Apa Cita-Cita Kalian?

penting-diketahui-faktor-faktor-penghambat-menggapai-cita-cita-c87

Setiap orang memiliki cita-cita. Ada yang ingin menjadi dokter, pilot, chef, dll. Mungkin saat ini kita sedang berada di salah satu jalan untuk mencapai cita-cita tersebut. Akan tetapi, ada juga yang menyimpan cita-citanya, demi kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak bisa disebutkan dan diuraikan. Ada juga yang benar-benar ditampar oleh realita, membuat kita tidak bisa mencapai cita-cita tersebut.

Bagaimana dengan kalian? Apa cita-cita kalian yang sesungguhnya?

Ilustrasi

Apa Cita-citamu…??? Yukk, Mari Kita Lihat di Sini… (darunnajah.com)

Dari dulu saya sangat punya cita-cita ingin menjadi pebisnis sukses. Bidang bisnisnya sendiri sekarang yang lagi saya sukai adalah dalam kuliner, ingin sekali rasanya punya restoran sendiri dengan produk hasil sendiri yang ada berbagai cabang di seluruh Indonesia.

Selain itu saya sebenarnya juga berkeinginan di masa depan ingin punya pabrik frozen food sendiri, sesuai dengan jurusan pendidikan saya, membuat produk olahan ikan yang bersaing di pasar Indonesia dan juga internasional, semoga saja dapat dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Amin.

Wah, keren kak! Memutuskan untuk menjadi pebisnis bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin ya, kak. Semangat selalu untuk mencapai cita-cita kak Satria!

Pada jaman dulu ketika masih kecil sampai SMA, cita-cita sih ingin jadi seorang penulis ataupun guru dan mati-matian mengejar itu semua. Namun sekarang-sekarang ini, saya pribadi memiliki pemikiran bahwa cita-cita saya untuk hidup nyaman dan tenang.
Jadi, sekarang ini mengejar sebuah kenyamanan hidup yang membuat pribadi lebih tenang.

Pada awalnya ketika saya masih di Sekolah Dasar saya bercita-cita untuk menjadi seorang juru masak atau chef, karena saya memang gemar sekali untuk memasak mulai dari kelas 3 SD. Cita-cita ini masih saya pegang teguh hingga saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun ketika saya duduk di bangku SMP tepatnya kelas 9, cita-cita saya mulai berubah. Rencana awal saya ingin masuk di SMK jurusan tata boga, beralih masuk SMA jurusan IPS.

Cita-cita saya mulai berubah ke arah yang lebih sosial karena faktor kegemaran saya waktu itu ikut dalam salah satu forum relawan. Kemudian saya mengubah cita-cita saya ingin menjadi seorang Psikolog. Hingga sekarang saya berkuliah di jurusan Psikologi, semoga kedepannya saya diberi kesempatan untuk melanjutkan studi saya ke jenjang profesi agar cita-cita saya menjadi Psikolog tercapai (aamiin).

Hidup nyaman dan tenang menurut saya merupakaan dambaan setiap orang ya, Kak. Tetapi menurut saya hidup nyaman dan tenang versi beberapa orang adalah hidup yang berkecukupan, ketika membutuhkan sesuatu pasti ada, dsb.
Bagaimana kak @Alfarizi mendeskripsikan hidup nyaman dan tenang versi kakak?

Menurut saya cita-cita setiap anak pasti mengalami perubahan ketika ia beranjak dewasa, dan itu wajar. Jarang sekali saya temui ada seseorang yang konsisten dalam mencapai mimpinya terutama saya. Saya sendiri sering kali berganti cita-cita bergantung dengan film/drama apa yang sedang saya tonton. Ini sedikit menggelikan sebenarnya.

Saya rasa kak @Alimpanggih hebat, bisa konsisten ingin menjadi chef lumayan lama. Meskipun akhirnya berubah ketika masuk SMA namun tetap konsisten hingga saat ini. Semoga berhasil ya, Kak! Semua tidak ada yang tidak mungkin ketika kita konsisten untuk menjalani dan mencapai cita-cita.

Saya memiliki cita cita untuk membangun sebuah bisnis, namun orang tua saya dan saya sendiri tidak memilki latar belakang di bidang bisnis, apakah saya bisa membangun bisnis dengan baik saya masih belum yakin. Latar belakang saya dibidang Desain, kemungkinan bidang bisnis yang ingin saya bangun suatu saat nanti berkaitan dengan fotografi, jasa desain atau percetakan. Untuk saat ini saya akan fokus untuk mengembangkan karir lewat kerja untuk mencari banyak pengalaman dan terus mengembangkan skill.

Kalau saya sendiri memiliki cita-cita menjadi seorang seniman, karena saya cenderung anak yang kreatif. Akan tetapi benar sekali ditamparnya oleh realita membuat cinta-cita kita sulit dicapai, misalnya ekonomi, tidak ada dukungan orang tua, bahkan pemikiran-pemikiran sendiri ataupun orang lain bahwa cita-cita kita itu ga worth, mending jadi dokter, insinyur, atau pengusaha.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan usia, saya berfikir kalau hidup ini adalah seni. Tidak perlu menjadi seniman agar bisa tetap kreatif. Selama pemikiran-pemikiran dan kreatifitas dipikiran saya itu dapat saya keluarkan, maka itu sudah cukup memuaskan bagi saya.

image