Apa dampak tidak adanya Minimum Viable Product dalam pembuatan produk?

Minimum Viable Product atau MVP, adalah versi paling sederhana dari produk anda yang memenuhi tujuan dasar pembuatan produk tersebut tanpa disertai tambahan fungsionalitas lain. MVP seringkali dibuat seminimal mungkin untuk memperoleh feedback sebesar mungkin dari pengguna demi perbaikan produk.

Melihat fungsinya yang sangat mendasar tersebut, kira - kira dampak apa yang akan ditimbulkan apabila dalam pembuatan suatu produk tidak disertai pembuatan Minimum Viable Product?

Ada beberapa alasan mengapa MVP dianggap sangat diperlukan dalam pengembangan produk, menurut beberapa ahli, berikut adalah alasannya :

Menurut Vlad Dmitriev, seorang konsultan pengembangan perangkat lunak di Cleveroad Inc., MVP dianggap mampu membantu produk “mendapatkan perhatian” bahkan sebelum versi seutuhnya siap untuk diluncurkan.

Selain itu, menurutnya MVP sangat disukai oleh pengguna karena beberapa alasan, seperti adanya rasa bahwa pengguna terlibat dalam pengembangan produk, tidak perlunya membaca manual, pengguna benar-benar hanya fokus kepada fitur penting dan unik, memiliki antarmuka pengguna yang jelas dan terakhir, tidak adanya bug maupun crash.

Bagi startup sendiri, MVP dapat berperan sebagai “penarik minat” bagi para investor karena mereka bisa memaparkan fungsionalitas dasar produk mereka secara jelas. Selain itu alasan lainnya adalah purwarupa yang mereka tunjukkan kepada investor merupakan perwujudan nyata dari suatu konsep, investasi yang dilakukan bersifat rendah risikonya serta waktu pengembangannya singkat.

Terakhir, bagi pengembang produk itu sendiri, MVP membuka kesempatan untuk menilik dan memikirkan arsitektur produk secara detil dan memberikan ruang lebih bagi pengembang untuk berpikir mengenai produk. Pengembang juga lebih mudah menambah fitur baru ke produk, memiliki waktu pengembangan dan perbaikan bug yang relatif singkat, mampu membangun arsitektur yang terstruktur dengan baik serta pengembangannya lebih sederhana.

Pada dasarnya, MVP memudahkan pengembang produk untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap produk secara mudah karena produk masih sederhana dan belum menjadi terlalu kompleks untuk dilakukan perubahan.

Referensi : Pendapat Vlad Dmitriev