Ada apa di balik cerita Alas Blora?

Selamat malam dictioners, kali ini sarah mau bahas cerita misteri dari salah satu hutan di Indonesia, yaitu Hutan Blora atau sering disebut Alas Blora. Semarang Kabupaten Blora merupakan salah satu wilayah yang menjadi paru-paru Jawa Tengah. Hal itu karena luasnya hutan jati yang dikelola oleh Perum Perhutani. Meskipun demikian, penulis Pramudya Ananta Toer menggambarkan tanah kelahirannya dalam Cerita Dari Blora itu sebagai kota tandus bertanah kapur, dan memiliki setumpuk permasalahan sosial yang kompleks, seperti kota lain di Pantura.

Namun, luasnya hutan itu ternyata menyimpan misteri tersendiri. Banyak kejadian misterius melingkupi Blora yang berhubungan dengan luasnya hutan yang ada. Kejadian paling kasat mata adalah banyaknya yang tersesat di berbagai titik hutan Blora itu. salah satu contoh kisah mistis yang beredar adalah adanya orderan gaib untuk pentas ketoprak, dimana tim ketoprak diminta untuk mengisi acara disalah satu daerah dekat hutan, namun mereka tidak datang dan ditemukan di hutan, setelah ditelusuri ternyata malam ahri tersebut mereka sudah melakukan pentas tersebut, yang entah berpentas untuk siapa. Bagaimana menurut kalian?

ya memang dari sumber yang saya baca, banyak cerita mistis yang beredar, selain pesanan gaib pentas ketoprak, ada Pengendara Motor Hilang Misterius pada 2008. Saat itu, ada warga Desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Blora, yang mengendarai sepeda motor dan melintas di kawasan Hutan Bonggan. Suyono mengaku lupa nama warga itu. Namun, warga Kedungbacin ketika itu heboh karena sang pengendara motor menghilang. “Ia dua hari tidak pulang. Ternyata ia ditemukan di lokasi yang tak jauh dari ditemukannya bus dan dua truk tronton di perbatasan Hutan Bonggan dan Hutan Gadogan tahun 2012,” kata Suyono. dan Kisah misterius berikutnya terjadi pada 2009. Kali ini dialami Briptu (pangkat saat itu) Soewignyo, seorang anggota Sentra Pelayanan Masyarakat Polsek Todanan, Blora. Sebagai polisi, ia biasa pulang pergi bersepeda motor. Peristiwa terjadi ketika ia pulang naik motor menuju Kunduran, Blora.

“Tiba-tiba lampu sepeda motornya lepas ketika melintas di kawasan Hutan Bonggan. Polisi itu kemudian turun dan mencoba membetulkan lampunya. Karena tak bisa, ia lalu memegangi lampunya dan meneruskan perjalanan. Namun semalaman ia tak juga sampai rumah. Biasanya (perjalanan) hanya beberapa menit,” kata Suyono.

Suyono menambahkan, Briptu Suwignyo baru sadar ketika ia ditegur orang ketika hari sudah terang tanda pagi sudah tiba. Anehnya, ia ternyata hanya berputar-putar di areal pemakaman.