Ada berapa macam lagu dalam tari saman?


Tata musik merupakan hal yang sangat mendukung menampilan tari. Di dalam tari saman ada berapa macam lagu?

Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian :

  1. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.

  2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.

  3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.

  4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.

  5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

Lagu pada tari Saman disebut jangin dan sifatnya sangat variatif karena bergantung pada grup masing-masing serta kemampuan penangkat dan anggota kelompoknya. Bagian lagu yang relatif tetap dalam tari Saman adalah rengum dan dering. Kedua lagu ini relatif tetap karena aspek ini digunakan pada permulaan Saman sehingga syair-syairnya relatif tetap. Berbeda dengan syair Saman sesudah ada gerakan (lagu) yang keras, syair pada gerakan ini sudah muncul berbagai kreativitas dari penangkat dan juga anggota yang lain. Jadi, untuk sebuah lagu bisa saja mereka mempunyai dua syair lagu atau lebih, yang berbeda bentuk ataupun temanya, tergantung waktu yang tersedia dalam bermain Saman. Menurut jenis lagu yang digunakan dalam Saman, lagu dapat dibagi atas lima jenis yakni, rengum, dering, redet, saur, dan sek.

Rengum adalah suara aum yang belum berbentuk kata dan rengum ini dilakukan pada tahap paling awal kegiatan tari Saman. Setelah terdengar bunyi rengum, dilanjutkan dengan dering. Dering sebenarnya tidak berpisah dengan rengum karena bunyi ini satu paket sehingga banyak penari Saman yang tidak bisa mendefinisikan kedua istilah ini. Contoh suara sewaktu awal kegiatan Saman. Mmmmm woi lesa, oi lesa, oi lesa lesalama alaikum. Mmmm disebut rengum dan woi lesa, oi lesa, oi lesa lesalama alaikum disebut dering. Oleh karena itu, rengum dan dering sebenarnya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Redet adalah jangin berupa nyanyian atau syair dengan irama tertentu yang dilantunkan oleh penangkat atau mungkin saja anggota yang lain secara sendiri atau tunggal. Dalam kegiatan Saman, terutama dalam perpindahan gerakan sering syair dan nadanya berubah. Perubahan syair dan nada ini selalu dilantunkan oleh satu orang dan memang biasanya oleh penangkat. Akan tetapi, kadang-kadang ada juga terjadi (walaupun jarang) gerakan yang digunakan masih tetap, sementara syair dan iramanya berubah. Hal ini tergantung pada situasi yang terjadi dalam kegiatan Saman.

Saur adalah jangin berupa nyanyian bersama-sama oleh semua pemain Saman setelah salah seorang menyanyikan syair yang disebut redet. Dalam pelaksanaan Saman, saur selalu sesuai dengan syair dan irama dengan redet yang dinyanyikan oleh penangkat. Artinya, syair dan irama yang disampaikan oleh penangkat diulang-ulang oleh semua pemain. Sementara redet dalam satu gerakan, iramanya sama, tetapi syairnya boleh sama dan yang lebih indah syairnya berbeda karena syair yang berbeda ini yang menjadi daya tarik bagi penonton. Jika ada yang bertanya, berapa kali redet dalam satu gerak? Hal ini tergantung waktu dan jenis saman yang dimainkan. Artinya, tidak ada patokan berapa jumlahnya baru bisa ditukar karena sangat tergantung situasi.

Sek adalah suara merdu yang dilantunkan dengan keras atau melengking. Dalam konteks Saman jalu, sek merupakan aspek yang sangat penting. Suara yang merdu dengan kekuatan suara yang “bertenaga” merupakan daya tarik tersendiri bagi pemain dan penonton. Lantunan sek ini merupakan hal yang paling sulit dipelajari oleh pemain saman yang bukan berlatar belakang etnik Gayo. Selain itu, etnik Gayo sendiri tidak semua bisa melakukan sek karena sangat tergantung pada kebiasaan pada waktu kecil atau minimal semasa remaja. Kemampuan sek harus dimiliki oleh penangkat karena perintah dalam kegiatan Saman selalu disampaikan dalam bentuk sek misalnya, pemberitahuan guncang, surang saring, gerutup, teguran kepada pemain yang berebut jangin, dan lain-lain