Apa hukum sholawat dengan diiringi bunyi-bunyian?

Selawat atau Salawat adalah bentuk jamak dari kata salat yang berarti doa atau seruan kepada Allah.

Apa hukum sholawat dengan diiringi bunyi-bunyian?

Dlm HR Abi Dawud, Nabi bersabda bahwa siapa yang hidup setelah Beliau akan menyaksikan banyak perselisihan. Maka dari itu Umat Islam diingatkan agar menetapi sunah Nabi dan sunahnya para Khulafa’ rosyidiin. Juga agar tetap berpegang teguh dengan sunah yang diumpamakan sebagaimana mengigit dgn gigi geraham (paling kuat). Dikatakan juga bahwa bid’ah (sesuatu yg muncul diluar sunah) adalah sesat. HR Abi Dawud: …maka setiap sesuatu yg baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah sesat.

Dlm HR Muslim dijelaskan bahwa barang siapa yang mengamalkan sesuatu diluar garis/sunah Rosul, maka amalan itu akan ditolak oleh Alloh. Dlm HR Ibnu Majah Rosulullah SAW bersabda: Allah menolak untuk menerima amalnya shohibi bid’ah sehingga dia meninggalkan bid’ahnya.

Dalam HR Ibnu majah Nabi bersabda: Alloh tidak menerima amalannya org yg punya amalan bid’ah, yaitu puasanya, sholatnya, shodaqohnya, hajinya, umrohnya, jihadnya, ibadah sunahnya serta semua ibadah wajibnya. Orang yang mengerjakan bid’ah telah keluar dari Islam sebagaimana rambut yang ditarik keluar dari 'ajiin ('ajiin maksudnya adalah adonan roti, rambut yg ditarik dari adonan roti tdk membawa adonan tsb, lepas begitu saja, tdk berbekas).

An-Nisa’ 13-14: Barang siapa yang ta’at kepada Alloh dan rosulnya akan dimasukkan kedalam surga. Barang siapa yg tidak taat maka akan dimasukkan ke Neraka. Pengertian taat adalah mengamalkan segala yg diperintah dan meninggalkan segala yg dilarang. Dengan demikian maka untuk dpt mengamalkan segala yg diperintah (memurnikan) adalah dgn kembali kpd Quraan dan Sunnah.

Kembali kpd keraguan anda. Sholawat itu memang mendatangkan pahala (ingat yg sering dibaca pada hari Jumat). Tapi kita mesti ingat dalil-dali seperti diatas tadi. Untuk itu maka cobalah cari/periksa (dlm al-hadits) apakah cara-cara melakukan/melaksanakan sholawat kpd Nabi memang demikian petunjuk/sunnahnya. Kalau tidak maka tinggalkanlah, ikuti saja sebagaimana yg telah ada petunjuknya dengan jelas.

Perlu diingat utk masa ini, kalau anda baru mendengar dari seseorang atau baru membaca dari sebuah buku (selain Quraan/Hadits), maka anda boleh dikatakan belum sampai kpd apa-apa yg harus diamalkan. Anda baru saja mendapat jalan utk menuju kearah itu.