Apa itu mekanisme pertahanan diri?

image

Setiap orang selalu menemui hal yang positif ataupun negatif dalam menjalani kehidupannya. Ketika beberapa orang menemui hal negatif, sebagian dari mereka pun melakukan reaksi negatif pula sehingga tentu membuat orang yang berada disekitarnya merasa iba atau ingin mencoba memahami permasalahannya dan mencoba memotivasinya.

Apa itu mekanisme pertahanan diri ?

Sebelum membahas terkait dengan mekanisme pertahanan diri, maka sebaiknya kitta analisis terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan diri. Menurut psikoanalisis Sigmund Freud, secara sistematis menjelaskan tiga unsur kejiwaan (diri) manusia yaitu id, ego, dan superego. Menurut Endaraswara ketiga unsur ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang merupakan hasil interaksi ketiganya (2003).

  • Id

    Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan makan. Menurut Freud, id berada di alam taksadar dan tidak memiliki hubungan dengan realitas. Menurut Zaviera id bekerja dengan prinsip-psinsip kenikmatan sebagai dorongan untuk selalu memenuhi kebutuhan (2007).

    Ciri-ciri Id adalah tidak memiliki moralitas karena tidak dapat membedakan antara hal baik dan hal buruk. Seluruh energinya digunakan untuk tujuan mencari kenikmatan tanpa memperhatikan apakah hal itu baik atau tidak baik.

  • Ego

    Menurut Freud ego terperangkap di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas.

    Ego merupakan segi kepribadian yang dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan serta dapat menanggung ketegangan dalam batas-batas tertentu.
    Ego dikatakan mengikuti prinsip kenyataan (reallity principle) dan beroperasi menurut proses sekunder.

  • Superego

    Superego adalah bagian moral atau etis dari kepribadian. Superego mulai berkembang ketika ego menginternalisasikan norma-norma sosial dan moral. Superego dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralistik dan idealistik yang bertentangan dengan prinsip kenikmatan dari id dan prinsip kenyataan dari ego. Superego mencerminkan yang ideal dan bukan yang real. *Superego memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan.

Oleh karena itu, mekanisme pertahanan diri biasa disebut dengan mekanisme pertahanan ego atau Ego Defence Mechanism.

Mekanisme Pertahanan Ego


Freud mengartikan mekanisme pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan.

Mekanisme pertahanan ego merupakan reaksi-reaksi yang tidak disadari atau reaksi spontanitas yang dilakukan oleh ego yang terdapat dalam diri seseorang. Ego berusaha menjaga kestabilan hubungan dengan id dan superego.

Ketika kecemasan begitu menguasai, ego berusaha mempertahankan diri dan secara tidak sadar ego akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan atau dengan mengubah dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima. Aktivitas ego bersifat sadar, prasadar, maupun tak sadar.

Beberapa mekanisme pertahanan ego menurut Sigmund Freud yaitu:

1. Represi

Represi adalah proses penekanan dorongan ke alam tak sadar karena mengancam keamanan ego. Represi dapat diartikan juga sebagai penekanan pikiran dan perasaan yang mencemaskan ke alam taksadar. Tugas Represi adalah mendorong keluar impuls-impuls id yang tak diterima oleh alam sadar kembali ke alam taksadar. Pada dasarnya merupakan upaya penolakan secara tidak sadar terhadap sesuatu yang membuat tidak nyaman atau menyakitkan. Konsep tentang represi merupakan dasar dari sistem kepribadian Freud dan berhubungan dengan semua perilaku neurosis. Tujuan dari semua mekanisme pertahanan ego yaitu menekan (repress) atau mendorong impuls-impuls yang mengancam agar keluar dari alam sadar.

Menurut Minderop, akibat dari represi yaitu individu tidak menyadari impuls yang menyebabkan kecemasan dan tidak mengingat pengalaman emosional dan traumatik di masa lalu (2010). Cara kerja represi yaitu apabila impuls-impuls dari id begitu mengancam maka kecemasan akan menjadi semakin hebat sampai kepada titik dimana ego tidak dapat menahannya. Menurut Freud untuk melindungi dirinya sendiri ego merepresikan insting, yakni memaksa perasaan yang tidak dikehendaki itu untuk masuk ke dalam taksadar.

2. Sublimasi

Sublimasi adalah pengalihan tindakan-tindakan negatif menjadi tindakan yang dapat diterima oleh masyarakat sosial. Menurut Freud sublimasi terjadi bila tindakan-tindakan yang bermanfaat secara sosial menggantikan perasaan tidak nyaman. Sublimasi sesungguhnya suatu bentuk pengalihan.

Contohnya seseorang yang memiliki dorongan agresif dan senang berkelahi dapat dialihkan dengan cara menjadi seorang petinju.

Menurut Zaviera (2007) sublimasi adalah proses mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam bentuk kemarahan, ketakutan, atau bentuk lainnya ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial.

3. Proyeksi

Proyeksi adalah mekanisme yang mengubah kecemasan neurotik atau moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara melemparkan impuls-impuls yang mengancam dari dalam dipindahkan ke objek luar, sehingga seolah olah kecemasan itu muncul dari objek luar.

Proyeksi terjadi bila seseorang menutupi kekurangan dan masalah yang dihadapi dengan cara melimpahkan masalahnya pada orang lain. Pengertian proyeksi dalam psikologi yaitu sebagai berikut,

Proyeksi adalah mekanisme yang tidak disadari melindungi kita dari pengakuan terhadap suatu kondisi. Mekanisme ini seperti proyektor yang memantulkan gambar ke luar, perasaan-perasaan diri sendiri yang mengganggu dikeluarkan dan dilekatkan pada orang lain. Misalnya jika seseorang tidak menyukai temannya, maka mungkin Ia berpikir bahwa temannya itu tidak menyukainya” (Dewi dan Kahija, 2012).

3. Pengalihan

Pengalihan merupakan bentuk pertahanan diri menghadapi kecemasan dengan cara mencari objek pengganti untuk melampiaskan rasa marah. Pengalihan menurut Minderop adalah perasaan tidak senang terhadap suatu objek ke objek lainnya yang lebih memungkinkan (2010).

Contohnya penggantian suatu objek di mana objek-objek tersebut bukan sebagai sumber masalah namun lebih aman jika dijadikan sasaran kemarahan.

4. Rasionalisasi

Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan yang melibatkan pemahaman kembali perilaku kita untuk membuatnya menjadi lebih masuk akal dan dapat diterima.

Menurut Hilgard rasionalisasi memiliki dua tujuan:

  • Untuk mengurangi kekecewaan ketika kita gagal mencapai suatu tujuan;
  • Memberikan kita alasan yang dapat diterima atas perilaku.

Seseorang akan berusaha memikirkan suatu peristiwa yang mencemaskan dengan cara yang masuk akal dan akan menghindari penjelasan yang sebenarnya dari perilaku itu.

5. Reaksi formasi

Menurut Alwisol reaksi formasi adalah tindakan defensif ataubertahan dengan cara mengganti impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan impuls atau perasaan kebalikan dalam kesadaran (2011).

Seseorang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dia rasakan untuk mengatasi kecemasan. Reaksi formasi merupakan represi akibat impuls kecemasan yang bertolak belakang dengan tendensi yang ditekan.

Minderop memberi contoh reaksi formasi: seorang ibu membenci anaknya, tetapi karena kebencian terhadap anak merupakan suatu sikap yang membuat ia mengalami kecemasan, maka ia kemudian menunjukkan sikap sebaliknya, yakni menyayangi anaknya secara berlebihan (2010).

6. Regresi

Regresi adalah suatu mekanisme pertahanan saat individu kembali ke masa periode awal dalam hidupnya yang lebih menyenangkan dan bebas dari frustasi dan kecemasan yang saat ini dihadapi. Menurut Minderop, regresi terbagi menjadi dua yaitu regresi membuat seserorang berperilaku seperti anak kecil disebut retrogressive behavior dan regresi yang membuat seseorang bersikap sebagai orang yang tidak berbudaya disebut primitivation (2010).

Regresi dapat disebabkan oleh rasa cemburu terhadap orang lain, misalnya seorang anak yang merasa tidak dipedulikan orang lagi tuanya ketika mempunya adik baru, karena dia merasa orang tuanya lebih sayang kepada adiknya.

7. Agresi

Agresi adalah perasaan marah yang berhubungan erat dengan kegelisahan yang dapat menjurus pada perusakan dan penyerangan.

Minderop membedakan agresi menjadi dua jenis yaitu agresi berbentuk langsung dan agresi pengalihan. Jenis-jenis agresi yaitu sebagai berikut,

Agresi langsung adalah agresi yang diungkapkan secara langsung kepada seseorang atau objek yang merupakan sumber frustasi. Agresi yang dialihkan adalah bila seseorang mengalami frustasi namun tidak dapat mengungkapkan kepada sumber frustasi tersebut karena tidak jelas atau tak tersentuh pelaku tidak mengetahui kemana ia harus menyerang, sedangkan pelaku sangat marah dan membutuhkan sesuatu untuk pelampiasan “ (Minderop, 2010:38).

8. Apatis

Menurut Hilgard, apatis adalah bentuk lain dari reaksi terhadap frustasi (terhambatnya keinginan), yaitu sikap apatis dengan cara menarik diri dan bersikap seakan-akan pasrah.

Apatis merupakan respon yang bertolak belakang dengan agresi. Seseorang yang beranggapan bahwa reaksi agresi tidak dapat memenuhi keinginan mereka, cenderung lebih bertindak pasrah dan menarik diri jika dihadapkan pada situasi yang menimbulkan frustasi.

9. Fantasi

Fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk bayangan- bayangan baru. Menurut Freud ketika seseorang menghadapi masalah yang demikian bertumpuk, kadangkala mencari solusi dengan masuk ke dunia khayal, solusi berdasarkan fantasi dibandingkan realitas.

Freud berpendapat bahwa Lamunan adalah produk dari fantasi (1958). Lamunan adalah hasil fantasi, dimana seseorang tidak melihat tapi hanya membayangkan suatu hal.

Mekanisme pertahanan diri timbul karena adanya dorongan id yang dicegah oleh ego dan superego, yang ditemukan oleh Freud, putrinya Anna Freud, (1946) dan murid muridnya :

1. Represi

Mekanisme yang sangat mendasar adalah represi, dikatakan mendasar karena mekanisme ini juga terlibat dalam mekanisme- mekanisme yang lainnya. Bila impuls-impuls dari id begitu mengancam, maka kecemasan akan menjadi semakin hebat sampai kepada titik di mana ego tidak dapat lagi menahannya. Untuk melindungi dirinya sendiri, ego mengekspresikan insting itu, yakni ia memaksa perasaan yang tidak dikehendaki itu untuk masuk kedalam ketidaksadaran. Dalam banyak hal seperti represi digunakan terus selama hidup.

Anna Freud menyebutnya dengan ”melupakan yang bermotivasi”, adalah ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan.

”saya sering melupakan sesuatu yang tidak saya sukai atau menghalangi usaha saya untuk mengejar cita-cita saya”

Orang atau individu melakukan represi berarti di dalam diri individu tersebut terdapat keinginan atau ada usaha untuk melupakan situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan atau tidak disukai oleh individu dan peristiwa tersebut tidak ingin terulang kembali.

2. Pembentukan Reaksi

Salah satu cara dari dorongan yang diekspresikan memperlihatkan dirinya adalah menggunakan penyamaran yang langsung berlawanan dengan bentuk aslinya. Mekanisme ini disebut pembentukan reaksi.

Tingkahlaku reaktif dapat diidentifikasikan oleh sifatnya yang berlebih-lebihan dan bentuknya yang obsesif kompulsif.

Contoh yang paling umum dan yang paling jelas dari pembentukan reaksi ini dapat dilihat pada seorang perempuan yang sangat marah dan benci terhadap ibunya. Karena ia mengetahui bahwa masyarakat menuntut cinta kepada orang tua, maka kemarahan dan kebencian terhadap ibunya akan menyebabkan dia terlalu cemas.

Untuk menghindari kecemasan itu, anak tersebut memusatkan perhatian pada dorongan yang berlawanan yaitu cinta. Akan tetapi, cinta kepada ibunya bukan cinta sejati. Cinta itu mencolok, berlebih-lebihan, dan tidak semestinya. Anna Freud menyebutnya dengan ”percaya pada hal yang sebaliknya”.

Mekanisme ini adalah mengubah dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima menjadi dapat diterima. Berdasar pada beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa semua dorongan yang masuk kepada individu meski dorongan tersebut dapat mememenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang dapat diterima oleh orang lain namun dorongan tersebut tidak dapat diterima oleh aturan yang ada pada diri individu tersebut atau individu tersebut tetap menolak dorongan itu, atau dapat dikatakan apa yang kita inginkan atau yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan dengan terpaksa harus ditolak secara tidak wajar.

”saya sering menolak pendapat orang lain meski banyak orang lain yang setuju dengan pendapatnya”

3. Pengantian/Pemindahan

Freud menggunakan pemindahan untuk menyebut penggantian penggantian satu simtom neurotik dengan yang lainnya. Dalam pandangan Freud pembentukan reaksi hanya terbatas kepada satu obyek. Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan arah dorongan ke target pengganti.

Contoh adalah seorang yang marah terhadap teman sekamarnya mungkin memindahkan kemarahan itu kepada karyawannya atau kepada kucing kesayangannya.

Anna Freud menambahkan jika Anda merasa nyaman dengan dorongan, hasrat, dan nafsu yang Anda rasakan, tetapi orang lain yang Anda jadikan sasaran tentang perasaan itu malah merasa terancam, maka Anda dapat menggantikan dengan orang lain yang dijadikan target simbolik.

”saya sering bepergian ketika pikiran saya sedang kacau atau banyak masalah”

4. Sublimasi

Sublimasi adalah mengubah berbagai rangsangan kedalam bentuk yang lebih positif.

”saya sering mengekspresikan atau mengungkapkan seluruh isi hati ke dalam karya seni”

5. Fiksasi

Pertumbuhan psikis biasanya berjalan secara berkesinambungan melalui berbagai tahap perkembangan. Akan tetapi, proses pertumbuhan psikologis tidak terjadi tanpa saat-saat yang menimbulkan stres dan kecemasan. Kalau harapan untuk mengambil langkah berikutnya menimbulkan banyak kecemasan, maka ego mungkin mengambil strategi untuk tetap tinggal pada tahap sekarang yang secara psikologis lebih menyenangkan. Pertahanan yang demikian dinamakan fiksasi.

Fiksasi adalah dimana individu merasa nyaman pada suatu tahap tertentu dan belum berani untuk melangkah kepada tahap selanjutnya karena takut jika melangkah kepada tahap selanjutnya akan membuatnya menjadi tidak nyaman.

”saya belum siap untuk menghadapi dunia yang baru, jika saya menikahi pacar saya tahun depan”

6. Regresi

Regresi adalah kembali ke masa-masa dimana seseorang mengalami tekanan psikologis. Pada saat mengalami stres dan kecemasan mungkin akan kembali lagi ke tahap perkembangan sebelumnya.

Misalnya, seorang anak yang disapih mungkin akan meminta botol susu bila saudaranya lahir. Perhatian kepada bayi yang lahir itu merupakan ancaman bagi anak yang lebih tua. Tingkah laku regresi sama dengan tingkah laku fiksasi. Namun regresi lebih bersifat sementara, sedangkan fiksasi memerlukan sedikit lebih banyak pengeluaran energi psikis yang permanen.

”kadang saya merasa iri terhadap anak-anak kecil yang selalu tertawa bahagia seolah ia hidup tanpa beban dan masalah”

7. Proyeksi

Bila dorongan insting internal menimbulkan terlalu banyak kecemasan, ego mungkin mereduksikan kecemasan dengan menghubungkan dorongan yang tidak bisa dikendalikan itu dengan obyek luar, biasanya orang lain.

Mekanisme proyeksi, dapat didefinisikan sebagai melihat pada orang-orang lain perasaan atau tendensi yang tidak dapat diterima dan yang sesungguhnya berada dalam ketidaksadaran orang itu sendiri.

Misalnya, seorang istri yang baik dan jujur tertarik kepada laki-laki tetangga. Tapi, dia bukannya menyadari apa yang dia rasakan, namun malah tanpa pertimbangan dia mencemburui suaminya. Perempuan itu menipu dirinya sendiri dengan berpendapat bahwa dia tidak tertarik terhadap laki-laki tetangga.

Suatu tipe proyeksi yang ekstrim adalah paranoia, yakni suatu gangguan mental dengan ciri khasnya adalah delusi kecemburuan dan dikejar-kejar sangat kuat.

”saya sering menuduh dan curiga kepada pacar saya ketika saya tertarik kepada orang lain yang lebih tua”

8. Introyeksi/Identifikasi

Introyeksi adalah suatu mekanisme pertahanan yang digunakan orang-orang untuk memasukkan kualitas-kualitas positif dari orang lain ke dalam ego mereka sendiri.

Misalnya, seorang gadis remaja mengintoyeksikan nilai atau gaya hidup seorang bintang film. Introyeksi itu memunkinkan sang gadis remaja meningkatkan perasaan harga dirinya dan membuat perasaan inferioritasnya berkurang.

Orang-orang selalu mengintroyeksikan ciri-ciri khas yang dilihat berharga dan membuat mereka merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri. Introyeksi kadang juga disebut identifikasi. Mekanisme ini bekerja dengan cara membawa kepribadian orang lainmasuk kedalam diri sendiri.

”saya selalu membayangkan bahwa saya adalah orang yang paling kaya di dunia ketika saya bertemu dengan tetangga saya yang lebih kaya dari saya”

Dari penjelasan di atas dapat di ambil contoh lain misalnya seorang mahasiswa yang akan mempresentasikan makalah yang telah ia kerjakan, supaya tidak malu maka ia presentasi di depan mahasiswa lainnya dengan menggunakan gaya dari dosen yang ia kagumi.

9. Penolakan

Penolakan dilakukan dengan cara memblokir peristiwa- peristiwa yang datang dari luar kesadaran. Jika dalam situasi tertentu peristiwa ini terlalu banyak untuk ditanggulangi, seseorang hanya perlu menolak mengalaminya. Cara ini adalah cara yang paling primitif dan berbahaya, karena tidak ada orang yang selamanya mampu lari dari kenyataan.

Penolakan dapat bekerja sendiri atau biasanya dikombinasikan dengan bentuk mekanisme pertahanan lain yang lebih kukuh. Misal, ketika anak-anak membayangkan ayahnya yang jahat menjadi boneka yang lucu dan baik, atau mengubah bocah yang tidak berdaya menjadi kesatria yang gagah.

”saya sering memaksakan diri untuk terus mengerjakan skripsi ketika saya merasa rindu dengan pacar saya”

10. Asketisme atau menolak segala kebutuhan

Asketisme adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang dikenal orang. Misalnya, anak remaja ketika merasa tersiksa oleh munculnya dorongan seksual, bisa jadi secara tidak sadar mencoba melindungi diri dengan menolak, bukan hanya menolak dorongan seksual, tetapi seluruh bentuk dorongan nafsu dengan menempuh gaya hidup asketik seperti cara hidup pendeta guna menolak apa yang dinikmati orang lain.

”saya sering marah kepada semua teman-teman kost ketika saya sedang marah dengan pacar saya”

11. Isolasi

Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan emosi dari kenangan yang menakutkan. Misalnya, orang yang merasa dirinya dianggap sebagai anak kecil, atau orang yang selalu mengedepankan aspek intelektual ketika pertama kali kenal dengan urusan seksual. Atau para dokter dan perawat harus membiasakan diri memisahkan rasa jijik, jengkel, dan takut mereka pada darah, luka rintihan, dan sebagainya serta tetap memperlakukan pasien dengan ramah, hangat seperti keluarga sendiri.

”saya sering memikirkan masalah yang sedang saya hadapi ketika saya berkumpul dengan teman-teman dan mereka sedang asik bercanda bersama”

12. Melawan diri sendiri

Ini merupakan bentuk penggantian paling khusus, dimana seseorang menjadikan dirinya sendiri sebagai target pengganti. Biasanya diri sendiri dijadikan sebagai target pengganti untuk melampiaskan rasa benci, marah, dan keberingasan, ketimbang pelampiasan terhadap dorongan-dorongan positif.

Menurut Freud, mekanisme ini dapat menjelaskan perasaan minder, bersalah akibat depresi yang kita alami. Ide bahwa depresi sering muncul akibat kemarahan yang ditahan dapat diterima setiap teorikus, baik Freudian maupun non-Freudian.

Misalnya, seorang ibu dan putrinya sedang berkunjung kerumah teman, putrinya yang berusia 5 tahun menumpahkan gelas susu coklat di karpet ruang tamu. Teman ibu pun memarahi dan mengatakan bertindak bodoh dan harus belajar agar lebih hati-hati. Anak tersebut berdiri terpaku dengan pandangan nanar menatap ibunya, dan sesaat kemudian anak tersebut memukul-mukul kepalanya sendiri berkali-kali.

”saya sering menghukum diri saya sendiri apabila saya telah melakukan kesalahan kepada orang lain”

13. Tawanan altruistik

Tawanan altruistik adalah bentuk proyeksi yang awalnya terlihat berlawanan. Orang berusaha memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin, tapi dengan memanfaatkan orang lain. Misalnya, orang yang berusaha keras membuat orang lain bersahabat dan menjalin hubungan dengannya, sementara hubungan dia dengan orang lain tidak pernah diperhatikannya. Dia selalu bertanya ”apa yang terjadi semalam tadi?

Contoh yang paling ekstrim adalah orang yang menjalani seluruh hidupnya demi orang lain.

”saya jarang memenuhi keinginan saya, saya cenderung menuruti apa yang diinginkan oleh orng tua saya”

14. Penghapusan

Mekanisme ini mencakup gestur atau ritual yang bertujuan menghapus pikiran atau perasaan yang tidak mengenakkan. Misalnya, seorang anak laki-laki akan membaca terbalik dari belakang kedepan pada saat di dalam kepalanya berkecamuk pikiran-pikiran seksual, atau akan membuang muka dan meludah ketika teman-temannya mengajaknya masturbasi.

Pada diri orang ”normal”, mekanisme penghapusan ini tentu lebih disadari, dan kita biasa terlibat dalam tindakn-tindakan yang bersifat melupakan, atau tindakan meminta maaf. Tetapi sebagian orang, tindakan melupakan ini tidak disadari sama sekali.

Misalnya seorang pemabuk yang setiap hari mengomel tidak karuan dan suka main tangan, memberikan hadiah yang berlimpah kepada anak-anaknya pada waktu hari raya. Ketika suasana hari raya habis, dan anak-anaknya pun tidak terkecoh dengan ”tipuan” ini, ia kembali lagi kepada kaki botol dan bercerita kepada orang lain di bar betapa keluarganya tidak memiliki rasa terima kasih sama sekali dan merekalah sebenarnya yang memaksa dia kembali jadi pemabuk.

”saya sering memberikan hadiah kepada pacar saya ketika ketahuan berbuat salah padanya”

15. Identifikasi dengan penyerang

Mekanisme ini adalah bentuk introyeksi yang berfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif, tapi dari segi negatif. Misalnya, jika anda merasa takut dengan seseorang, anda akan menakhlukkan rasa takut itu dengan pura-pura menjadi orang yang anda takuti.

”saya pura-pura menjadi preman ketika preman-preman di ujung gang sedang berkumpul”

Mekanisme pertahanan dalam psikoanalisis diartikan sebagai salah satu dari sejumlah strategi yang digunakan ego untuk mencegah energi keinginan yang tidak terpenuhi mengganggu rencananya. Ini biasanya melibatkan penindasan keinginan dan pengalihan energi.

  • Dalam pembentukan reaksi, energi diarahkan untuk memproklamasikan dan bertindak seolah-olah keinginan diri sendiri berlawanan dengan keinginan awal.

  • Dalam sublimasi, energi diarahkan ke pekerjaan atau aktivitas lain yang tidak memiliki kemiripan yang jelas dengan keinginan awal atau objeknya.

  • Dalam penindasan, keinginan dan objeknya didorong begitu saja ke alam bawah sadar dan ekspresi energi ditunda.

  • Dalam perpindahan, energi dialihkan ke objek yang dapat diterima oleh rencana ego.

Sumber
  • The Cambridge Dictionary of Psychology (2009)