Anjing Dan Keledai

Kisah Sufi

Seorang yang baru saja menemukan cara memahami arti suara-suara yang dikeluarkan binatang, pada suatu berjalan sepanjang lorong di desa.
Dilihatnya seekor keledai, yang baru saja meringkik dan di sampingnya ada seekor anjing, menyalak-nyalak sekeras-keras-nya.

Ketika orang itu semakin dekat, arti pertukaran suara binatang itu bisa ditangkapnya.

“Uh, bosan! Kau ngomong saja tentang rumput dan padang rumput yang kering bisa dipergunakan sebagai pengganti daging,” katanya menyela.

Kedua binatang itu memandangnya sejenak. Anjing menyalak keras-keras sehingga suara orang itu tak terdengar sama sekali; dan keledai menyepak dengan kaki belakangnya tepat mengenai orang itu sampai kelenger.

Kemudian kedua binatang kembali adu mulut.

Catatan
Kisah ini, yang menyerupai kisah Rumi, adalah fabel dalam kumpulan kisah Majnun Qalandar, yang mengembara selama empat puluh tahun pada abad ketiga belas, membacakan kisah nasehat di pasar-pasar. Beberapa orang mengatakan bahwa ia benar-benar gila (seperti yang ditunjukkan oleh namanya).

Sumber : Idries Shah, Kisah-kisah Sufi, terjemahan: Sapardi Djoko Damono, Pustaka Firdaus, 1984