“Aktuaris” Profesi Langka Incaran Perusahaan

Minimnya sumber daya manusia ahli tentunya membuat aktuaris kini menjadi salah
satu profesi yang paling dicari. Aktuaris sendiri merupakan seorang ahli yang dapat
mengaplikasikan teori matematika untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan risiko. Pada umumnya, persoalan ini menyangkut kejadian di masa yang akan datang dan berdampak pada bidang financial. Sebelum menjadi aktuaris, umumnya seseorang akan menempuh studi di jurusan aktuaria. Bidang ilmu yang ditekuni jurusan ini disebut dengan ilmu Aktuaria. Ilmu Aktuaria ini sendiri mempelajari hal-hal mengenai pengelolaan risiko keuangan pada masa yang akan mendatang dengan menggunakan kombinasi perhitungan dari matematika, statistika, akuntansi, ekonomi, peluang, dan manajemen resiko.
Program studi Aktuaria merupakan program studi yang baru beberapa tahun
kebelakang ini ramai dibicarakan karena prospek lulusan dari jurusan ini memiliki peluang
yang tinggi untuk bersaing dengan profesi lainnya. Hal ini membuat perguruan tinggi negeri
maupun swasta berlomba-lomba dalam membuka program studi ini. Pasalnya kekurangan
profesi aktuaris di Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa program studi ini perlu
diadakan di universitas di Indonesia. Beberapa universitas yang telah memiliki jurusan
aktuaria, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung,
dan untuk perguruan tinggi swasta salah satunya Universitas Katolik Parahyangan. Aktuaris
ini sendiri merupakan salah satu prospek kerja yang menjadi incaran banyak perusahaan
khususnya di bidang jasa keuangan pada saat ini.
Fauzi Arfan, Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) menyatakan negara Indonesia
saat ini masih sangat membutuhkan seorang Aktuaris karena hanya terdapat kurang lebih
500 aktuaris dari total penduduk Indonesia. Pada Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 53/PMK.010/2012 juga dijelaskan mengenai penilaian terhadap liabilitas bagi
perusahaan asuransi wajib dilakukan oleh seorang aktuaris. Pada peraturan tersebut memuat konsekuensi bahwa setiap perusahaan wajib memiliki orang yang ahli di bidang aktuaria.Idealnya sebuah perusahaan khususnya asuransi minimal memiliki 5 hingga 10 tenaga ahli aktuaris.
Menjadi seorang aktuaris tentu diperlukannya karakter yang teliti, detail, kritis,
observan, rasional, dan juga terstruktur. Hal ini karena seorang aktuaris memiliki beberapa
tanggung jawab, yaitu mampu dalam menganalisis data statistik, memperkirakan peluang atau probabilitas biaya yang dikeluarkan dalam suatu kejadian yang terjadi untuk mengurangi
konsekuensi negatif dari peristiwa tersebut, dan memaparkan hasil temuan atau proposal
kepada pihak terkait, seperti klien dan eksekutif perusahaan. Pada dasarnya, sebagian besar
pekerjaan seorang aktuaris dilakukan menggunakan komputer yang memerlukan berbagai
perangkat lunak database untuk mengumpulkan informasi-informasi terkait pemodelan dalam
meramalkan suatu probabilitas mengenai peristiwa yang terjadi. Selain dalam mengumpulkan informasi, keterampilan menggunakan komputer juga diperlukan dalam mengembangkan model-model statistik. Kemampuan dasar yang harus seorang aktuaris kuasai lainnya, yaitu terampilnya dalam menjelaskan ide-ide yang kompleks kepada audien yang berbeda-beda. Pasalnya aktuaris sering bekerja dalam tim dengan seseorang yang berprofesi di bidang lain, seperti akuntansi, pemrograman, dan keuangan. Hal ini membuat pentingnya kemampuan lisan aktuaris dalam menjelaskan secara detail mengenai teknis dan statistik yang kompleks.
Tentu menjadi seorang aktuaris bukanlah hal yang mudah. Terdapat beberapa tahapan
penting untuk menjadi seorang aktuaris, yaitu selain mendapatkan gelar sarjana dari lulusan
Program Studi Aktuaria seseorang diharuskan untuk mengikuti dan juga lulus dalam uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Uji kompetensi ini dapat dilakukan dengan mengikuti ujian profesi aktuaris sebanyak 10 mata ujian yang diujikan atau melalui penyetaraan mata kuliah. PAI melakukan penyetaraan ujian dengan beberapa universitas yang telah melakukan kerja sama, baik universitas umum maupun PT.JASINDO (persero). Melalui ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh PAI terdiri dari dua tingkatan yaitu, level ASAI (Associate of Actuaries of Indonesia) serta level FSAI (Fellowship of Actuaries of Indonesia).
Untuk menjadi seorang aktuaris yang lulus ujian level ASAI terdapat
beberapa mata ujian yang harus dikuasai, yaitu Matematika Keuangan, Probabilita dan
Statistika, Ekonomi, Akuntansi, Metode Statistika, Matematika Aktuaria, dan Pemodelan serta
Teori Risiko. Pada level FSAI, mata ujian yang harus dikuasai, yakni Investasi dan Manajemen Aset, Manajemen Aktuaria, dan Aspek Aktuaria dalam Asuransi Jiwa/ Dana Pensiun/ Asuransi Umum/ Asuransi Kesehatan. Aktuaris juga memiliki sertifikasi secara Internasional dengan diperlukannya gelar dari Amerika SOA (Society of Actuary) atau Inggris FIA (Institute and Faculty of Actuary).
Untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan, saat ini tenaga aktuaris sangat dibutuhkan
khususnya pada dunia industri asuransi. Ada dua kategori asuransi dalam industri asuransi
Indonesia yakni asuransi jiwa dan asuransi umum. Sebagian besar seorang aktuaris saat
ini bekerja di sebuah perusahaan asuransi jiwa. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk
berada di bidang asuransi umum. Faktanya, meskipun sudah ada undang-undang mengenai
asuransi yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk memiliki aktuaris tetapi tetap saja banyak perusahaan asuransi umum yang masih belum memiliki aktuaris bahkan saat ini sekitar 60% aktuaris di Indonesia bekerja di perusahaan asuransi jiwa. Di sisi lain, ada bidang-bidang dimana seorang aktuaris sangat dibutuhkan di industri asuransi umum. Dalam asuransi umum di dunia bisnis, aktuaris dibutuhkan untuk menjamin pengangkutan barang yang perannya adalah memberikan jaminan yang melindungi barang dari risiko kerugian yang mungkin akan timbul di masa mendatang. Selain itu, terdapat asuransi rekayasa teknik yang membutuhkan aktuaris dalam menuntut untuk memberikan tanggung jawab perihal jaminan mencegah kehilangan atau kerusakan pada alat yang digunakan selama konstruksi. Di bidang yang lain ada pada asuransi perjalanan, pada bidang ini aktuaris akan bertugas memberikan uang pertanggungjawaban jika terjadi kehilangan atau kerusakan saat perjalanan dilakukan. Selain bekerja di perusahaan asuransi, lulusan aktuaria ini dapat pula bekerja di bidang pengelolaan dana pensiun, instansi pemerintah, perbankan, start up, dan lainnya yang mencakup di bidang finansial.
Setelah mendengar pemaparan di atas, menjadi seorang aktuaris tentu kini menjadi
salah satu profesi yang diinginkan semua orang. Incaran perusahaan-perusahaan besar ini lah yang menjadi salah satu penyebabnya dimana penyebaran aktuaris yang belum seimbang dengan kebutuhan. Namun, menjadi aktuaris harus melalui ujian profesi yang tentunya tidak mudah. Pasalnya terdapat 10 mata ujian yang harus diselesaikan sebelum menjadi aktuaris tetapi ujian ini dapat dilakukan secara bertahap, biasanya seorang aktuaris memerlukan waktu sekitar 7 tahun untuk lulus dalam semua tahapan sertifikasi profesi tersebut. Seperti profesi lainnya, dibutuhkan kerja yang kompeten, teliti, serta terstruktur untuk menjadi aktuaris yang andal. Kebanyakan aktuaris ini bekerja pada perusahaan asuransi tetapi tidak menutup kemungkinan aktuaris bekerja di bidang lain, seperti perbankan, konsultan, dan lainnya.