Apa efek dari penggunaan amfetamin?

Amfetamin

Amfetamin adalah senyawa sintetik yang dapat merangsang sistem saraf pusat. Menimbulkan ketagihan, amfetamin sering disalahgunakan. Apa saja efek dari penggunaan amfetamin?

amfetamin

Amfetamin mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat, meningkatkan energi, dan meningkatkan mood (Kemenkes, 2010). Kondisi intoksikasi stimulan akan menimbulkan beberapa gejala psikotik, beberapa hari sampai beberapa minggu (Kemenkes, 2010).

  • Gejala psikologik penggunaan amfetamin menurut Kemenkes (2010), Hawari (2006) dan Japardi (2002), yaitu agitasi psikomotor, rasa gembira (elation), harga diri meningkat (grandiosity), banyak bicara (melantur), kewaspadaan meningkat (paranoid), halusinasi penglihatan (melihat bayangan/sesuatu yang sebenarnya tidak ada), mudah tersinggung.

  • Gejala fisik yang ditimbulkan menurut Hawari (2006) dan Japardi (2002), yaitu jantung berdebar (palpitasi), pupil melebar (dilatasi pupil), tekanan darah naik, keringat berlebihan, mual dan muntah, tingkah laku maladaptif, sulit tidur gangguan dilusi (waham) dan menurut Mitra bintibmas (2010) semua aktivitas tubuh dipercepat.

Gejala Putus Zat Amfetamin

Sindrom putus zat amfetamin merupakan gejala yang tidak mengenakkan baik psikis maupun fisik, untuk mengatasinya yang bersangkutan mengkonsumsi amfetamin dengan takaran semakin bertambah dan sering (Hawari, 2006).

Gejala sindrom putus zat amfetamin menurut Hawari (2006) diantaranya perubahan alam perasaan menjadi sedih, murung, tidak dapat merasakan senang dan keinginan bunuh diri, rasa lelah, lesu, tidak berdaya, gangguan tidur, mimpi-mimpi bertambah sehingga menggangu kenyamanan tidur.

Kemenkes (2010) juga menjabarkan abahwa gejala putus zat yang terjadi dari penggunaan zat ini adalah perasaan depresi, craving, ide bunuh diri, pikiran bizzare, mood yang datar, ketergantungan , dan fungsi sosial yang buruk. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa seseorang dalam keadaan putus zat dapat mengalami sindrom putus zat yang dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan pada dirinya.

Komorbiditas Amfetamin

Komorbiditas adalah satu penyakit atau lebih berada secara bersama-sam pada seorang individu pada suatu saat (Kemenkes, 2010).

Komorbiditas dari penggunaan amfetamin diantaranya paranoid, psikosis, depresi berat (kadang-kadang percobaan bunuh diri), maniak, agitasi, cemas sampai panik (Fatmawati, 2005). Kadangkala kondisi menyerupai skizofrenia kronik dapat timbul pada pengguna kronik yang berat (Kemenkes, 2010).

Sehingga, kesimpulannya adalah komorbiditas dari penggunaan amfetamin secara garis besar mempengaruhi fisik dan psikis.

Overdosis Amfetamin

Kerusakan pembuluh darah di otak akibat sumbatan partikel amfetamin pada pembuluh darah yang kecil dapat membuat pecah pembuluh darah di otak (Kemenkes, 2010 dan Fatmawati, 2005). Sehingga dapat disimpulkan, penggunaan amfetamin dapat membuat sumbatan pada otak, apabila digunakan dalam jumlah berlebihan sumbatan tersebut dapat langsung menghambat aliran darah ke otak, yang dapat menyababkan pecah pembuluh darah di otak