Apa itu penyakit zoonosis?

image

Memiliki hewan kesayangan, nampaknya sudah menjadi tren di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya anggota asosiasi pencinta kucing maupun anjing. Namun, beberapa hewan dapat menularkan penyakit ke manusia, atau dapat disebut dengan istilah zoonosis

Memiliki hewan kesayangan, nampaknya sudah menjadi tren di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya anggota asosiasi pencinta kucing maupun anjing. Tidak ketinggalan para pencinta reptil dan hewan eksotis yang kini banyak membentuk komunitas hampir di setiap kota. Selain itu, jumlah peternakan komersil dan nonkomersil terus meningkat terutama di daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kini interaksi antar hewan dan manusia semakin tinggi dan meningkatkan risiko menularnya penyakit dari hewan ke manusia.

Penyakit yang menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya

Zoonosis adalah sebutan untuk penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Menurut World Health Organization (WHO), setiap penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia dan sebaliknya diklasifikasikan sebagai zoonosis [1]. Zoonosis dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia dan hewan mulai dari penyakit ringan hingga penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Terkadang, hewan tidak selalu terlihat sakit ketika membawa penyakit zoonosis. Banyak hewan yang kelihatannya sehat, tapi ternyata masih membawa kuman yang dapat membuat orang sakit [2].

Siapa sih yang bisa menyebabkan penyakit zoonosis itu?

Agen infeksi penyebab zoonosis dibagi menjadi 5 kategori menurut WHO yaitu :

1. Bakteri

Bakteri patogen bisa hidup dalam tubuh hewan dan manusia dan menyebabkan berbagai macam penyakit. Contoh penyakit bakteri yang terkenal bersifat zoonosis antara lain penyakit anthrax, brucellosis, tubercolusis dan salmonellosis.

2. Virus

Virus adalah parasit obligat berukuran mikro yang hanya dapat menginfeksi dan bereproduksi pada sel suatu organisme yang masih hidup. Beberapa penyakit zoonosis yang disebabkan virus antara lain rabies, ebola, dan avian influenza.

3. Parasit

Parasit adalah organisme yang tinggal di tubuh inangnya (host-nya) dan mengambil makanan dari inangnya [3]. Contoh penyakit zoonosis yang disebabkan parasit antara lain toxoplasmosis dan taeniasis (penyakit cacingan yang disebabkan cacing pita).

4. Jamur

Jamur atau fungi adalah organisme eukariotik heterotrof yang tidak mempunyai klorofil [4]. Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh jamur antara lain ringworm (dermatophytosis)

5. Agen lain yang tak lazim (unconventional agent)

Prion adalah agen infeksi yang seluruhnya terdiri dari material protein yang disebut PrP (Prion Protein) yang dapat menyebabkan penyakit zoonosis antara lain penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encephalopathy/BSE), Scrapie, Creutzfeldt-Jakob Disease (CJD) [5] . Prion tidak dapat dimusnahkan dengan panas, radiasi ataupun formalin [6].

6. Mengapa kita harus waspada terhadap zoonosis?

Penyakit zoonosis yang tidak segera mendapat penanganan akan menyebabkan turunnya tingkat kesehatan, produktifitas berkurang, bahkan berakibat kematian. Selain berdampak pada kesehatan, penyakit zoonosis turut memberikan dampak pada perekonomian. Sebagai contoh, ternak yang menderita brucellosis akan mengalami kemandulan, sehingga tidak bereproduksi. Contoh lainnya, sapi perah yang masih dalam treatment pasca paparan bakteri antraks. Peternak terpaksa tidak dapat menjual susu hasil produksi sapinya karena susu mengandung residu antibiotik, otomatis peternak akan mengalami kerugian.

Apa yang harus dilakukan jika menemukan zoonosis di sekitar kita?

Tingkat bahaya dari setiap penyakit zoonosis berbeda beda, namun akan berakibat fatal terlambat ditangani. Ketika terdapat suatu kejadian, sebaiknya tidak terburu-buru melakukan tindakan tanpa pengawasan dokter hewan. Seperti sapi yang dicurigai terinfeksi antrax, tidak seharusnya hewan langsung disembelih, dibedah apalagi memakan dagingnya. Bakteri antrax akan semakin berkembang biak ketika mendapat oksigen dari udara, kemudian spora bisa terbawa angin hingga puluhan kilometer sehingga penyebaran penyakit semakin luas.

Tindakan bijak untuk mengatasi zoonosis adalah segera melaporkan ke dinas terkait seperti Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan. Petugas yang berwajib akan memberikan perlakuan sesuai prosedur. Tidak perlu khawatir dengan segala tindakan yang dijalankan petugas, karena semua prosedur bertujuan menciptakan masyarakat veteriner yang sehat serta bebas dari ancaman penyakit asal hewan.

Bagaimana cara mencegah terjadinya zoonosis?

Hal pertama yang paling penting adalah memerhatikan gaya hidup, yaitu memastikan kebersihan makanan yang masuk ke dalam tubuh juga kebersihan lingkungan. Terutama jika memiliki hewan peliharaan di rumah, sebaiknya kotoran dibersihkan setiap hari agar tidak menjadi sarang agen penyakit. Selain itu, pemilik patut mematuhi jadwal vaksinasi untuk mencegah timbulnya penyakit akibat mikroorganisme.

Fenomena tersebut menjadikan berbagai pihak terus berupaya melakukan sosialisasi tentang pentingnya mewaspadai penyakit asal hewan di berbagai daerah. Di Indonesia tercatat sudah banyak korban yang dirugikan dan meninggal akibat terinfeksi agen penyakit yang ditularkan melalui hewan. Maka dari itu, perlu adanya dukungan dari semua pihak terutama masyarakat yang berada di lingkungan dekat dengan hewan. Setidaknya masyarakat wajib teredukasi tentang cara mencegah, mengenali gejala klinis, juga tindakan awal saat mencurigai terjadinya zoonosis.

Referensi