Alfred Nobel, Si Kaya Raya Penemu Dinamit

http://sains.me/sainsme/wp-content/uploads/2015/12/Patung-Alfred-Nobel-Oslo-768x400.jpg

Siapa sangka, sang jutawan yang namanya diingat sampai sekarang ini juga adalah orang yang menemukan dinamit.

Alfred Bernhard Nobel lahir pada tangga 21 Oktober 1833 di Stockholm, ibu kota negara Swedia. Ayah Alfred bernama Immanuel Nobel, merupakan seorang peneliti dan pebisnis handal. Immanuel tercatat pernah memiliki bisnis senjata dan memasok kebutuhan untuk militer Rusia kala sedang perang menghadapi Inggris. Hal ini membuat Immanuel kaya raya dan mampu membiayai pendidikan anak-anaknya dengan mendatangkan guru-guru terbaik ke rumah mereka. Dengan demikian, Alfred dan saudara-saudaranya mendapatkan jaminan pendidikan langsung dari para ahlinya.

Alfred muda sangat tertarik pada bidang sastra, fisika dan kimia. Ia juga memiliki sebuah perpustakaan pribadi dengan koleksi buku tak kurang dari 1500 buah. Ia dan saudara-saudaranya juga menguasai berbagai bahasa selain bahasa Swedia. Diantaranya bahasa Inggris, Rusia, Prancis, dan Jerman.

Kisah Penemuan Dinamit

Pada tahun 1847, seorang kawan Alfred bernama Sobrero dari Italia menjelaskan bahwa dirinya baru menemukan sebuah bahan kimia cair yang memiliki daya ledak sangat tinggi dan diberi nama pyroglicerine (yang pada masa kini dikenal dengan nitrogliserin). Sobrero menjadi gusar karena ia belum bisa menemukan cara bagaimana mengendalikan daya ledak yang luar biasa tersebut. Alfred Nobel pun tertarik untuk mengembangkan bahan hasil penelitian Sobrero dan menggunakannya untuk bisnis di sektor konstruksi.

Alfred melakukan serangkaian penelitian dengan bahan nitrogliserin ini. Ia mencoba mencampurnya dengan bubuk mesiu dan membakarnya dengan bantuan sumbu. Penelitian ini ia kembangkan dengan menambahkan teknologi detonator (hulu ledak) untuk memudahkan proses peledakan. Namun nitrogliserin memiliki kekurangan, yakni sifatnya yang cair dan tidak bisa dibawa kemana-mana secara aman.

Hingga pada tahun 1867 ia menemukan sebuah materi bernama Kieselguhr, yakni semacam pasir penghisap yang berasal dari ganggang diatomae. Materi ini membuat nitrogliserin memiliki bentuk tetap dan bisa dibawa kemana saja tanpa takut meledak. Materi buatan Alfred inilah yang hingga saat ini kita kenal dengan sebutan dinamit.

Sang Jutawan

Bisnis keluarga nobel berkembang pesat, namun bukan tanpa kendala. Saat melakukan serangkaian penelitian bahan peledak di Stockholm, sebuah kecelakaan pada tahun 1864 mengakibatkan sebuah ledakan besar dan menghancurkan pabriknya. Kecelakaan ini merenggut nyawa adik bungsu Alfred yang bernama Emil Nobel. Alfred sangat terpukul atas tragedi tersebut dan memutuskan untuk menyertakan perusahaannya di pasar saham.

Perusahaan Alfred Nobel menjadi terkenal dan mengalami sukses besar, dengan bidang usaha produksi bahan peledak yang mereka jual ke negara-negara yang sedang berperang, dan industri konstruksi. Dari situ Alfred Nobel memperoleh harta kekayaan yang berlimpah. Menjelang akhir hayatnya Alfred Nobel menulis surat wasiat agar segala harta kekayaan miliknya digunakan untuk memberikan penghargaan terhadap orang-orang yang berjasa pada bidang-bidang tertentu, termasuk pada bidang perdamaian.

Hal ini juga untuk menebus rasa bersalah Alfred karena perusahaannya telah memproduksi bahan peledak yang digunakan untuk berperang dan melukai banyak orang. Alfred Nobel meninggal dunia pada usia 63 tahun pada tanggal 10 Desember 1896 karena pendarahan otak. Ia telah mencatatkan namanya pada 355 hak paten selama masa hidupnya.

Sumber:
sains.me