Apa hal yang bisa direnungkan dari ayat-ayat al-Quran mengenai lautan?

Di antara ayat-Nya adalah lautan yang menutupi hampir sebagian besar bumi. Daratan, gunung-gunung, dan kota-kota hanyalah seperti pulau kecil di tengah lautan yang luas. Kalau saja Allah SWT tidak mengendalikannya air dengan kekuasan dan kehendak-Nya, tentu air akan menggenangi seluruh permukaan bumi. Ini adalah tabiat air. Dan, para ilmuwan alam heran kenapa ada bagian bumi yang muncul meski tabiat air menghendaki dia terbenam. Mereka tidak menemukan sebabnya. Mereka hanya dapat mengakui inayah dan hikmah Tuhan yang menghendaki hal itu terjadi agar hewan darat dapat hidup. Hal semacam ini tentunya melahirkan pengakuan akan kekuasaan Allah SWT, kehendak, ilmu, hikmah, dan sifat-sifat kesempurnaanNya. Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan bahwa Nabi saw. bersabda,

“Tidak ada satu had pun kecuali laut meminta izin tuhannya untuk menenggelamkan anak cucu Adam.”

Kesimpulannya, perbandingan daratan dengan lautan seperti perbandingan satu rumah dengan hamparan bumi.

Perhatikan keajaiban-keajaiban laut, hewan yang ada di dalamnya dengan berbagai jenis, bentuk, ukuran, manfaat, bahaya, dan warnanya, sampai-sampai di sana terdapat hewan sebesar gunung yang tidak terhalangi oleh sesuatu pun. Ada pula hewan yang tampak punggungnya di permukaan air. Sehingga, dikira orang sebagai pulau lalu para nelayan turun ke sana dan ketika dinyalakan api tiba-tiba ia bergerak hingga baru diketahui bahwa ternyata “pulau” itu adalah hewan.

Semua jenis hewan darat ada jenisnya di laut; seperti manusia, kuda, unta, dan sebagainya. Sementara di laut terdapat hewan yang tidak ada yang mirip dengannya di darat. Di samping itu, terdapat pula berbagai mutiara. Anda lihat bagaimana batu mutiara tersembunyi di dalam sebuah wadah seperti rumahnya, yaitu rumah kerang yang menyembunyikan dan menjaganya. Karena itulah dalam bahasa Arab, batu mutiara disebut al-lu lu al-maknun (yaitu yang berada di dalam rumah kerang, tidak tersentuh tangan). Perhatikan pula bagaimana marjan tumbuh di batu cadas di dasar laut laksana pohon. Ditambah lagi dengan adanya 'ambar dan berbagai benda yang dihempaskan laut ke pantai.

Kemudian, perhatikan keajaiban kapal dan jalannya di laut! Kapal membelah air tanpa pengemudi atau nahkoda yang menjalankannya. Pengemudinya hanyalah angin yang diatur Allah SWT sedemikian rupa untuk menjalankannya. Apabila ‘sopir’ itu ditahan agar tidak mengenai kapal, maka kapal itu diam tak bergerak di atas air. Allah SWT berfirman,

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. jika Dia menghendaki Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.” (asy-Syuuraa: 32-33)

“Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (an-Nahl: 14)

Alangkah agung dan luar biasanya ayat (laut) ini. Oleh sebab itulah, Allah SWT berulang kali menyebutkannya dalam Al-Qur’an. Secara global, keajaiban-keajaiban dan ayat-ayat laut itu terlalu banyak untuk dapat diketahui seluruhnya, kecuali oleh Allah SWT. Dia berfirman,

“Sesungguhnya tatkala air telah naik (sampai ke gunung), Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.” (al Haaqqah: 11-12)