Apa gejala klinis yang ditimbulkan oleh infeksi paratifoid?

Gejala pada infeksi paratifoid sangat penting diketahui pada unggas karena infeksi ini cukup terbilangi mahal untuk menanggulangi penyakit tersebut. Infeksi ini cenderung menimbulkan penyakit yang bersifat kronis, dan sulit untuk dilakukan eradikasi, maka kelompok penyakit ini dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi peternakan pembibitan karena harus mengeluarkan biaya pengobatan, sanitasi atau disinfeksi, perbaikan manajemen dan rehabilitasi untuk kelompok ayam yang sakit. Salmonelosis atau penyakit paratifoid akan menimbulkan gangguan pertumbuhan, gangguan produksi, meningkatkan jumlah ayam afkir dan meningkatkan kepekaan ayam terhadap berbagai penyakit lainnya.


Gejala klinis yang ditimbulkan oleh paratifoid sangat mirip dengan gejala yang ditimbulkan oleh pulorum , fowl typhoid dan avian arizonosis. Ayam muda yang terserang Salmonella sp. dapat menunjukan gejala dan lesi yang mirip dengan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh bakteri misalnya Escherichia coli. Infeksi persendian yang ditimbulkan oleh paratifoid dapat dikelirukan dengan infectous synovitis atau arthritis yang disebabkan agen infeksius lainnya.
Pada dasarnya infeksi paratifoid merupakan penyakit pada ayam muda, yang dipengaruhi oleh berbagai factor, misalnya lingkungan, frekuensi kontak dengan bakteri dan adanya infeksi campuran dengan agen infeksius lainnya. Pada penyakit akut, yang disertai oleh kematian anak ayam di dalam incubator atau beberapa hari setelah menetas, biasanya tidak ditemukan gejala tertentu. Pada keadaan tersebut, infeksi biasanya terjadi akibat penyebaran melalui telur atau infeksi awal di dalam incubator. Infeksi Salmonella sp., yang tidak mempunyai host yang spesifik, biasanya ditemukan pada anak ayam yang berumur <2 minggu dan jarang pada umur >4 minggu.
Gejala klinis kadang tidak spesifik, anak ayam terlihat mengantuk, berdiri pada satu kaki dengan kepala tertunduk, mata tertutup, sayap menggantung dan bulu berdiri. Anak ayam akan kehilangan nafsu makan, tetapi konsumsi air meningkat, diare prufus yang encer, disertai oleh material menyerupai pasta yang melekat di daerah kloaka dan sekitarnya. Disamping itu, terlihat juga anak ayam yang kedinginan dan cenderung untuk mengumpul dibawah pemanas. Kadang – kadang terlihat adanya konjungtivis dan kebutaan akibat kekeruhan pada komea dan adanya eksudat kaseus di dalam bola mata.