Apa akibat kekurangan asam folat bagi ibu hamil?

Asam folat merupakan mineral yang kebutuhannya sampai dua kali lipat. Banyak ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat.
Apa akibat kekurangan asam folat bagi ibu hamil?

1 Like

Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat (Aritonang, 2010).

Selain itu Almatsier (2009) menyebutkan bahwa asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk pendewasaannya.

Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun yang telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat di dalam makanan mereka sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat hamil.

Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan), (Aritonang, 2010).

Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 200 µg untuk ibu hamil, yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen.

Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 µg per hari, masing-masing pada trimester I, II, dan III (Arisman, 2004). Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.

Asam folat adalah bentuk sintetis dari folat yang merupakan salah satu bagian dari vitamin B, yaitu B9 (Goetzl, 2017). Defisiensi asam folat merupakan kadar asam folat di bawah normal, yaitu folat serum < 3 ng/ml dan folat eritrosit < 130 ng/mL (Mayes, 2007). Defisiensi folat ini dapat terjadi karena akibat langsung dari kurangnya konsumsi harian, absorbsi yang buruk dari folat yang dimakan serta peningkatan penggunaan (misalnya saat beraktivitas fisik, kehamilan); dapat pula disebabkan oleh kondisi liver patologis dan gangguan metabolisme folat oleh karena defek genetik atau interaksi obat (Scaglione, 2014). Secara umum kebutuhan asam folat pada wanita hamil meningkat dari normal. Kebutuhan asam folat pada wanita usia subur dan ibu hamil sekitar 400-600 mikrogram per hari (0,4-0,6 mcg/hari). Asam folat sangat berperan penting pada fase awal pembentukan janin, yaitu pada fase pembentukan sistem saraf pusat.

Selama kehamilan, pertumbuhan janin menyebabkan peningkatan jumlah total sel yang membelah dengan cepat, yang mengarah pada peningkatan kebutuhan folat. Asupan folat yang tidak adekuat menyebabkan penurunan konsentrasi serum folat, yang mengakibatkan penurunan konsentrasi eritrosit folat, peningkatan konsentrasi homocysteine, dan perubahan megaloblastik pada sumsum tulang dan jaringan lain dengan sel yang membelah dengan cepat untuk menilai efektivitas folat oral.

Asam folat sangat berperan penting pada fase awal pembentukan janin, yaitu pada fase pembentukan sistem saraf pusat. Peningkatan kebutuhan metabolik yang meningkat pada kehamilan disebabkan oleh tingkat kecepatan pertumbuhan dan perkembangan selular fetal dan maternal. Telah dilaporkan adanya penurunan insiden rekurensi NTD pada ibu hamil, walaupun beberapa penelitian menyebutkan konsumsi asam folat saat hamil dapat meningkatkan risiko alergi susu sapi, dermatitis atopi, serta asma. Sebaliknya, banyak penelitian lain tidak menemukan adanya hubungan pemberian suplementasi asam folat dengan kejadian risiko tersebut. Kekurangan asupan folat selama kehamilan dapat menghasilkan luaran kehamilan yang buruk, anemia megaloblastik pada ibu serta kecacatan janin.

Referensi
  1. https://www.researchgate.net/publication/326961115_Peran_Asam_Folat_Dalam_Kehamilan
  2. https://www.researchgate.net/publication/236094846_Folic_acid_supplementation_during_pregnancy_for_maternal_health_and_pregnancy_outcomes