Apa dampak kelebihan berat badan berlebih bagi anak jika tidak segera diatasi?

gemuk

Berat badan berlebih pada anak akan menimbulkan masalah kesehatan.
Apa dampak kelebihan berat badan berlebih bagi anak jika tidak segera diatasi?

image

Obesitas atau kelebihan berat badan pada anak sudah menjadi epidemi pada 25 tahun terakhir. Penderita terbanyak memang di negara maju, tapi belakangan ini jumlah penderita di Indonesia meningkat pesat.

Kasus kelebihan berat badan pada kalangan anak usia di bawah lima tahun, meningkat menjadi 14,2 persen tahun 2010 dari sebelumnya 12,2 persen di tahun 2007.

Adapun prevalensi obesitas pada kalangan usia 18 tahun ke atas, dari 19 persen tahun 2007 naik menjadi 21,7 persen pada 2010.

“Anak-anak yang orangtua obesitas atau kegemukan, sekitar 50-80 persen juga akan kegemukan. Anak-anak dan remaja yang kegemukan juga akan obesitas di usia dewasa,” kata dr.Indrarti Soekotjo, spesialis kedokteran olahraga, dalam acara media edukasi “Yuk Main di Luar” yang diadakan oleh Nuvo Family dan Forum Ngobras di Jakarta (23/8/16).

Obesitas terjadi karena penumpukan lemak yang berlebihan secara menyeluruh di bawah kulit dan jaringan lainnya di dalam tubuh.

Di Indonesia, obesitas juga sudah digolongkan sebagai penyakit karena itu tidak boleh dibiarkan.

Menurut dr.Titi, panggilan akrab Indrarti, obesitas adalah gemuk yang tidak lucu lagi karena anak beresiko mengalami berbagai komplikasi penyakit.

Timbunan lemak dalam tubuh memang menjadi salah satu faktor risiko munculnya beragam penyakit, tak terkecuali pada anak-anak.

Risiko yang dihadapi anak obesitas antara lain hipertensi, Kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, gangguan pertumbuhan tulang, asma, sleep apnea, hingga depresi karena merasa rendah diri.

Pada anak perempuan, kegemukan juga menyebabkan pubertas dini. Kondisi tersebut akan memicu beragam gangguan lain, termasuk osteoporosis, hingga tinggi badan cenderung pendek.

Seorang anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena:

  • Masalah sendi, termasuk sobek (osteoarthritis) dan terpisahnya bolah dari sendi pinggul dari ujung atas tulang paha (slipped capital femoral epiphysis). Anak-anak yang obesitas juga memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki bow leg (bentuk kaki seperti huruf O) dan lebih memungkinkan untuk terkena patah tulang

  • Masuk masa puber lebih awal

  • Masalah pernapasan, termasuk asma yang lebih parah, kesulitan bernapas saat tidur (obstructive sleep apnea) dan sesak napas saat berolahraga

  • Kekurangan zat besi dan vitamin D

  • Kelebihan berat badan atau obesitas saat dewasa (lebih dari setengah dari anak-anak yang obesitas tumbuh menjadi orang dewasa dengan obesitas juga)

  • Memiliki masalah jantung saat dewasa

  • Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas saat anak-anak atau remaja dapat mengakibatkan efek psikologis pada beberapa penderitanya. Hal ini kemudian mengakibatkan perasaan rendah diri dan kurang kepercayaan diri. Anak-anak dapat menjadi korban bullying karena berat badannya. Mereka dapat menarik diri dan menhindari kontak sosial. Hal ini dapat berujung ke suasana hati yang buruk dan, dalam kasus yang parah, depresi.

Apabila kelebihan berat badan dan obesitas diketahui dan diatasi pada masa kanak-kanak dan remaja, beberapa masalah kesehatan ini dapat menghilang, atau bahkan dicegah. Anak tersebut juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk tumbuh menjadi orang dewasa dengan berat badan ideal

Sumber : hellosehat.com

Obesitas yang terjadi pada masa kanak-kanak ini perlu mendapatkan perhatian, sebab obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila kemudian berlanjut hingga dewasa akan sulit di atasi. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang menurut Damayanti, 2008 diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Sindrom resistensi insulin
    Bagi anak yang mengalami kegemukan sekitar perut, terutama yang bertipe buah apel, umumnya mengalami penurunan jumlah insulin dalam darah. Akibatnya hal tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2. Penderita DM tipe 1 selain memiliki kadar glukosa yang tinggi, juga memiliki kadar insulin yang tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom X

  2. Tekanan Darah Tinggi
    Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang mempengaruhi tekanan darah. Sekitar 20-30% anak yang kegemukan mengalami hipertensi. Dikatakan hipertensi jika mengalami tekanan darah tinggi yaitu systole lebih besar dari 140 mmHg, dan diastole lebih besar dari 90 mmHg.

  3. Penyakit Jantung Koroner
    Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner.Risiko terkena penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dnegan perubahan terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan. Penyakit jantung koroner tidak selalu akibat kegemukan, tetapi diperburuk oleh faktor risiko lain yang terjadi pada masa kanak- kanak seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan diabetes.

  4. Gangguan pernafasan
    Gangguan pernafasan seperti asma, nafas pendek, menggorok saat tidur dan tidur apnue (terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ketika sedang tidur). Hal ini disebabkan karena penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diagragma dalam dinding dada yang menekankan paru-paru

e. Gangguan tulang persendian
Beban tubuh anak yang terlalu berat mengakibatkan gangguan ortopedi dan gangguan lain yang sering dirasakan adalah nyeri punggung bawah dan nyeri akibat radang sendi.

1 Like