Apa dampak penggunaan racun sianida terhadap ekosistem perairan laut ?

penggunaan racun sianida terhadap ekosistem perairan laut

Bahan beracun yang sering dipergunakan dalam penangkapan ikan adalah sodium atau potassium sianida. Apa dampak penggunaan racun sianida terhadap ekosistem perairan laut ?

Penangkapan dengan cara racun sianida (pembiusan) dapat menyebabkan:

  • Kepunahan jenis-jenis ikan karang, misalnya ikan hias, kerapu (tpinephelus spp.), dan ikan napoleon (Chelinus).
  • Ikan besar dan kecil menjadi “mabuk” dan mati.
  • Menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terumbu karang, yang ditandai dengan perubahan warna karang yang berwarna warni menjadi putih yang lama kelamaan karang menjadi mati. Indikatornya adalah karang mati, memutih, meninggalkan bekas karang yang banyak akibat pengambilan ikan di balik karang.

Dampak yang ditimbulkan oleh racun sianida apabila digunakan untuk menangkap ikan di laut dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu dampak terhadap manusia dan dampak terhadap makhluk hidup di laut.

Dampak terhadap manusia

Bukan hanya ikan-ikan yang mati, tapi juga racun yang ditimbulkan bisa berdampak pada manusia itu sendiri. Ikan yang ditangkap dengan sianida itu biasanya cepat busuk, sehingga sangat mudah dibedakan antara ikan hasil tangkapan yang normal. Bahkan ikan tersebut tidak bisa diekspor lantaran negara-negara luar tidak bisa membelinya. Apalagi kalau sudah mengandung racun atau zat kimia.

Jika pemakaian sianida dapat mengakibatkan membunuh alga Zoxanthellae yang penting bagi pertumbuhan polip karang. Dimana Sianida terakumulasi dalam karang dan membawa dampak jangka panjang, dan penyelam dapat terbunuh akibat keracunan.

Dunia internasional mulai mengecam dan mengancam akan memboikot akan ekspor ikan dari negara yang penangkapannya tergolong masih merusak lingkungan perlu diwaspadai.
Baca Juga : Proses Pencernaan Makanan secara Mekanik dan Kimiawi

Dampak terhadap Makhluk Hidup di Laut

Penggunaan bahan berbahaya dapat mengakibatkan rusaknya dan pencemaran bagi lingkungan perairan, sampai dapat merusak jazad renik dan ikan yang masih kecil maupun bibit ikan. Sehingga akan memunahkan jenis-jenis ikan tertentu di dunia perikanan.

Lingkungan tempatnya menangkap ikan akan rusak bahkan ekosistem terumbu karang yang ada di dalamnya juga ikut rusak. Menurut Supriharyono (2007) terumbu karang Indonesia telah banyak yang rusak, dari luas terumbu karang sekitar 50.000 km2 yang ada hanya tinggal 6,48 % kondisinya masih sangat baik, 22,53 % baik, 8,39 % rusak, dan 42,59 % rusak berat.

Sianida mampu membunuh seluruh makhluk hidup yang ada didalamnya (terkena) lantaran zat kimia ini memiliki kandungan yang mematikan. Oleh karena itu, wajar saja kalau pemerintah melarang keras penggunaan bahan kimia ini. Sianida bukan saja ikannya yang dimatikan, tapi juga telurnya ikut mati alias tidak bisa menetas sehingga akan menimbulkan kepunahan.

Oleh karena itu cintailah, jagalah dan lestarikan laut kita, jika laut kita bebas dari bahan peledak dan racun sianida serta alat-alat yang dapat menghancurkan kehidupan laut. Jika laut dan terumbu karang alami dan lestari maka ikan pun akan banyak berkembang biak dan dapat meningkatkan penghasilan nelayan.