Apa ajaran-ajaran Kanjeng Sunan Kalijaga ?

Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo adalah seorang tokoh Wali Songo yang sangat lekat dengan Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak. Semasa

Apa ajaran-ajaran Kanjeng Sunan Kalijaga ?

Ajaran sunan Kalijogo yang paling terkenal terangkum dalam Dasa Pitutur atau 10 nasihat utama yang perlu dilakukan oleh manusia. Nasihat-nasihat yang ada pada Dasa Pitutur adalah :

Urip Iku Urup

Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara

Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti

Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha

Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan.

Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan

Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman

Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja.

Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman

Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka

Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).

Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo

Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.

Ajaran-ajaran Sunan Kalijaga yang terkenal adalah manembah, mangabdi, maguru, martapa,dan makarya.

  1. Menembah, kita diajarkan untuk selalu taat kepada Allah SWT.
  2. Mengabdi, kita diajarkan untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua.
  3. Maguru, kita diajarkan untuk menghargai kitab-kitab karya orang lain.
  4. Martapa, kita diajarkan untuk berserah diri kepada Allah merenungkan kesalahan-kesalahan.
  5. Makarya, kita diajarkan untuk menciptakan karya atau seni-seni yang bermanfaat bagi orang banyak.

Selain itu, terdapat lima macam ilmu yang disampaikan oleh Sunan Kalijaga, yakni akhlaq, tauhid, pengobatan, dan syari‟at. Berikut ini adalah ajaran Sunan Kalijaga yang disampaikan sesuai deengan kajian ilmunya seperti:

  1. Akhlaq

    Ungkapan” Jerone mentah ono mateng, jerone mateng ono mentah, jerone mentah ono kethek mudik wewetenge den uyuni”, maksudnya adalah dialam lahir manusia terdapat hahl-hal yang tampak, sedangkan didalam batin terdapat hal-hal yang tidak tampak. Namun selain itu, didalam alam lahir sebenarnya ada keburukan yang tidak tampak karena terlalu dekatnya keburukan tersebut.

    Dalam melakukan sesuatu tidak merasa tinggi hati dan sombong. Hati adalah sumber pengendali kegiatan. Jika hati sudah dihinggapi dengan perasaan sombong dan tinggi hati, maka esensi kemanusiaanya akan pudar.

    Selain itu, manusia selalu berusaha mencari alasan untuk membenarkan kesalahan yang diperbuatnya. Sifat dasar manusia adalah tidak mau disalahkan. Oleh karena itu selalu ada peperangan antara hati yang mendorong untuk berbuat baik dan nafsu yang mendorong perbuatan buruk dalam diri manusia. Untuk mengatur pribadi manusia, hendaknya manusia mau mempelajari syari’at dan tarikat.

    Syari’at adalah aturan yang mengatur kegiatan lahir manusia, sedangkan tarikat adalah aturan yang mengatur kegiatan batin manusia. Syari‟at mengatur kegiatan badan, sedangkan tarikat mengatur kegiatan hati. Perbuatan yang salah dan benar secara batin dapat dinilai sendiri oleh manusia melalui ilmu tarikat.

  2. Teologi

    Teologi untuk memahami kebahagiaan sejati dan hakikat keberadaan manusia. Teologi yang diajarkan adalah tentang ke Esa-an Allah. Salah satu ungkapan yang disampaikan adalah “ono wajah dudu wajah” artinya ada wajah namun bukanlah wajah. Wajah yang sesungguhnya hanyalah Allah semata. Dzat yang menciptakan dan mengatur alam semesta disini bukan hanya bumi dan isinya, namun semua benda yang terlihat dan yang tidak terlihat, baik di alam nyata maupun di alam maya, antara langit dan bumi.

  3. Teosofi

    Teosofi adalah tentang ma’rifat, ma’rifat dapat dirasakan dengan sempurna setelah manusia mengalami mati. Ma’rifat yang dialami ketika hidup tidak sama dengan ma’rifat yang dialami manusia setelah ruh kembali ke hadapan Allah. Ma’rifat yang dialami setelah kematian adalah ma’rifat yang sebenarnya karena setelah kematian manusia mengalami pencucian jiwa.

  4. Tasawuf

    Taswuf ada dua macam, tasawuf ‘amali’ dan tasawuf 'falsafi’. Dzikir termasuk dalam kajian tasawuf amali. Tata cara dzikir ada empat tingkatan, yaitu:

    • Jamalullah, proses menikmati keindahan Allah.
    • Jalalullah, proses mengagumi kebesaran dan keagungan Allah.
    • Qahrullah, proses penyujian jiwa menuju peleburan diri dengan Allah.
    • Kamilullah, proses penyempurnaan jiwaketika menyatu dengan Allah.

    Proses dzikir tersebut sebagai aktivitas sholat. Shalat tanpa dibatasi gerakan syar’iyyah, tanpa diawali wudhu dan tanpa dibatasi waktu. Shalat yang hanya menggunakan kemampuan intuisi dan akal suci.

    Tasawuf yang disampaikan adalah tentang penyucian diri dari sifat-sifat kemanusiaan, pendekatan diri dengan Allah dan diakhiri dengan peleburan diri dengan Allah. Pada akhir tujuan ini di dalam tasawuf dikenal dengan istilah hulul atau wahdat al-wujud.

  5. Pengobatan

    Pengobatan adalah pengobatan alternatif, yakni pengobatan yang menggunakan bantuan doa dan ketekunan jiwa. Pengobatan yang tidak murni analisis badan. Titik berat pengobatan alternatif ini adalah perhitungan nama pennyakit.

    Ada tiga kemungkinan penyembuhan, yakni:

    • Cukup mengandalkan usaha manusia, karena kemungkinan untuk sembuh ada dan sangat besar.

    • Ada usaha dan do’a. Sebab penyakit yang diderita bukan hanya penyakit fisik, tetapi juga jiwa. Penyakit ini adalah guna-guna dari orang. Namun guna-guna tersebut tidak terlalu berbahaya dan harapan untuk sembuh masih besar.

    • Cukup bertawakal kepada Allah dan tabah menghadapi kemungkinan buruk, walau ada usaha, hendaknya tidak terlalu berharap untuk sembuh.

    Teknik pengobatan ini dapat dikuasai jika sudah dapat melewati penggemblengan jiwa yang dilakukan secara berurutan, yakni:

    • Mengendalikan sifat ego.
    • Bertwakal kepada Allah dan Meng-Esa-kan Allah.
    • Mengendalikan pikiran sepenuhnya kepada kekuatan Allah, diawali dengan dzikir.

    Jika proses penggemblengan jiwa tersebut dapat dilampaui, maka kemampuan untuk menyembuhkan dapat dimiliki. Namun ada beberapa nama penyakit, penawarnya dan mantra yang harus dihafalkan dan dikuasai untuk mencapai kesempunaan kemampuan mengobati. Macam-macam penyakit yang dipaparkan ada empat macam yaitu:

    • Totomoyo, racun yang paling mematikan.
    • Tikmoyo, racun yang tidak membahayakan.
    • Terakmoyo, racun yang tidak terlalu membahayakan.
    • Merimoyo, racun yang beraneka ragam modelnya.

    Adapun penawarnya adalah diambil dari tubuh pemberi racun. Segala sesuatu yang ada di tubuh penyebar racun adalah antibody dari racun yang disebarkan.

  6. Do’a

    Do’a yang terkenal adalah do’a Mangkubumi, isi do’a tersebut adalah sebagai berikut:

    • Permohonan keagamaan Negara.
    • Permohonan perpanjangan umur.
    • Permohonan penjagaan harta dari haram dan keburukan.
    • Permohonan kehidupan yang penuh berkah, keadilan, keselarasan dan kehormatan.

Referensi :

  • Faizur Rosyad dkk, Manuskrip Keagamaan Islam Koleksi Pengurus Petilasan Sunan Kalijaga di Surowiti ( Surabaya: Lembaga Penelitian IAIN Sunan Ampel).
  • Mohammad Sonhaji Ridwan (Pembawa Naskah Babat Surowiti, salah satu penerus pemegang leluhur desa Surowiti).