Apa Itu Sintaksis?

image
Salah satu cabang ilmu linguistik mikro adalah sintaksis. Secara sederhana, sintaksis digunakan untuk membedah bahasa secara struktural.

Bagaimanakah penjelasan lebih detail mengenai sintaksis?

Pengertian Sintaksis

Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan tattein yang berarti “menempatkan”. Secara etimologis, sintaksis berarti menempatkan bersama-bersama kata-kata atau kelompok kata menjadi kalimat (Ahmad dalam Putrayasa, 2008: 1). Banyak pakar memberikan definisi mengenai sintaksis ini.

Ramlan dalam (Putrayasa, 2008:1) mengatakan, bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.

Verhaar menyatakan bahwa, sintaksis adalah tatabahasa yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan. Sintaksis berurusan dengan tatabahasa di antara kata-kata dalam tuturan (1999: 161).

Sintaksis merupakan cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar, atau antara satuansatuan yang lebih besar itu dalam bahasa. Morfologi, bersama-sama dengan sintaksis, merupakan tataran ilmu bahasa yang disebut ilmu bahasa atau gramatika. Morfologi juga disebut tata kata atau tata bentuk merupakan studi gramatikal struktur internal kata, sedangkan sintaksis yang juga disebut tata kalimat merupakan studi gramatikal mengenai kalimat. Batasan antara morfologi dan sintaksis di atas hanya sebagai pegangan dasar saja, sebab sebenarnya batas kedua wilayah studi itu tidaklah tegas. Sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabungkan kata menjadi kalimat, Stryker dalam (Tarigan, 2009: 4).

Menurut Blonch dan Trager (dalam Tarigan, 2009: 4), analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas disebut sintaksis. Sedangkan, menurut Ramlan dalam Keraf, sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frase dan kalimat (2009: 4). Berdasarkan pernyataan-pernyataaan dan batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu tata kalimat yang membahas susunan kalimat dan bagiannya; lingkungan gramatikal dari suatu unsur bahasa yang menentukan fungsi, kategori, dan peran unsur tersebut.

Menurut Chaer (994:206), bahwa yang biasa dibicarakan yaitu:

  • Struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis; serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu;
  • Satuan-satuan sintaksis yang berupa frasa, klausa, kalimat, dan wacana;
  • Hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah modus, aspek, dan sebagainya.

Pola Sintaksis

Pola Sintaksis adalah struktur, urutan, tatanan kalimat yang membahas susunan kalimat dan bagiannya; lingkungan gramatikal dari suatu unsur bahasa yang menentukan fungsi, kategori, dan peran unsur tersebut.

Menurut Chaer (994:206), bahwa yang biasa dibicarakan yaitu:

  • Struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis; serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu;
  • Satuan-satuan sintaksis yang berupa frasa, klausa, kalimat, dan wacana;
  • Hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah modus, aspek, dan sebagainya. Pola sintaksis juga berupa analisis kalimat berdasarkan jenis kalimat, antara lain kalimat tak lengkap, kalimat tunggal, kalimat majemuk, kalimat berdasarkan bentuk sintaksis (kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif, kalimat imperatif).

Alwi menyatakan bahwa istilah kalimat mengandung unsur paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi telah dibubuhi intonasi atau tanda baca (2003: 39). Menurut Alwi dkk. (2003: 35-39), kalimat berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tiap kata dalam kalimat mempunyai tiga klasifikasi, yaitu berdasarkan ** kategori sintaktis, fungsi sintaktis, dan peran semantisnya.**

Kategori Sintaktis

Sering pula disebut dengan kategori atau kelas kata. Dalam bahasa Indonesia terdapat empat kategori sintaktis yang utama, yaitu verba (kata kerja), nomina (kata benda, adjektiva (kata sifat), dan adverbial (kata keterangan).

Fungsi sintaktis

Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaktis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa Indonesia adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Disamping itu terdapat fungsi lain yaitu fungsi atributif (yang menerangkan), fungsi koordinatif (yang menggabungkan secara setara), subordinatif (yang menggabungkan secara bertingkat).

Berikut ini penjelasan mengenai fungsi sintaksis menurut Alwi dkk. (2003: 326).

  • Fungsi Predikat
    Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai dengan konstituen subjek di sebelah kiri, jika ada, konstituen objek, pelengkap, dan/ atau keterangan wajib disebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional, di samping frasa verbal dan frasa adjektival.

  • Fungsi Subjek
    Subjek merupakan fungsi sintaksis terpenting yang kedua setelah predikat. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Pada umumnya subjek berada di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek panjang dibandingkan dengan unsur predikat, subjek sering juga diletakkan di akhir kalimat. Subjek pada kalimat imperatif adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir. Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan.

  • Fungsi Objek
    Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah predikatnya. Dengan demikian, objek dapat dikenali dengan meperhatikan jenis predikat yang dilengkapinya dan ciri khas objek itu sendiri. Verba transitif biasanya ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika di pasifkan. Potensi objek menjadi subjek apabila kalimat itu dipasifkan itu merupakan ciri utama yang membedakan objek dari nomina atau frasa nominal.

  • Fungsi Pelengkap
    Kebanyakan orang sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Hal ini dapat dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya sering menuduki tempat yang sama yakni dibelakang verba.

Peran Semantis

Pada dasarnya tiap kalimat memerikan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan satu peserta, atau lebih, dengan peran semantis yang berbedabeda (Alwi dkk, 2003: 334). Peran semantik merupakan analisis mengenai kedudukan kata dalam kalimat yang berupa pelaku, perbuatan, pengalaman, dll. Namun, dalam penelitian ini tidak membahas mengenai peran semantik.

Referensi

http://digilib.unila.ac.id/8213/12/BAB%20II.pdf

Sintaksis merupakan struktur internal bahasa dalam objek kajian ilmu linguistik. Dalam bukunya yang berjudul La Syntaxe du Franςais, Guiraud (1970) menjelaskan pengertian sintaksis sebagai l‟étude des relations entre les mots dans le discours (studi tentang hubungan kata-kata di dalam wacana). Selain itu dijelaskan juga bahwa sintaksis adalah étude de la forme des syntagmes ou des combinaisons des mots (studi tentang bentuk sintagma atau kombinasi kata-kata).

Sedangkan Verhar (1982) menjelaskan kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani “sun” yang berarti „dengan‟ dan “tatein” yang berarti, menempatkan‟. Jadi secara etimologi sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis merupakan tatabahasa yang membahas hubungan antara kata-kata di dalam sebuah tuturan (Verhaar, 1996). Tata bahasa sendiri terdiri atas morfologi yang menyangkut struktur gramatikal di dalam kata dan sintaksis yang mempelajari tatabahasa di antara kata-kata di dalam tuturan.

Dalam bukunya yang berjudul Asas-Asas Linguistik Umum, Verhaar (2001) juga menjelaskan pengertian sintaksis sebagai cabang ilmu linguistik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase (klausa atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk frasa, klausa, kalimat dan wacana (Ramlan, 2001).

Dubois (2000) juga menjelaskan pengertian sintaksis sebagai syntaxe est la partie de la grammaire décrivant les règles par lesquelles se combinent en phrases les unités significatives ; la syntaxe, qui traite des fonctions, se distingue traditionnellement de la morphologie, étude des formes ou des parties du discours, de leurs flexions et de la formation de mots ou dérivation. (sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang menjelaskan aturan-aturan penggabungan unit-unit tanda dalam kalimat; sintaksis, yang mengatur tentang fungsi-fungsi secara umum dibedakan dari morfologi, kajian tentang bentuk-bentuk atau bagian-bagian dari wacana, fleksi dan pembentukan kata atau derivasi).

Dari beberapa pengertian sintaksis di atas, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu kajian bidang linguistik yang mempelajari tentang tatabahasa di antaranya struktur-struktur frase, klausa, dan kalimat.

Struktur Sintaksis

Tata bahasa terbagi atas subsistem morfologi dan subsistem sintaksis (Kridalaksana, 1985). Kajian dalam morfologi meliputi kata, bagian kata dan kejadian kata. Sintaksis meliputi kata dan satuan yang lebih besar seperti frasa, klausa, kalimat, serta hubungan antara satuan-satuan itu.

1. Frasa (Sintagma/Syntagme)

Frasa atau sintagma merupakan satuan gramatikal yang berupa gabungan kata dengan kata yang bersifat nonpredikatif (Kridalaksana, 1985). Menurut F. de Saussure (Dubois, 2000) sintagma adalah toute combinaison dans le chaîne parlée (semua perpaduan dalam rangkaian percakapan). Berdasarkanpengertian sintagma menurut kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa sintagma adalah kelompok kata yang membentuk unit berdasarkan makna dan fungsinya dalam kalimat. Dalam tata bahasa Prancis, ada beberapa jenis sintagma seperti berikut.

  • Sintagma Nominal (Syntagme Nominal / SN)

Dubois (2000) menyebutkan definisi sintagma nominal sebagai un syntagme constitué d‟un nom éventuellement précédé d‟un déterminant article, démonstratif, etc (sintagma yang terdiri dari sebuah nomina yang didahului oleh determina, artikel demonstratif, dan lain sebagainya). Sedangkan menurut Carmignani (2001) sintagma nominal menggunakan istilah grup nominal (GN) diartikan sebagai un groupe de mots dont le noyau est un nom. Ce nom est généralement précédé d‟un déterminant et peut être accompagné d‟une ou plusieurs expansion (kelompok kata yang intinya berupa nomina. Nomina ini pada umumnya diawali oleh determina dan disertai oleh beberapa perluasan).

  • Sintagma Verbal (Syntagme Verbal / SV)

Dubois (1973 ) mendefinisikan sintagma verbal (SV) sebagai un syntagme constitué soit d‟un verbe et de son auxiliaire, suivi ou non d‟un syntagme nominal (SN), syntagme prépositionnel (SP), soit de la copule être et de l‟auxiliaire suivis d‟un syntagme nominal, adjectival (SA) ou prépositionnel (sintagma dapat terdiri dari verba dan verba bantunya, yang diikuti ataupun tidak diikuti oleh sintagma nominal (SN), sintagma preposisional (SP), atau verba kopula être dan verba bantu diikuti sintagma nominal, sintagma adjektival (SA), atau sintagma preposisional).

  • Sintagma preposisional

adalah sintagma yang terdiri dari preposisi sebagai inti dan unsur lain sebagai modifikator atau penjelasnya. Dubois dan Charlier (1975) menjelaskan sintagma preposisional hanya dibentuk oleh dua unsur, yaitu unsur preposisi dan unsur sintagma nomina.

  • Sintagma adjektival

Dibentuk oleh satu unsur wajib dan dua unsur fakultatif. Termasuk dalam unsur fakultatif adv. degré (kependekan dari adverbia degré) adalah plus, moins, très, aussi, fort, peu, trop, aseez, dan lain sebagainya. Unsur wajib sintagma adjektival juga dibentuk oleh dua unsur yaitu ajektival dan sintagma preposisional.

2. Klausa (Proposition)

Klausa merupakan satuan gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya memiliki fungsi subjek dan predikat yang berpotensi menjadi kalimat (Kridalaksana, 1985). Dalam beberapa bahasa dan beberapa jenis klausa, subjek dari klausa mungkin tidak tampak secara eksplisit. Dalam bahasa Prancis istilah klausa dipadankan dengan proposition. Menurut Carmignani (2001) * * (klausa adalah sekumpulan kata-kata atau kelompok kata yang diatur oleh kata kerja).

3. Kalimat (Phrase)

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dubois (2000) menyebutkan bahwa kalimat didefinisikan sebagai une concaténation de deux constituants, unsyntagme nominal et un syntagme verbal (rangkaian dari dua komponen, sintagma nominal dan sintagma verbal). Carmignani (2001) menjelaskan kalimat sebagai …une suite organisée et cohérente de mots ou des groups de mots. Sa première lettre est une majuscule et elle se termine par un point ou une autre punctuation … (kumpulan dan pertalian dari kaa-kata atau kelompok kata. Pada awal penulisan diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik atau tanda baca yang lain).