Anekdot si Bodoh Membeli Garam dan Gandum

Kisah Sufi

Pada suatu ketika terdapat seorang bodoh yang disuruh membeli gandum dan garam. Dia mengambil sebuah piring untuk membawa belanjaannya.

“Pastikan,” kata orang yang menyuruhnya, “jangan mencampur keduanya. Aku ingin keduanya dipisah.”

Ketika pemilik toko memenuhi piring dengan tepung dan menakar garam, si bodoh berkata:

“Jangan mencampurnya dengan tepung, sini aku tunjukkan di mana meletakkannya.”

Dan dia membalik piring, guna meletakkan garam pada permukaan dasar piring. Tepungnya tentu saja tumpah ke lantai. Tetapi garamnya selamat. Ketika si bodoh kembali ke orang yang menyuruhnya, ia berkata:

“Ini garamnya.”

“Bagus!” ujar orang tersebut, “tetapi mana tepungnya?”

“Seharusnya di sini,” jawab si bodoh, membalikkan piring.

Serentak ia melakukannya saat itu pula garamnya berjatuhan ke tanah, dan tepungnya tentu saja sudah lenyap.

Maka begitulah manusia. Melakukan suatu hal yang mereka pikir benar, mereka bisa jadi membatalkan hal lain yang sama-sama benar. Ketika hal ini terjadi dengan pemikiran sebagai ganti tindakan, orang itu sendiri kehilangan, atas refleksi tidak peduli bagaimana ia menganggap pemikirannya benar, logis.

Anda tertawa pada anekdot si bodoh. Sekarang, akankah Anda melakukan lebih (daripada itu) dan mengira tentang pemikiran yang Anda miliki (milik Anda sendiri) seolah garam dan tepung?

Sumber : Idries Shah, Jalan Sufi : Reportase Dunia Ma’rifat, Judul asli: The Way of the Sufi, penterjemah Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha,
Penerbit Risalah Gusti, November 1999