Anak tunggal cenderung lebih manja, benarkah statement tersebut?

Anak tunggal sering diidentikkan sebagai anak yang bersifat manja. Anggapan tersebut berkembang karena anak satu-satunya tumbuh tanpa ada “saingan” alias saudara. Sebab, bukan lagi rahasia bahwa saudara kandung kerap dianggap sebagai saingan dalam memperebutkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtua.

Apakah kalian setuju dengan statement tersebut? Bagaimana pengalaman bagi kalian yang mempunyai kerabat ‘anak tunggal’, apakah benar adanya jika cenderung lebih manja?

Referensi

https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-anak-tunggal-cenderung-manja-berlebihan
Gambar: google

Saya sendiri sebagai seorang anak tunggal, kurang setuju dengan stereotip anak tunggal yang lebih manja.

Seperti yang sudah disebutkan diatas, anggapan tersebut mungkin muncul dari pemikiran praktis bahwa jika tidak ada saudara lain, maka kasih sayang, perhatian dan dukungan finansial hanya akan berfokus pada satu anak.

Orang tua dianggap akan lebih menuruti segala kemauan anak, karena merupakan anak semata wayang. Opini saya, jangan-jangan ini berangkat dari pola pikir scarcity dan appreciation. Manusia cenderung lebih menghargai hal yang hanya ada sedikit/langka, dalam hal ini anak. Anak lebih sedikit, maka orangtuanya pasti lebih sayang, begitu sangka banyak orang (hope you all got my point).

Padahal tidak semua orang tua seperti itu. Ada yang anaknya banyak namun tetap bisa menyayangi secara adil. Ada yang memiliki anak tunggal, namun ditelantarkan. Jadi tidak bisa digeneralisir seperti itu.

1 Like