai titik.

  • Procurement Management Plan : Perubahan dalam risk response dapat memengaruhi keputusan dalam pembelian, atau penjualan aset.

  • Human Resource Management Plan : Perencanaan Sumber daya manusia diperbaharui mengacu pada struktur organisasi dan sumber daya yang berubah karena respon resiko yang dilakukan.

  • Scope Baseline : Perubahan batasan karena respon dilakukan.

  • Schedule baseline : karena ada aktivitas baru yang dilakukan, kemungkinan batasan jadwal diubah (kemungkinan mundur)

  • Cost Baseline : Respon yang dilakukan dapat memengaruhi biaya, dimana perusahaan dituntut untuk merubah batasan biaya yang dapat dikeluarkan.

Banyak bagian lain pada dokumen yang dapat berubah tergantung Respon yang diambil.

Sumber : A Guide To The Project Management Body of Knowledge 5th Edition

  1. Identifikasi risiko residual : Risiko residual adalah risiko yang tersisa setelah tindakan 4T telah dilakukan. Risiko ini mungkin juga termasuk risiko kecil yang telah diterima dan diatasi, misalnya, dengan menambahkan jumlah kontinjensi ke biaya atau waktu proyek yang diizinkan.

  2. Identifikasi risiko sekunder : Risiko sekunder adalah risiko yang timbul sebagai akibat langsung penerapan respons risiko 4T. Setelah mengidentifikasi ini maka tanggapan yang sesuai perlu direncanakan dan dikelola.

  3. Detail perjanjian kontrak : Perjanjian kontrak dapat dimasukkan untuk menentukan tanggung jawab masing-masing pihak atas risiko tertentu jika hal itu terjadi. Ini juga akan mencakup asuransi dan barang-barang lain yang sesuai untuk menghindari atau mengurangi ancaman.

  4. Identifikasi kemungkinan : Jumlah cadangan kontijensi yang mungkin diperlukan perlu dialokasikan. Analisis probabilistik proyek dan ambang batas risiko membantu manajer proyek untuk menentukan jumlah kemungkinan yang diperlukan untuk mengurangi risiko yang berlebihan dari tujuan proyek ke tingkat yang dapat diterima oleh organisasi.

  5. Detail masukan/input ke proses lain : Sebagian besar tanggapan terhadap risiko melibatkan pengeluaran waktu tambahan, biaya atau sumber daya dan memerlukan tingkat jaminan bahwa pengeluaran dibenarkan untuk tingkat pengurangan risiko. Strategi alternatif harus dimasukkan kembali ke dalam proses yang sesuai di area berpengetahuan lain.

  6. Detail masukan/input untuk rencana proyek yang direvisi : Hasil dari proses perencanaan respons harus dimasukkan ke dalam rencana proyek untuk memastikan bahwa tindakan yang disepakati dilaksanakan dan dipantau sebagai bagian dari keseluruhan proyek.

http://www.gpmfirst.com/books/risk-and-financial-management-construction/risk-response-planning-monitoring-and-control

Saya akan coba bantu jawab pertanyaan anda.Pertanyaan anda berkaitan dengan Risk Response Planning dalam sebuah Risk Management Plan. Risk Response Planning adalah tahapan yang ditandai dengan dibangunnya dokumen yang bernama Risk Management Plan (RMP). Dimana dalam tahapan ini merupakan proses dimana kita mencoba untuk mengembangkan pilihan-pilihan dan aksi untuk menambah kesempatan atau opportunities dan untuk mengurangi ancaman dalam suatu project dengan menyiapkan segala hal yang akan dilakukan untuk merespon ancaman-ancaman tersebut.

Lalu bagaimana dengan output yang harus dihasilkan dari sebuah Risk Response Planning?

Dapat saya jabarkan bahwa output tersebut meliputi diantaranya,

  1. Identifikasi dari Sisa-sisa Risiko
    Ini mungkin juga mencakup risiko kecil yang telah diterima dan ditangani, misalnya dengan menambahkan jumlah kontinjensi pada biaya atau waktu proyek yang diperbolehkan.Sehingga dalam hal ini Risk Response Planning memberikan sebuah cara-cara untuk merespon ancaman kecil atau sisa-sisa dari ancaman besar yang ada.

  2. Identifikasi dari Risiko Sekunder
    Sebuah respon terhadap Risiko yang timbul sebagai akibat langsung penerapan respons risiko disebut sebagai risiko sekunder. Setelah mengidentifikasi, tanggapan yang tepat ini perlu direncanakan dan dikelola akibat yang akan ditimbulkan dari respon yang telah kita berikan terhadap risiko utama.

  3. Perjanjian Kontrak Yang Lebih Terperinci
    Perjanjian kontrak dapat dimasukkan untuk menentukan tanggung jawab masing-masing pihak atas risiko spesifik jika terjadi. Ini juga mencakup asuransi dan barang lain yang sesuai untuk menghindari atau mengurangi ancaman.

  4. Mengidentifikasi Kemungkinan Yang Terjadi
    Jumlah cadangan kontinjensi yang mungkin diperlukan harus dialokasikan. Analisis probabilistik pada sebuah proyek dan toleransi risiko membantu manajer proyek untuk menentukan jumlah kontinjensi yang diperlukan untuk mengurangi risiko yang berlebihan, dari tujuan proyek ke tingkat yang dapat diterima oleh organisasi.

  5. Input Yang Detail Untuk Masing-Masing Proses
    Sebagian besar respons terhadap risiko melibatkan pengeluaran tambahan waktu, biaya atau sumber daya dan memerlukan sebuah kepastian bahwa pengeluaran dapat dibenarkan untuk pengurangan risiko.Akan tetapi Strategi alternatif harus diberikan kembali ke proses yang sesuai di bidangnya.Artinya setiap input yang diberikan terhadap suatu proses penanganan ancaman terhadap ancaman lain,nanti akan kembali kepada tempat dimana inputan tersebut harus di pakai.

Jadi demikian beberapa output yang dapat dihasilkan dengan adanya sebuah risk response planning,yang mana tiap-tiap point diatas akan lebih memberikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan ketika kita menghadapi sebuah risiko namun tidak hanya meresponse risiko didepan mata saja,namun juga risiko apa yang akan terjadi apabila kita melakukan suatu langkah untuk menangani risiko.

Sehingga tentu kita akan sadar bahwa perlakuan kita terhadap suatu risiko juga akan menimbulkan risiko baru yang mungkin nantinya akan muncul,jadi perlu adanya suatu tindakan yang sudah terencana hingga risiko tersebut sampai pada suatu risiko yang dapat diterima oleh organisasi atau suatu perusahaan.

Referensi :

Plan Risk Responses dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko terhadap proyek, dan juga menghilangkan peluang untuk meningkatkan dampaknya dari resiko tersebut pada proyek.

Plan Risk Responses sendiri dilakukan diawal pembuatan sebuah proyek atau sebelum diluncurkan. Dalam melakukan Plan Risk Responses, ada beberapa strategi untuk melakukan Plan Risk Responses yaitu Avoid, Mitigate, Transfer dan Accept. Tujuan yang sama ketikan melakukan Plan Risk Responses meskipun menggunakan strategi yang sama. Tujuan atau Output melakukan Plan Risk Responses adalah :

  • Perusahaan diaharapkan mendapatkan dan memiliki daftar resiko
  • Setelah itu perusahaan diharapkan memiliki rencana manajemen resiko
  • Perusahaan akan sadar bahwa perlu dilakukan pembaruan pada dokumen proyek dimana resiko dapat mempengaruhi rencana sebuah proyek

Referensi :

Ada 2 output yang dihasilkan dari Plan Risk Responses

  1. Project Management Plan Updates
    Risk management plan yang menentukan bagaimana semua risiko akan dikelola perlu diperbarui sebagai hasil dari melakukan identifikasi risk responses. Bagian lain dari project management yang mungkin perlu diperbarui seperti jadwal, biaya rencana dan baselines.

  2. Project Document Updates
    Project document updates atau dokumen pembaruan proyek termasuk communication management plan. Kegiatan yang diperlukan untuk secara efektif mengikutsertakan stakeholder juga harus ditambahkan ke dokumen proyek.

http://www.learncertification.com/study-material/plan-risk-responses-outputs