Adakah nasihat-nasihat yang baik tentang kematian?

nasihat tentang kematian
Kematian bagi manusia adalah hal yang pasti, tetapi menjalani kehidupan di dalam Dunia ini juga kewajiban.

Adakah nasihat-nasihat yang baik tentang kematian tanpa mengecilkan arti hidup ?

Menurut Syekh Ali Thanthawi Mesir Rahimahullah:-

Pada saat engkau mati, janganlah kau bersedih. Jangan pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, kerana kaum muslimin akan menguruskan jasadmu. Mereka akan melucutkan pakaianmu, memandikanmu dan mengkafanmu lalu membawamu ke tempatmu yang baru, KUBURAN.

Akan ramai orang yang menghantarkan jenazahmu bahkan mereka akan meninggalkan pekerjaannya untuk ikut menguburkanmu. Dan mungkin banyak yang sudah tidak lagi memikirkan nasihatmu pada suatu hari.

Barang-barangmu akan dikemas, kitab, kasut dan pakaianmu. Jika keluargamu setuju barang-barang itu akan disedekahkan agar bermanfaat untukmu.

Yakinlah; dunia dan alam semesta tidak akan bersedih dgn kepergianmu. Kehidupan akan tetap berlangsung! Posisi pekerjaanmu akan diisi orang lain. Hartamu menjadi harta halal bagi ahli warismu. Sedangkan kamu yg akan dihisab dan DIPERHITUNGKAN untuk yang kecil dan yang besar dari hartamu!

Kesedihan atas-mu ada 3, yaitu :

  1. Orang yg mengenalmu sekilas akan mengatakan, kasihan.

  2. Kawan2mu akan bersedih beberapa jam atau beberapa hari lalu mereka kembali seperti sediakala dan tertawa tawa!

  3. Di rumah ada kesedihan yang mendalam! Keluargamu akan bersedih seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, dan mungkin hingga setahun ! Selanjutnya mereka meletakkanmu dalam arkib kenangan…

Demikianlah “Kisahmu telah berakhir di tengah2 manusia”. Dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai, AKHIRAT! . Telah hilang kemuliaan, harta, kesihatan, dan anak. Telah engkau tinggalkan rumah, istana dan isteri tercinta. Kini hidup yg sesungguhnya telah dimulai.

Pertanyaannya adalah:
Apa persiapanmu untuk kuburmu dan Akhiratmu! Hakikat ini memerlukan renungan.

Usahakan dengan sungguh2.
Jalankan kewajiban kewajiban, hal-hal yg disunnahkan, sedekah rahasia, merahasiakan amal soleh, solat malam, semoga Engkau selamat.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al ‘Ankabut : 57)

Kita harus selalu ingat bahwa kematian adalah hal yang biasa, karena kematian adalah kepastian. Setiap orang pasti akan jalan menuju kepada kematian itu sendiri.

Yang paling indah dari kematian itu adalah, kita tidak tahu kapan kematian akan datang kepada kita.

Seperti apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib,

‘Sesungguhnya kematian terus mendekati kita, dan dunia terus meninggalkan kita. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah beramal dan tidak ada hisab, dan esok adalah hisab dan tidak ada lagi beramal.’

Dari apa-apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib tersebut, kita bisa mengambil hikmahnya, yaitu ; kita harus selalu siap siaga, selalu memperbaiki keadaannya, memperbaharui taubatnya, dan harus mengetahui bahwa kita sedang berhubungan dengan Rabb Yang Maha Mulia, Maha Kuat, Maha Agung, dan Maha Baik.

Ismail (2009) mengatakan bahwa secara medis kematian dapat dideteksi yaitu ditandai dengan berhentinya detak jantung seseorang, namun pengetahuan tentang kematian sampai abad moderen ini masih sangat terbatas. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan dia akan mati. Karena itu tidak sedikit pula yang merasa gelisah dan stress akibat sesuatu hal yang misterius ini. Dimensi psikologis dari kematian menekankan pada dinamika psikologi individu yang akan mati maupun orang- orang di sekitar baik sebelum dan sesudah kematian (Hartini,2007).

Sihab (2008) mengatakan bahwa kematian pemutusan segala kelezatan duniawi, dia adalah pemisah antara manusia dan pengaruh kenyamanan hidup orang- orang yang lalai. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al- Qur’an:

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi dan kokoh” (Annisa:4:78).

Menurut persfektif Islam kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan, dari dunia menuju kehidupan di alam lain. Kematian didefinisikan sebagai kehilangan permanen dari fungsi integratif manusia secara keseluruhan (Hasan, 2006). Al- qur’an merupakan media terbaik yang paling representatif dalam mengungkapkan perspektif Islam mengenai kematian dan pasca kematian.

Menurut para ulama kematian bukan sekedar ketiadaan atau kebinasaan belaka, tetapi sebenarnya mati adalah terputusnya hubungan roh dengan tubuh, terhalangnya hubungan antara keduanya, dan bergantinya keadaan dari suatu alam ke alam lainnya (Al- Qurtubi, 2005). Kematian dapat dipahami sebagai awal dari kehidupan baru. Kematian bukanlah suatu akhir dari segala persoalan hidup, melainkan awal dari persoalan hidup yang sesungguhnya.

Kehidupan sesudah mati merupakan awal dari suatu perjalanan panjang evolusi manusia, dimana manusia akan memperoleh kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam siksa dan kenistaan secara abadi. Kematian dalam ajaran Islam mempunyai peran yang sangat besar dalam memantapkan aqidan dan menumbuhkembangkan semangat pengabdian kebada Allah SWT. Tanpa adanya kematian, manusia tidak akan pernah berpikir tentang apa yang akan terjadi sesudan mati dan tidak akan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.