3 Bandara Paling Ekstrem di Dunia, Risiko Kecelakaannya Tinggi

Bandara Madeira, Portugal

Awalnya, landasan Bandara Madeira hanya sepanjang 1,6 kilometer. Setelah terjadi kecelakaan pada pesawat Boeing 727 yang menabrak jembatan batu, landasan diperpanjang hingga 2,7 kilometer.

Jalur landing di bandara ini terkenal cukup ekstrem karena pilot harus mengendalikan pesawat di jalur antar pegunungan. Keadaan tersebut diperparah ketika kondisi angin di area bandara sedang kencang dan membuat pendaratan tak stabil.

Bandara Juancho E. Yrausquin, Pulau Saba

Bandara Juancho E. Yrausquin terletak di Pepulauan Caribbean yang dikelilingi indahnya lautan. Tapi proses pendaratan pesawat di pulau ini super ekstrem, karena pendeknya landasan pacu yang hanya sepanjang 400 meter.

Bisa dibayangkan, kalau terjadi kesalahan saat landing, bisa-bisa pesawat akan langsung meluncur ke laut! Itu sebabnya gak sembarang pilot diizinkan terbang ke sini.

Bandara Tenzing-Hillary, Nepal

Awalnya, bandara ini bernama Bandara Lukla. Nama Tenzing-Hillary selanjutnya diberikan sebagai penghargaan bagi orang pertama yang mendaki hingga puncak Gunung Everest.

Salah satu bandara di Nepal ini bisa dibilang ekstrem saat angin kencang dan awan mulai menutupi landasan pacu. Ditambah lagi dengan keberadaan tebing setinggi 300 meter tepat di ujung lintasan.

Kalau mendarat di es gimana ya? Sea Ice Runway, Antartika. Karena jalur pendaratannya di atas lapisan es, maka selalu ada kemungkinan landasan retak atau pecah akibat beban pesawat saat landing. Karena itu, pilot yang bertugas diminta untuk tak mendarat terlalu dalam, maksimal hanya 10 inci dari permukaan es.

Dengan keadaan tersebut, jelas landasan pacu ini masuk dalam kategori sangat berbahaya. Belum lagi permukaan es yang licin dan bisa membuat roda pesawat tergelincir. Selain itu, dulu seluruh penerbangan ke Antartika pernah dibatalkan dan bandara ditutup sementara karena es mencair.