Apa itu era persagi pada seni lukis mooi indie ?

image
Mooi indie awalnya terbentuk pada tahun 1800an. Pada tahun1900an era mooi indie mulai runtuh. Munculnya era persagi menjadi era runtuhnya mooi indie. Apa itu era persagi pada seni lukis mooi indie ?

Era Persagi (Runtuhnya Mooi Indie)

Zaman pergerakan yang ditandai dengan terselenggaranya Sumpah Pemuda 1928, dan pecahnya Perang Asia Timur dengan Jepang sebagai pemenangnya mempengaruhi geliat seni lukis di tanah air. Mazhab Mooi Indie lantas dikecam dan dikritik habis, dianggap hanya mengabadikan keindahan alam Indonesia saja dan kurang tanggap terhadap kenyataan di sekitarnya yang tidak semuanya indah, serba enak, tenang dan damai.

Di sisi lain, pengembangan pada teknik melukis sangat diperhatikan pada masa itu, sehingga seni lukis realisme Indonesia makin memiliki identitas pribadi. Paska Sumpah Pemuda, terjadilah polemik kebudayaan yang riuh rendah dalam media massa. Terutama pada kurun waktu 1935-1939. Para pelukis tidak mau ketinggalan dan ikut ambil bagian. Tokoh-tokoh semacam Lee Man Fong, Ui Tiang Un, Henk Ngantung, Siauw Tik Kwie, Pirngadi, Subanto, Imandt, Jan Frank, Rudolf Bonnet ikut pula berdebat.

Sindudarsono Sudjojono (1913-1986) dan Affandi Koesoema (1907-1990) adalah dua tokoh yang paling menonjol pada masa itu. Berbeda dengan Affandi yang pendiam, Sudjojono adalah tokoh yang keras dan pemberang. Selain sebagai pelukis, dia juga kritikus seni lukis berlidah tajam. Pak Djon – begitu panggilan akrabnya – kerap mengecam Basoeki Abdullah yang dianggap bibit penerus mooi indie sebagai tidak nasionalistis, karena hanya melukis perempuan cantik dan pemandangan alam. Kritik Pak Djon itu tentu saja membuat berang Basoeki.

Pak Djon dan Basoeki kemudian dianggap sebagai musuh bebuyutan, bagai air dan api, sejak 1935. Namun di luar itu, Pak Djon yang memang memulai karirnya sebagai seorang guru sekolah menengah dianggap pionir yang mengembangkan seni lukis modern khas Indonesia. Pengikut dan muridnya banyak, sehingga komunitas seniman, menjulukinya sebagai Bapak Seni Lukis Indonesia Baru.

Sebenarnya alasan Pak Djon mengancam geliat Basuki Abdullah tidak tanpa dasar, alasannya untuk mengakhiri masa mooi indie yang hanya menangkap keindahan negaranya tanpa menangkap kegelisahan dan rasa keprihatinan yang juga bagian dari keindahan bangsa kita sendiri. Juga kuatnya pengaruh “barat” dalam penggayaan lukisan mooi indie manjadikan semakin kuatnya panggilan nasionalis Pak Djon.

Sudjojono memang tidak sendiri, bersama PERSAGI Pak Djon mulai mengaktifkan seni sebagai orasi, dan beberapa kekuatan propaganda lainnya. Berbeda hal dengan basuki Abdullah yang hingga kematiannya mempertahankan kepercayaan yang dianut sesepuhnya.

Namun beberapa sumber dan informasi yang saya dapat, Basuki Abdullah akhirnya menyadari bahwa seni modern adalah seni yang menutarakan kegelisahan dibandingkan hanya keindahannya saja. Beberapa karya Basuki Abdullah mulai melenceng.

PERSAGI pimpinan sudjojono adalah babakan baru dalam kasanah seni rupa Indonesia, tapi PERSAGI pun tak bisa mengelak keberadaannya pasti secaa tidak langsung dipengaruhi oleh gerakan MOOI INDIE . karena dari adanya ketertekanan munculah suatu kesadaran dan paham baru yang mempelopori perkembangan suatu zaman.