Apa itu penyakit Atropic Rhinitis Pada Babi?

image

Atropic rhinitis adalah penyakit menular pada babi ditandai dengan adanya sekresi hidung yang bersifat purulen, disertai perubahan bentuk hidung berupa moncong hidung membengkok, atrofi tulang turbinatum dan penurunan produktifi tas. Atropic rhinitis kemungkinan telah tersebar diseluruh dunia. Amerika serikat dan beberapa negara di Eropa menderita kerugian cukup besar oleh penyakit ini.

Pada bentuk parah dan progresif, penyebab penyakit ini adalah Pasteurella multocida yang toksigenetik disertai atau tidak disertai oleh Bordetella bronchoseptica. Bentuk ringan sampai sedang, disebabkan oleh Bordetella bronchoseptica saja, atau disertai oleh fl ora normal pada hidung.

Bordetella bronchoseptica adalah bakteri berbentuk batang atau coccobacillus, Gram negatif. Bakteri ini motil, tidak membentuk spora dan bersifat aerob. Secara eksperimental telah dibuktikan bahwa B.bronchoseptica sendiri dapat menimbulkan atrofi turbinatum bila ditularkan secara intra nasal pada anak babi Specifi c Pathogenic Free (SPF) umur di bawah tiga minggu.

Pasteurella multocida adalah bakteri yang pada awalnya dianggap sebagai bakteri penyebab kedua pada atropic rhinitis, tetapi belakangan diketahui P.multocida merupakan penyebab utama atropic rhinitis pada babi.

1. Gejala Klinis

Atropic rhinitis mempunyai 2 manifestasi klinis yaitu bentuk ringan sampai sedang, serta bentuk progresif dan parah. Gejala Klinis yang mula- mula terlihat adalah babi terlihat bersin-bersin kemudian diikuti oleh eksudat bersifat mukus keluar dari lubang hidung. Gejala pertama ini sudah dapat dilihat pada anak babi umur 7 hari. Apabila penyakit menjadi Iebih parah dapat ditemukan lakrimasi dan sekresi hidung berubah menjadi mukopurulen. Pada tahap ini kerusakan tulang turbinatum terjadi. Kadang-kadang sekresi hidung disertai bercak-bercak darah, sebagai akibat kerusakan pada tulang turbinatum. Apabila kerusakan tulang turbinatum berlanjut, maka panjang dan diameter lubang hidung menjadi berkurang dan terlihat dari luar sebagai tulang hidung memendek dan melengkung. Kelainan ini menyebabkan pertumbuhan anak babi terhambat karena kesulitan makan.

2. Patologi

Apabila dari luar batang hidung sudah terlihat membengkok, maka kelainan tulang turbinatum mudah diduga. Dalam hal kelainan bentuk batang hidung tidak terlihat, maka perlu dilakukan pemotongan memanjang (cross section) rongga hidung setinggi gigi premoral kedua. Patologi yang mencolok adalah hipoplasia turbinatum nasalis. Dalam mukosa lubang hidung ditemukan eksudat mukopurulen.

3. Diagnosa

Diagnosa didasarkan pada perubahan histopatologi pada pemeriksaan tulang turbinatum, isolasi dan identifi kasi bakteri penyebab. Perubahan histopatologi termasuk penggantian jaringan fi brosa pada lempeng conchae bagian bawah, terkadang diikuti dengan peradangan dan perubahan reparatif. Isolasi P.multocida dari B.bronchoseptica sebagai penyebab harus disertai dengan deteksi toksin.

4. Diagnosa Banding

Atropic rhinitis pada babi terutama bentuk ringan sampai sedang, dapat dikelirukan dengan infeksi saluran pernafasan yang lain, misalnya swine infl uenza.

5. Pengambilan dan Pengiriman Spesimen

Swab (usapan kapas) dari hidung atau tonsil merupakan spesimen yang baik untuk tujuan isolasi bakteri penyebab. Apabila jarak antara tempat pengambilan spesimen dengan laboratorium agak jauh spesimen di atas perlu dimasukkan ke dalam media transport atau garam fi siologis.

Referensi