Apa bahaya jika kita tidak memaafkan kesalahan orang lain?

maaf

Didunia ini tidak ada manusia yang sempurna, semua pasti pernah membuat kesalahan di masa lalunya. Tidak semua orang dapat memaafkan kesalahan orang lain dan memilih untuk menghindar atau memusuhinya.

Apa bahaya jika kita tidak memaafkan kesalahan orang lain ?

Bahaya tidak memaafkan kesalahan orang lain, diantaranya adalah:

  • Stres
  • Frustasi
  • Tidak bisa fokus
  • Tidak mampu untuk melangkah maju kedepan
  • Perkembangan sifat dalam diri terhambat
  • Hubungan sosial masyarakat terganggu

Ketidakmampuan memaafkan dapat memberikan berbagai dampak negatif, baik secara fisik, mental (emosional), spiritual, maupun sosial.

Dampak Fisik

Secara fisik, orang yang marah akan menjadikan jantungnya berdetak lebih cepat, mengalirkan darah keseluruh tubuh dengan cepat pula, napas terasa susah (tersengal-sengal), mata melotot merah, pikiran terkunci mati, hati tidak berfungsi, dan yang mengalir dalam tubuhnya adalah keinginan yang negatif. Jika hal itu berlanjut dan tidak segera membuka hati untuk memaafkan, akibatnya bisa menjadi sumber pemicu berbagai penyakit. Kemudian muncul kelelahan, kecemasan, dan waswas dalam menanggung beban masalah sehingga jantung berpacu lebih cepat dan tekanan darah lebih tinggi.

Memang ada juga yang melampiaskan kemarahan dan dendamnya dengan mengkonsumsi makanan secara berlebihan sehingga yang terjadi adalah kegemukan. Di samping penampilan menjadi tidak bagus, kegemukan menjadi sarang berbagai penyakit untuk tubuh. Ada juga yang sebaliknya, tidak mau makan ketika memendam masalah. Badanpun menjadi kurus dan berpenyakitan. Akibatnya, penyakit mendatanginya seperti mag dan lambung. Badan lesu, lelah, dan capek sehingga malas untuk beraktivitas dan meraih prestasi.

Dampak Mental (Emosional)

Selain mendatangkan kerugian secara fisik, marah akan mendatangkan kerugian secara mental. Orang yang tidak mampu memaafkan kesalahan orang lain dan membiarkan kegemuruhan di dalam dadanya rasa amarah dan dendam akan membawa hati dan pikirannya menjadi lelah memikirkan orang yang telah membuat masalah dengannya. Hari-harinya hanya diselimuti untuk memikirkan orang tersebut, selalu yang diingat dan dibicarakan adalah orang yang ada masalah dengannya itu.

Hidupnya hanya terfokus pada suatu permasalahan dengan orang tersebut sehingga lalai, lupa, dan terasa tumpul untuk memikirkan pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Hatinya telah diselimuti oleh amarah dan dendam sehingga pikiranya yang terlintas hanya sesuatu yang negatif, hatinya yang terasa hanya kepedihan, penyesalan, dan hal-hal yang negatif pula.

Di samping itu, ada juga orang-orang yang melampiaskan kemarahannya dengan tindakan anarkis seperti melempar-lempar batu, berteriak-teriak, membanting barang pecah belah, memukul-mukul tembok, dan tindakan anarkis lainnya. Semua itu hanya bisa menyelesaikan masalah secara instan, tetapi tidak akan menyelesaikan masalah yang telah menghimpitnya.

Dampak Spiritual

Dampak ketiga yang akan didapatkan bagi mereka yang hanya mengumbar kemarahan dan dendam serta yang tidak memaafkan adalah akan menjadikan “manusia-manusia vampir” yang selalu haus dengan adu domba, dosa, dan maksiat dan “manusia-manusia setengah setan” yang selalu gentayangan menampakkan perilaku-perilaku yang hina, tercelah, jauh dari rahmat Tuhan.

Individu yang lari dari takdir Tuhandan tidak mampu memahami dan mengais hikmah di balik permasalahan yang telah menghampirinya. Masalah- masalah yang datang dalam dirinya tidak membuatnya menjadi mulia dan bermartabat. Sebaliknya, makin menjadi jatuh dan tertunduk malu terhina dala kehidupannya. Masalah-masalah yang datang tidak menjadikan pendidikan, tetapi dibiarkan pergi tanpa makna apapun.

Dampak Sosial

Emosi negatif yang muncul dari ketidak mampuan memaafkan, memunculkan pribadi yang tidak baik, akibatnya berdampak pada rusaknya persahabatan, putusnya persaudaraan, dan hilangnya keharmonisan hidup bermasyarakat. Akibatnya, muncul disharmonisasi dalam kehidupan masyarakat dan jauhlah menikmati indahnya hidup dunia, indahnya persahabatan, dan indahnya berprestasi.

Menolak memaafkan memberikan kekuatan sementara, tidak memberikan respon pertahanan diri yang jelas dan terukur. Memolak memaafkan tidak membebaskan kita dari kesalapahaman terhadap orang yang menyinggung/menyakiti, atau menyediakan sesuatu yang lebih baik melainkan kebencian untuk membangun kembali harga diri yang terluka. Menolak memaafkan tidak memberi kita sebuah “lapisan pelindung” yang sungguh-sungguh membuat kita lebih kuat atau lebih hebat dari manusia lainnya.

Tidak memaafkan hanyalah kekuatan negatif, yang membuat kehidupan terbatas, sempit, respon keras kepala terhadap luka hati yang mendorong kebencian dan rasa malu, serta menjauhkan diri dari tantangan yang lebih besar untuk menciptakan perdamaian dengan diri sendiri agar dapat merasak keutuhan diri dan bahagia menjalani hidup.

Referensi : Muhammad Abu Fitriana, The Spirit of Forgiveness:Hidup Indah dengan Memaafkan, Solo, Tinta Medina, 2013.