Ada apa dengan si 'aku' ?

Aku dan Mr. A, Mr. B, dan Mr. C adalah empat sahabat karib. Kami selalu bersama-sama dan pulang kerja juga dalam satu mobil.

A: “Sebentar lagi kita semua akan berpisah karena pindah kerja. Apa kalian akan baik-baik saja?”

B: “Tentu saja. Toh aku sudah tidak bisa bekerja di perusahaan itu lagi.”

Aku: “Bos benar-benar marah ya gara2 kita menabrakkan mobil perusahaan haha. Kurasa lebih baik keluar daripada menunggu bos memecat kita.”

C: “Sialan! Itu semua gara2 kucing!”

Aku: “Aku pecinta kucing jadi aku lebih menyayangkan kucing yang kita tabrak ketimbang mobil yang hancur haha.”

A: “Semoga saja dia langsung mati dan tak merasakan rasa sakit.”

B: “Hei, apa kalian sudah membeli bunga?”

Aku: “Weleh … untuk kucing yang kita tabrak? Oh … aku tahu, itu untuk bos sebagai ucapan permintaan maaf ya? Mungkin mulai sekarang kita lebih baik naik kereta api ketimbang naik mobil.”

C: “Sudah. Aku benar2 mengambil pelajaran dari peristiwa ini dan lebih baik menggunakan kereta api lain kali.”

Aku: “Hei! Itu tadi yang kukatakan!”

A: “Kita jangan lewat tempat itu lagi ya. Aku sudah kapok.”

Aku: “Ah, kalian ini bagaimana? Terus kalian mengantarku pulang lewat jalan mana dong?”

B: “Kurasa aku akan berhenti naik mobil dan ganti pakai sepeda motor saja.”

Aku: “Eh, kalau begitu aku nebeng kamu aja ya.”

C: “Kamu enak punya sepeda motor. Aku hanya punya sepeda di rumah.”

B: “Haha beres nanti kuantar.”

Aku: “Sudah ah aku diam saja. Kalian pasti marah gara2 aku mengendarai mobil saat itu."

Si Aku sebenarnya sudah mati karena kecelakaan itu, karena itulah tidak ada yang menyambung omongannya. Bunga itu untuk dirinya.