7 Metode Efektif Untuk Para Pendidik (Guru, Dosen, Tentor) agar Siswa Mencintai Sains

https://i2.wp.com/warstek.com/wp-content/uploads/2017/12/group-of-multi-ethnic-students-in-chemistry-lab-469951129-589c9db33df78c475814246a.jpg?resize=800%2C445&ssl=1

Sebagai pendidik, tentu kita tahu bahwa bidang Sains dan Teknologi adalah motor penggerak utama untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, sejahtera, dan maju berperadaban. Dalam bahasa Inggris, bidang tersebut juga sering disingkat dengan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Sumber daya manusia yang mahir dalam STEM menjadi prioritas utama Barack Obama selama menjadi Presiden Amerika Serikat[1]. Hal tersebut sangatlah masuk akal karena pekerjaan yang membutuhkan keterampilan monoton (rutin) telah menurun di negara maju, saat ini hampir semua pekerjaan yang monoton telah dilakukan oleh mesin dan robot[2][3]. Sementara pekerjaan yang terspesialisasi dan membutuhkan keterampilan khusus telah meningkat secara dramatis. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Indonesia telah mendorong masyarakatnya untuk menguasai IPTEK melalui Undang Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Namun undang-undang tersebut dirasa kurang kuat dalam mencetak SDM berkualitas sehingga DPR membuat Rancangan Undang-undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU SISNAS IPTEK) yang masih dalam proses. Pemerintah mengharap UU SISNAS IPTEK tersebut dapat mendorong kualitas SDM Indonesia menjadi SDM IPTEK (sumber daya manusia yang terampil dalam bidang sains dan teknologi).

1. Memperbaiki Persepsi tentang Sains

Citra sains dimata masyarakat agak negatif sehingga persepsi masyarakat terhadap sains menjadi keliru. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi di negara-negara maju bahkan di Amerika sekalipun[1]. Ilmuwan sering sekali dicitrakan sebagai seseorang yang kutu buku dan anti sosial. Citra tersebut diciptakan baik di film, komik, novel, maupun media-media lainnya. Agar terjadi perubahan citra sains bagi siswa, pendidik dapat menjelaskan biografi ilmuan-ilmuan besar Indonesia seperti Pak BJ. Habibie yang sebelum menjadi Presiden RI, beliau adalah seorang ilmuan. Kemudian juga biografi tentang ilmuan-ilmuan muslim yang juga merupakan ahli agama seperti Ibnu Haitham, Jabir Ibnu Hayyan, Al-Biruni, Al-Khawarizmi, dll [5]. Citra kedua yang juga salah adalah bahwa sains hanya menjadi menarik ketika berada di laboratorium. Hal ini bisa diatasi dengan mendiskusikan tentang fenomena sains yang bisa diamati tanpa harus berada di laboratorium. Untuk siswa yang remaja, cobalah mendiskusikan channels YouTube tentang sains populer seperti “smarter every day“, “veritasium“, atau yang berbahasa Indonesia seperti “kok bisa?”, “warstek TV“, dll. Melalui channel-channel YouTube tersebut siswa akan tersadar bahwa kita tidak perlu memakai jas laboratorium untuk mengamati dan menikmati sains. Untuk siswa yang berusia muda, pendidik dapat melakukan eksperimen-eksperimen sederhana yang menyenangkan atau menggunakan alat bantu peraga sains didalam ruang kelas.

2. Bertindak sebagai Pendidik yang Antusias dan Bersemangat

Ketika menjelaskan sains ataupun memeragakan eksperimen sains, bertindaklah sebagai pendidik yang antusias, berpengetahuan luas, dan mau menjawab semua pertanyaan siswa sekalipun konyol. Yakinlah bahwa antusiasme dan semangat Anda sebagai pendidik juga akan beresonansi dengan siswa sehingga mereka juga akan antusias dan bersemangat dalam mempelajari sains.

3. Jadikan Sains sebagai Hal yang Sangat Menyenangkan

Ahli pendidikan dan pengajaran sains percaya bahwa agar siswa tetap tertarik pada sains dalam jangka waktu yang lama, maka siswa harus sudah tertarik kepada sains sejak kelas empat SD[1]. Ini artinya tingkat sekolah dasar merupakan tingkat yang paling penting untuk menentukan apakah seseorang akan berkarir dalam sains atau tidak di masa depan. Tentu saja untuk membuat siswa tertarik kepada sains, maka sains harus disampaikan sebagai sesuatu yang sangat menyenangkan. Cara paling mudah adalah pendidik dapat menumbuhkan dan memupuk ketertarikan siswa pada sains dengan menayangkan video eksperimen yang seru dan berkesan. Banyak sekali eksperimen-eksperimen menarik yang diunggah di YouTube, seperti video-video dibawah ini.

4. Kaitkan Sains dengan Kehidupan Sehari-hari

Salah satu faktor penting untuk mengarahkan siswa agar mencintai sains adalah menunjukkan kepada mereka bagaimana sains digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sains ada di balik peralatan sehari-hari yang siswa gunakan seperti smartphone, laptop, bahkan game-game mereka. Pendidik bisa menjelaskan bahwa tanpa menerapkan konsep fisika yang benar, game seperti angry bird tidak akan pernah menarik untuk dimainkan. Kaitkan game Angry Bird dengan gerak parabola. Dorong siswa di kelas untuk mengeksplorasi dan memahami bagaimana materi sains yang diajarkan semakin menyentuh aktivitas sehari-hari. Lakukanlah diskusi secara menarik sehingga siswa menyadari bahwa sains ternyata lebih dari yang mereka pikirkan sebelumnya seperti menjelaskan efek Mpemba yang menjelaskan bahwa air panas lebih cepat membeku dibandingkan air biasa. Contoh lainnya adalah bagaimana mengukur kedalaman sumur/jurang hanya menggunakan batu dan stopwatch, atau jika ingin yang level tinggi dapat membahas persamaan matematika dalam memeras pakaian.

5. Beri Siswa Kesempatan untuk Berkarya

Setelah menjelaskan suatu materi tentang sains, pendidik dapat menciptakan perlombaan/kontes yang mendorong siswa untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam bentuk pembuatan karya. Tentu saja karya yang menarik minat siswa, bukan karya yang diperintah untuk membuat oleh pendidik. Karya tidak harus berupa benda, namun juga berupa media pembelajaran seperti video. Contoh perlombaan misalnya perlombaan mendapatkan banyaknya viewers atau like di YouTube/Instagram dengan video demonstrasi eksperimen yang dilakukan siswa. Atau bisa juga dengan membuat aplikasi smartphone (dapat berupa Android atau iOS) yang akan membantu mereka dalam memahami materi tersebut. Saat ini sangatlah mudah membuat aplikasi smartphone tanpa harus mempelajari bahasa pemrograman, banyak sekali website yang menyediakan layanan pembuatan aplikasi smartphone secara gratis seperti ibuildapp, buildfire, andromo, dll . Bahkan pendidik bisa mengubahnya menjadi kompetisi kelompok yang kondusif seperti disertai dengan sesi presentasi kelompok. Jika siswa telah menghasilkan suatu karya sains, maka karya tersebut akan menjaga ketertarikan mereka dalam bidang sains.

6. Melibatkan Penggunaan Teknologi Informasi

Tentu sangatlah sulit untuk membuat siswa tertarik pada sains ketika satu-satunya sumber pengajaran adalah buku teks. Gunakanlah berbagai website dan aplikasi simulasi yang membantu siswa untuk lebih memahami konsep dasar sains seperti situs phet, myphysicslab, dll .

7. Bawa Sains ke Kehidupan Nyata

Cara terbaik untuk menumbuhkan minat sains dalam diri siswa adalah merancang dan melakukan eksperimen yang menarik. Siswa akan terkesan dengan eksperimen air yang dapat membengkokkan cahaya laser, atau melakukan eksperimen untuk menentukan telur ayam yang busuk dilihat dari apakah telur tersebut mengapung, melayang atau tenggelam, membuat roket air, dll. Ada banyak sekali eksperimen yang dapat pendidik lakukan dengan peralatan yang sederhana namun dapat menjelaskan konsep dasar sains secara menarik dan menyenangkan. Ketika siswa “bereksperimen” sains, maka mereka cenderung lebih bersemangat dalam mempelajari sains lebih dalam. Melalui eksperimen, pendidik juga dapat mengembangkan minat siswa terhadap sains dengan meningkatkan keingintahuan alami mereka. Selain eksperimen, pendidik juga dapat menceritakan manfaat atau aplikasi dari konsep dasar tersebut dalam industri, kedokteran, dll.

Sumber:

  1. Janelle Cox, How to Motivate Students to Love Science. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017.
  2. Wayan Dadang, Teknologi Robot yang Mampu Membuat Bangunan Besar Secara Cetak Tiga Dimensi Sesuai Permintaan. Diakses pada tanggal 9 Desember 2017.
  3. Wayan Dadang, Effie: Mesin Otomatis Pengganti Setrika Konvensional. Diakses pada tanggal 9 Desember 2017.
  4. Hidya Anindyati. Garap RUU Sisnas IPTEK: IPTEK Harus Mampu Tingkatkan Kualitas SDM. Diakses pada tanggal 8 Desember 2017.
  5. Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang Dilupakan Dunia. Diakses pada tanggal 9 Desember 2017.