Apa itu penyakit Black Leg?

image

Blackleg atau radang paha adalah penyakit infeksi, tidak menular secara kontak, menyerang sapi dan domba ditandai oleh gangren otot dan miositis emphysematosa terbatas, disebabkan oleh Clostridium chauvoei. Radang paha ditemukan diberbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Clostridium chauvoei bisa membentuk spora sehingga tahan terhadap pengaruh fisik maupun kimiawi.

Penyebab blackleg adalah Clostridium chauvoei (Cl.chauvoei) / Cl.feseri, merupakan bakteri berbentuk batang pleomorfi k, berukuran antara 0,5-1,0 mikron x 3-8 mikron, berspora dengan posisi sentral atau subterminal. Bakteri ini bersifat anaerob, membentuk beberapa jenis eksotoksin, salah satu toksin adalah toksin alfa bersifat mematikan, menimbulkan hemolisa darah dan nekrosa jaringan. Selain toksin diproduksi pula enzym deoxyribonuclease, hyalumidase dan oxygen-labile hemolysin.

Cl.chauvoei tumbuh subur dalam biakan kaldu daging yang ditambah glukosa atau brain heart infusion broth dalam suasana anaerob. Suhu optimum pertumbuhan adalah 370C. Pada media agar membentuk koloni kecil dengan bentuk tidak beraturan, memancar atau meluas, transparan, membentuk granula yang halus pada bagian sentral koloni, dan tepi koloni berbentuk seperti ikatan rambut. Di bawah sinar lampu, koloni terlihat berwarna biru keabuan.

Pertumbuhan Cl.chauvoei dalam agar darah kurang baik, tetapi pertumbuhan bakteri ini dapat diperbaiki dengan penambahan ekstrak hati. Dalam agar darah koloni bakteri tersebut dikelilingi zona hemolisis yang luas. Dalam media cair koloni bakteri terdapat di bagian bawah dan membentuk gelembung gas.

Cl.chauvoei dalam bentuk vegetatif tidak tahan terhadap pemanasan dan senyawa kimia. Dalam bentuk spora pada pemanasan 1200C tahan selama 10 menit, di dalam HgCl2 1:500 tahan selama 10 menit, formalin 10% tahan selama 15 menit. Di dalam daging terinfeksi yang dikeringkan, spora tetap virulen selama 8 tahun. Di dalam tanah, spora tahan beberapa tahun.

PENGENALAN PENYAKIT

1. Gejala Klinis

Umumnya black leg menyerang sapi muda umur antara 6 bulan sampai 1 tahun. Kelumpuhan merupakan gejala klinis yang pertama kali terlihat. Kemudian terjadi kebengkakan yang cepat menyebar pada otot gerak di daerah bahu dan paha. Hewan yang terserang terlihat depresi (lesu), disertai kenaikan suhu rektal. Palpasi pada bagian yang membengkak, terasa lunak, oedematos, panas dan terdengar suara krepitasi, akibat terbentuk gas diantara jaringan otot. Kematian terjadi 24-48 jam setelah gejala klinis pertama kali kelihatan. Kadang-kadang hewan ditemukan tiba-tiba mati. Pada domba selain gejala yang telah disebutkan tadi, ditemukan warna merah kehitaman pada kulit, terdengar suara krepitasi akibat terbentuknya gas di antara jaringan otot. Kematian terjadi 24-48 jam setelah gejala klinis pertama kali terlihat. Kadang-kadang hewan ditemukan tiba-tiba mati.

2. Patologi

Tanda cukup khas pada hewan mati akibat black leg adalah warna gelap pada otot daerah paha, berkonsistensi spon (busa), berisi gelembung- gelembung udara dan dikelilingi oleh oedema berwarna kekuningan. Hewan yang mati cepat membusuk, ditandai oleh bau tengik. Dekomposisi terjadi cepat, sehingga apabila pemeriksaan pasca mati dilakukan terlambat, diagnosa laboratorik (histopatologis) sulit ditegakkan.

3. Diagnosa

Peneguhan diagnosa dapat dilakukan secara FAT menggunakan spesimen berupa ulas jaringan dari lesi yang dicurigai. Deteksi antigen dengan cara ini mempunyai akurasi tinggi dan dapat dilakukan dalam waktu singkat. Antiserum dari jenis hewan terserang yang di label dengan fl uorescein dapat diperoleh secara komersial. lsolasi bakteri penyebab dapat dilakukan dari potongan jaringan yang dicurigai dan dipupuk pada agar darah dalam suasana anaerobik. Apabila ditemukan koloni yang dicurigai, dilanjutkan dengan pemupukan dalam media thioglycolate dan cooked meat medium. Sebagian dari potongan jaringan dapat disuspensikan dalam broth untuk mengisolasi hewan percobaan (marmot). Inokulasi dilakukan pada kaki belakang. Apabila terlihat adanya infeksi atau marmot mati, dibuat preparat ulas dari hati atau otot untuk pemeriksaan mikroskopis dan dipupuk pada media thioglycolate dan cooked meat medium.

4. Diagnosa banding

Kematian mendadak pada black leg dapat dikelirukan dengan anthraks. Apabila hewan kuda ikut terserang, maka penyakit tersebut bukan black leg.

5. Pengambilan dan Pengiriman spesimen

Untuk pemeriksaan FAT diperlukan spesimen berupa preparat sentuh dari bagian daging yang dicurigai. Isolasi bakteri dapat dilakukan menggunakan potongan jaringan dari daerah yang dicurigai. Sebagian dari potongan jaringan dapat pula disuspensikan untuk menginokulasi hewan percobaan (marmot).

Tidak semua Iaboratorium siap melakukan pemeriksaan FAT untuk penyakit ini. Oleh karena itu perlu dihubungi lebih dahulu. Spesimen untuk isolasi bakteri dimasukkan ke dalam kontainer yang kuat, kemudian dikirimkan ke laboratorium yang mempunyai fasilitas pemeriksaan bakteria anaerobik.

Referensi