Apa ciri-ciri ikan dan udang berformalin?

Formalin seringkali digunakan untuk mengawetkan ikan, padahal formalin bukan diperuntukkan bagi makanan. Lalu apa ciri-ciri ikan dan udang yang berformalin?

Ikan dan Udang Berformalin


Ikan dan udang adalah bahan pangan yang mudah rusak (membusuk). Apabila tidak diberikan perlakuan atau penanganan yang tepat, hanya dalam waktu beberapa jam sejak ditangkap dan didaratkan maka akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Karena itu, agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, kondisinya perlu dijaga.

Penanganan yang tepat dapat menghambat atau menghentikan aktivitas zat-zat dan mikroorganisme perusak atau enzim-enzim yang dapat menyebabkan kemunduran mutu dan kerusakan sehingga ikan mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan bahan konsumsi. Semua penyebab kebusukan dapat dihambat dengan segera mendinginkan ikan dan udang setelah diangkat dari air dan menjaga agar suhunya tetap kurang lebih 0°C seraya memelihara kebersihan. Namun pada beberapa tahun terakhir ditemukan kasus penyalahgunaan formalin sebagai pengganti es batu untuk mencegah kebusukan ikan dan udang.

Formalin bersifat mudah larut dalam air sehingga memudahkannya untuk diserap jaringan dalam daging. Penyerapan tersebut berjalan melalui proses osmosis melalui membran sel. Osmosis merupakan proses perpindahan larutan ke larutan lainnya melalui membran. Perpindahan tersebut disebabkan oleh perbedaan kekentalan. Larutan yang kekentalannya rendah akan pindah melalui membran ke larutan yang kekentalannya lebih tinggi. Dengan mekanisme itulah formalin dapat masuk ke jaringan ikan dan udang. Formalin akan mengeluarkan isi sel sehingga tercipta sel baru yang memiliki struktur kuat dalam mencegah pembusukan oleh bakteri. Kuat dugaan bahwa ikan dan udang segar sudah mulai diberi formalin di dalam kapal.

Agar tidak terkecoh, konsumen dituntut untuk lebih teliti dalam membeli serta mewaspadai ikan dan udang berformalin yang ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

  • Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25° C).
  • Mata ikan merah, tetapi warna insang merah tua, bukan merah segar, dan tidak cemerlang.
  • Warna daging ikan putih bersih dengan tekstur kaku/kenyal.
  • Bau amis (spesifik ikan dan udang) berkurang, lendir pada kulit ikan hanya sedikit, dan tercium bau seperti bau kaporit.
  • Tidak dikerubungi lalat.

Kandungan alami formaldehid dalam jenis ikan dan udang (mg/kg) adalah :

  • Air laut asap 20
  • Air tawar asap 20
  • Ikan beku 20
  • Udang hidup 1 (Nasiri, 2003).
1 Like