Apa itu alpukat?

Pohon alpukat ( Persea americana ) adalah pohon dengan buah berwarna hijau, berbentuk seperti pir yang berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Pohon ini juga banyak dibudidayakan di Israel, Spanyol, USA, dan banyak lainnya. Buah alpukat mengandung protein tinggi dan kandungan lemak yang membuatnya bernutrisi.

image

Tanaman hortikultura dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan dan sumber energi. Hortikultura menjadikan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat. Salah satu tanaman buah-buahan yang banyak diminati adalah buah alpukat. Buah tersebut memiliki ciri umum kulit luar yang berwarna hijau dan terdapat satu biji didalamnya. Menurut Ashari (2004), tanaman alpukat (Persea americana Mill.) diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranales
Keluarga : Lauraceae
Marga : Persea
Spesies : Persea Americana Mill

SEJARAH SINGKAT BUAH ALPUKAT
Tanaman alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920- 1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi. (Sumber : https://distan.jogjaprov.go.id)

MORFOLOGI

Tanaman alpukat memiliki morfologi berupa akar, daun, batang, bunga, buah, dan biji. Pohon alpukat memiliki ketinggian 3-10 m, ranting tegak dan berambut halus, daun berdesakan diujung ranting, bentuk bulat telur atau corong, awalnya berbulu pada kedua belah permukaannya dan lama-kelamaan menjadi licin.

  1. Akar
    Alpukat dikenal sebagai tanaman biji berkeping dua atau dikotil dan system perakarannya adalah akar tunggang. Pada akar alpukat memiliki panjang bisa mencapai 5 sampai 10 meter atau lebih. Keanekaragaman panjang akar tersebut juga bergantung dari varietas tanaman alpukat. Akar alpukat memiliki fungsi utama dan sama dengan tanaman yang lain yakni menyerap air dan zat – zat hara yang berasal dari dalam tanah. Selain itu, akar ini juga berfungsi untuk menopang tegaknya batang alpukat agar tetap berdiri kokoh.
  2. Batang
    Batang alpukat memiliki tekstur berkayu, berkambium dan berbentuk bulat. Hal yang mencolok dari batang ini adalah warna coklatnya sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pewarna coklat. Batang pada alpukat memiliki percabangan yang banyak. Percabangan tersebut berfungsi sebagai tempat melekatnya daun alpukat.
  3. Daun
    Daun tanaman ini bertipe tunggal, memiliki tangkai yang panjangnya sekitar 1,5 – 5 cm, bentuk daun bulat telur memanjang. Sementara itu, tekstur daun alpukat tebal menyerupai kulit dengan ujung dan bagian pangkalnya meruncing. Pada bagian tepi daun kadang menggulung ke atas, juga memiliki tulang daun menyirip. Panjang daun alpukat bisa mencapat 20 cm dengan lebar 10 cm.
    Ada sedikit perbedaan antara daun muda dan daun tua yakni pada daun muda warnanya kemerahan dengan rambut – rambut halus, sementara itu pada daun tua warnanya hijau dan permukaannya tidak berambut.
  4. Bunga
    Bunga pada tanaman alpukat termasuk bunga majemuk dengan kelamin ganda yakni dalam satu bunga terdapat dua kelamin jantan dan betina. Pada bunga nampak pada ketiak daun dalam bentuk malai. Bunga alpukat berbentuk menyerupai bintang, sementara penyerbukannya biasa dibantu oleh serangga, angin, hujan serta hewan lain di sekitarnya.
  5. Buah
    Buah alpukat tergolong sebagai buah buni, bentuknya bulat telur dengan panjang 5 – 20 cm. Buah ini berwarna hijau atau kekuningan tergantung kematangannya dan ada yang berbintik – bintik ungu pada kulitnya. Ketika daging alpukat sudah masak, tekstur buahnya lunak dan warnanya hijau kekuningan. Sementara itu, ketebalan dagingnya juga tergantung dari varietas buah alpukat itu sendiri. Pada bagian tengah buah terdapat biji tunggal yang berukuran besar. Berat alpukat berkisar antara 200 – 400 gram, namun pada beberapa jenis alpukat ada yang beratnya mencapai 600 – 700 gram.
  6. Biji
    Biji alpukat terdapat di tengah buah dengan kulit biji berwarna putih berfungsi sebagai pembatas antara daging dan biji. Biji alpukat berbentuk bulat telur dan berdiameter 2,5 – 5 cm. Keping biji berwarna putih kemerahan. Berdasarkan perkembangannya biji alpukat ini termasuk kedalam tipe hypogeal yakni perkembangan kotiledon yang tetap berada dalam tanah.

VARIETAS ALPUKAT

Varietas-varietas alpukat di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

  1. Varietas unggul
    Sifat-sifat unggul tersebut antara lain produksinya tinggi, toleran terhadap hama dan penyakit, buah seragam berbentuk oval dan berukuran sedang, daging buah berkualitas baik dan tidak berserat, berbiji kecil melekat pada rongga biji, serta kulit buahnya licin. Sampai dengan tanggal 14 Januari 1987, Menteri Pertanian telah menetapkan 2 varietas alpukat unggul, yaitu alpukat ijo panjang dan ijo bundar.

    • Alpukat Ijo Bundar
      Alpukat ini berasal dari kebun Koleksi Tlekung, Batu, Malang. Varietas ini berbuah terus menerus, tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Selain itu gugur buah sedikit. Berat buah mencapai 300-400 g/buah, diameternya 7,5 cm dengan panjang buah 9 cm. Permukaan kulit buah licin, berbintik kuning dengan tebal 1 mm. Bentuk buah lonjong atau oblong, berujung bulat dan pangkal buah tumpul. Buah muda kulitnya hijau muda yang berangsur tua saat matang. Daging buah tebal, berwarna kuning hijau, citarasa enak, gurih, dan kering. Bentuk biji jorong dengan ukuran 4 cm x 5,5 cm. Dilepas pada tahun 1987 oleh Mentan dengan SK No. 15/Kpts/TP.240/I/1987.

    • Alpukat Ijo Panjang
      Varietas ini bentuk buahnya menyerupai buah pir. Ujung buah tumpul sedangkan pangkal buahnya runcing. Buah berbobot antara 300-500 g/buah. Kulit buah berwarna hijau, permukaannya licin berbintik kuning dan tebalnya 1,5 mm. Saat muda kulit buahnya hijau muda dan setelah matang menjadi hijau tua merah. Diameter buah 6,5-10 cm dan panjang 11,5-18 cm. Daging tebal berwarna kuning, rasanya enak, gurih, serta agak lunak. Bijinya berbentuk jorong dan berukuran 4 cm x 5,5 cm. (Sumber : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id)

  2. Varietas lain
    Varietas alpukat kelompok ini merupakan plasma nutfah Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi, Tlekung, Malang. Beberapa varietas alpukat yang terdapat di kebun percobaan Tlekung, Malang adalah alpukat merah panjang, merah bundar, dickson, butler, winslowson, benik, puebla, furete, collinson, waldin, ganter, mexcola, duke, ryan, leucadia, queen dan edranol.

    • Alpukat Merah Bundar
      Varietas ini berbuah terus menerus, tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Selain itu gugur buah sedikit. Berat buah mencapai 0,3-0,4 kg/butir, diameter buah 7,5 cm, dan panjang buah 9 cm. Permukaan kulit buah licin, berbintik kuning dengan tebal 1 mm. Bentuk buah lanjong atau oblong, berujung bulat dan pangkal buah tumpul. Buah muda kulitnya merah coklat. Daging buah tebal, berwarna kuning hijau, citarasa enak, gurih, dan agak kering. Bentuk biji jorong dengan ukuran 4 cm x 5,5 cm.

    • Alpukat Merah Panjang
      Varietas ini bentuk buahnya menyerupai buah pir. Ujung buah tumpul sedangkan pangkal buahnya runcing. Bobot buah antara 300-500 g/buah dengan kulit hijau, permukaannya licin berbintik kuning dan tebalnya 1,5 mm. Saat muda, kulit buahnya hijau merah coklat dan setelah matang menjadi merah hitam. Diameter buah 6,5-10 cm dan panjang 11,5-18 cm, dengan daging buah tebal, berwarna kuning, rasa enak, gurih, serta agak lunak. Biji berukuran 4 cm x 5,5 cm.

SYARAT TUMBUH

Pohon alpukat dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah, namun akan menghasilkan buah yang lebih memuaskan apabila ditanam pada ketinggian 200 - 1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dan subtropik yang memiliki curah hujan tinggi. Suhu optimal pertumbuhan alpukat antara 12,80 – 18,30 C dengan suhu maksimal 150 - 300 C. Curah hujan minimum untuk pertumbuhan 750 – 1000 mm/tahun. Daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal (2-6 bulan kering), tanaman alpukat masih dapat tumbuh asal kedalaman air tanah maksimal 2 m (Yuniarti, 2008). Tanaman alpukat memerlukan tanah gembur, tidak mudah tergenang air, subur dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial loam). Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara pH sedikit asam sampai netral, yaitu 5,6-6,4. Bila pH di bawah 5,5 tanaman akan menderita keracunan karena unsur Al, Mg, dan Fe larut dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH di atas 6,5 beberapa unsur fungsional seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang (BAPPENAS, 2000).

MANFAAT ALPUKAT

Alpukat merupakan buah yang banyak disukai dan di konsumsi baik secara utuh maupun diolah menjadi makanan maupun minuman yang dijus. Buah alpukat ternyata memiliki kandungan dan manfaat yang sangat banyak untuk kesehatan dan kecantikan yang sangat baik untuk kita. Alpukat merupakan salah satu buah yang kaya akan lemak. Kadarnya lebih dari dua kali kandungan pada durian. Kandungan lemak pada alpukat salah satunya yaitu lemak nabati yang tinggi dan tak jenuh. Memiliki manfaat untuk menurunkan kolestrol LDL (kolestrol jahat) sehingga dapat berguna untuk mencegah stroke, penyakit jantung, darah tinggi dan kanker. Kandungan lemak tak jenuh sangat mudah dicerna dan diolah di dalam tubuh sehingga memberikan manfaat secara maksimal dan lemak tak jenuh pada alpukat juga mengandung zat anti jamur dan anti bakteri. Kandungan lemak nabati tidak dapat menyebabkan seseorang menjadi gemuk, justru dengan manfaat lemak nabati jenuh ini mampu mengurangi nafsu makan. Alpukat juga merupakan sumber serat terbaik dengan 2 sendok makan per porsi alpukat memiliki sekitar 2 gram serat dan daging buah keseluruhan nya mengandung sekitar 10 gram serat. Alpukat juga merupakan sumber asam lemak tak jenuh tunggal yang dapat menurunkan kolesrtrol dan mengurangi resiko penyakit jantung (Wijayanti dkk,2014). Selain itu alpukat juga memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh. Alpukat kaya akan protein, riboflavin (vitamin B2), nisin (vitamin B3), potassium (kalium), vitamin A, vitamin C, selain itu alpukat juga mengandung betakaroten, dan klorofil yang sangat melimpah. (Rahman, S, 2013). Kandungan nutrisi yang tinggi inilah sehingga alpukat sangat sehat untuk dikonsumsi.

Selain untuk kesehatan buah ini juga bermanfaat untuk kecantikan salah satunya yaitu dibuat moisturizing gel di kulit yang berguna dalam kelembaban kulit, mengurangi kerutan, dan menghaluskan kulit.

REFERENSI

Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial. Malang : Bayumedia Publishing.

BALITBU TROPIKA. 2013. Klon-Klon Alpukat. Diakes di http://balitbu.litbang.pertanian.go.id.

BAPPENAS. 2000. Alpukat/Avokad (Persea americana Mill). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.

Kantor Deputi Menegristik Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi. ALPUKAT/ AVOKAD. Jakarta: Diakses di https://distan.jogjaprov.go.id.

Rahman,S. 2013. Studi Pendahuluan Pengaruh Alpukat Terhadap Profil Lemak di Poli Penyakit Dalam Klinik Iman. Artikel Penelitian.

Wijayanti dkk. 2014. Pengaruh Pemberian Jus Alpukat (Persea americana Mill) Terhadap Penurunan Kolesterol Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur Wistar Kota Bandar Lampung Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Holistik. 8(03) : 147-152.

Yuniarti. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Med Press.

1 Like