Apa akibat dari defisiensi yodium pada bayi baru lahir?

Apa akibat dari defisiensi yodium pada bayi baru lahir?

Salah satu dampak dari defisiensi atau kekurangan yodium bagi anak yang baru lahir (Neonatus) adalah kretin endemis.

Kretinisme adalah suatu kondisi akibat hipotiroidisme ekstrem yang di derita selama kehidupan janin, bayi, atau kanak-kanak, dan terutama di tandai dengan gagalnya pertumbuhan tubuh anak tersebut dan retardasi mental (guyton, 2007)

Kretinisme Endemik atau kretinisme mula-mula digunakan untuk bayi-bayi yang baru lahir pada daerah-daerah dengan asupan iodium yang rendah serta goiter endemik. Kretin endemik merupakan kelainan akibat kekurangan iodium yang berat pada saat masa fetal dan merupakan indikator klinik yang penting bagi gangguan akibat kekurangan iodium. Tanda-tanda klinis yang menonjol yaitu adanya retardasi mental, postur pendek, muka dan tangan tampak sembab dan seringkali tuli mutisme dan tanda-tanda kelainan neurologis.

Kretin endemik yang disebabkan kekurangan yodium menyangkut 3 hal yaitu epidimologis, klinis dan pencegahannya.

Secara epidimologis kretin endemik selalu berhubungan dengan defisiensi yodium yang berat, dan secara klinis gejalanya disertai dengan defisiensi mental. Defisiensi mental meliputi gejala neurologis yang terdiri atas gangguan pendengaran dan bicara, gangguan berjalan dan sikap berdiri yang klinis;

Gejala yang menyolok lain adalah gangguan pertumbuhan (cebol) dan hipotiroidisme.

Dari sisi pencegahan, kretin endemic dapat dicegah dengan menggunakan yodium, dan jika hal ini dilakukan dengan adekuat maka terjadinya kretin endemik ini dapat dicegah.

Dibeberapa kasus, kekurangan yodium pada bayi yang bru lahir dapat menyebabkan kematian.

Defisiensi yodium mempunyai banyak dampak utama pada pertumbuhan dan perkembangan manusia. Dampak-dampak tersebut secara bersama disebut Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Salah satu tanda klasik seseorang yang mengalami defisiensi yodium adalah goiter atau pembesaran kelenjar gondok dan dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada bayi baru lahir. Ketika asupan yodium kurang memenuhi, terjadi peningkatan sekresi thyroid-stimulating hormone (TSH) sebagai upaya untuk memaksimalkan penyerapan yodium yang tersedia, dan TSH merangsang hipertrofi dan hiperplasia tiroid. Hal ini merupakan bentuk adaptasi fisiologis terhadap defisiensi yodium kronik. Goiter ditandai dengan pembesaran difus dan homogen, kemudian berkembang membentuk nodul. Defisiensi yodium berkaitan dengan tingginya kejadian gondok beracun multinodular, terutama pada wanita usia lebih dari 50 tahun.

Dampak yang paling serius dari GAKY adalah gangguan pada perkembangan janin. Selama trimester pertama kehamilan, untuk menyediakan hormon tiroid, fetus bergantung pada hormon tiroid ibu melalui plasenta sekitar 20-40%. Pada minggu ke-10-12, kelenjar tiroid fetus mulai berfungsi namun tetap membutuhkan yodium dari ibu untuk menghasilkan hormon tiroid. Yodium yang tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan otak ( brain damage ) yang bersifat irreversibel. Kekurangan yodium berat selama kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir mati, aborsi, dan kelainan kongenital. Selain itu juga menyebabkan kretinisme, yang ditandai dengan retardasi mental berat yang disertai dengan perawakan pendek, tuli-bisu, dan spastisitas.1 Di daerah defisiensi yodium berat, sekitar 5-15% populasi mengalami kretinisme. Melalui program profilaksis yodium, dapat mengurangi terjadinya kasus baru kretinisme di Swiss dan beberapa negara, namun kretinisme masih muncul di daerah Cina Barat.

Dampak kekurangan yodium ringan sampai sedang selama kehamilan belum diketahui secara jelas. Ibu yang mengalami hipotiroidisme subklinis (peningkatan TSH pada trimester kedua) dan hiptiroksinemia berhubungan dengan gangguan perkembangan mental dan psikomotor keturunannya. Penelitian di Eropa menyatakan bahwa yodium mengurangi ukuran tiroid pada ibu dan bayi baru lahir, dan beberapa dapat menurunkan kadar TSH ibu. GAKY diyakini mempunyai pengaruh terhadap fungsi intelektual. Pada studi crosssectional dilaporkan, anak defisiensi yodium sedang sampai berat mengalami gangguan fungsi intelektual dan keterampilan motorik halus. Dua meta-analisis memperkirakan populasi dengan defisiensi yodium kronis mengalami penurunan intelligence quotient (IQ) antara 12,5-13,5 poin.

Asupan yodium juga berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Penelitian 5 negara di Asia menyatakan bahwa konsumsi garam beryodium berhubungan dengan peningkatan berat badan per usia dan lingkar lengan atas bayi. Pada Anak defisiensi yodium, gangguan fungsi tiroid dan goiter berbanding terbalik dengan konsentrasi insuline-like growth factor-1 (IGF-1) dan IGF-binding protein-3 (IGFBP-3). Beberapa penelitian melaporkan bahwa kebutuhan yodium yang tercukupi dapat meningkatkan IGF-1 dan IGFBP-3 serta meningkatkan somatic growth pada anak-anak.