Apa saja jenis-jenis wayang di Indonesia?

wayang

Wayang memiliki beberapa jenis. Ada berapa jenis wayang?

  1. Wayang Purwa
    Kata purwa dipakai untuk membedakan wayang jenis ini dengan wayang kulit lainya. Wayang purwa atau wayang kulit purwa berarti awal (pertama). Wayang purwa diperkirakan mempunyai umur yang paling tua diantara wayang kulit lainya. Wayang kulit purwa terbuat dari bahan kulit kerbau yang ditatah, diberi warna sesuai dengan kaidah pulasa wayang pedalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule, yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit, yang terdiri dari tuding dan gapit.

  2. Wayang Parwa
    Wayang Parwa adalah wayang kulit yang paling popular dan terdapat di seluruh Bali. Wayang Parwa merupakan wayang kulit yang membawakan lakon-lakon yang bersumber dari cerita Mahabarata yang juga dikenal sebagai Astha Dasa Parwa. Wayang ini dipentaskan dalam kaitanya dengan berbagai jenis upacara adat dan agama, walaupun pertunjukanya sendiri bersifat modern.

  3. Wayang Kulit Betawi
    Dipastikan bahwa tradisi bentuk pertunjukan wayang kulit betawi memang berasal dari Jawa. Ada ahli yang menyatakan bahwa wayang kulit masuk ke Betawi pada zaman penyerbuan Sultan Agung Hantjokrokusumo ke Mataram tahun 1682-1629. Walaupun kemungkina besar wayang kulit betawi berasal dar Mataram, tetapi perkembanganya kemudian dalam kurun waktu puluhan tahun secara eksistensial sama sekali tidak adanya keterikatan dengan daerah asal tradisi bentuk kesenian tersebut. Bahkan juga tidak terpengaruh tradisi bentuk pertunjukan wayang golek Sunda di Jawa Barat yang secara factual memang banyak kesamaanya.

  4. Wayang Madya
    Wayang Madya adalah wayang kulit yang diciptakan oleh Mangkunegara IV sebagai penyambung cerita wayang purwa dengan wayang gedhog. Cerita wayang madya merupakan peralihan cerita purwa ke cerita panji. Salah satu cerita wayang madya yang terkenal adalah cerita Anglingdarma. Wayang madya tidak sempat berkembang diluar lingkungan Pura Mangkunegaran.

  5. Wayang Gedog
    Wayang gedog atau wayang panji atau wayang yang memakai cerita dari serat panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman majapahit, wayang gedog yang kita kenal sekarang, konon diciptakan oleh Sunan Giri pada tahun 1485 pada saat mewakili Raja Demak yang sedang melakukan penyerbuan ke Jawa Timur. Sebutan wayang gedog berasal dari pertunjukan wayang gedog yang mula-mula tanpa iringan kecrek (besi), sehingga bunyi suara keprak, dog, sangat dominan.

  6. Wayang Calonarang
    Wayang calonarang juga sering disebut sebagai wayang leyak, adalah salah satu jenis wayang kulit Bali yang dianggap angker karena dalam pertunjukanya banyak mengungkapkan nilai-nilai magis dan rahasia pangiwa dan panengen. Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari cerita calonarang. Kekhasan pertunjukan wayang calonarang ini terletak pada tarian sisiya-nya, yaitu dengan teknik permainan ngalinting dan adegan ngundang-ngundang, dimana sang dalang membeberkan atau menyebut nama-nama mereka yang mempraktekkan pangiwa.

  7. Wayang Krucil
    Wayang krucil pertama kali di ciptakan oleh pangeran Pekik dari Surabaya. Wayang ini terbuat dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga lebih sering disebut dengan wayang Krucil. Dalam perkembanganya, wayang ini menggunakan bahan kayu pipih (dua dimensi) yang kemudian dikenal sebagai wayang klithik.