Bagaimana biografi Steve Jobs : Sang pendiri Apple ?

Biografi

Tempat dan Tanggal Lahir

February 24, 1955 – October 5, 2011

Pendidikan

Drop Out, Reed College

Riwayat Hidup

Steven Paul Jobs atau yang biasa kita kenal sebagai Steve Jobs adalah sosok visioner yang mengubah dunia dengan gagasan-gagasan nya yang out of the box. Gagasan-gagasan nya selalu saja mengagumkan dan mengubah dunia, gagasan-gagasan nya bahkan sampai saat Steve Jobs sudah tiada pun tetap saja mempengaruhi hidup manusia.

Seperti yang kita ketahui, masterpiece yang diciptakan oleh sang maestro adalah Apple, perusahaan raksasa yang bergerak dibidang pengembangan dan penjualan personal computer tapi selain dari Apple sang maestro pun punya masterpiece lainnya yang mengguncang dunia yaitu Pixar Studio.

Steve Jobs pernah menjadi pemimpin perusahaan yang bergerak di bidang animasi ini dan menghasilkan film animasi komputer pertama yang sangat disukai anak-anak hingga orang dewasa yaitu Toy Story.
Prestasi Steve Jobs di bidang animasi tidak hanya sampai disitu, Steve Jobs pun pernah menjadi anggota dewan direktur The Walt Disney Company setelah pengambilan alih pixar oleh Disney.

Banyak orang mengagumi Steve Jobs atas prestasi-prestasinya dan ingin menjadi seperti dirinya tetapi perlu diingat juga prestasi-prestasi yang diraih oleh Steve Jobs ini tidak datang hanya dalam semalam atau secara instan dikarenakan mendapatkan permintaan dari jin dalam botol, banyak masalah-masalah yang didapatkan oleh Steve Jobs saat membangun perusahaan-perusahaan tersebut. Masalah-masalah terbesar yang pernah dialami oleh Steve antara lain :

  • Bagaimana dia menyambung hidupnya setelah dia mengundurkan diri dari Reed College
  • Persaingan dengan IBM yang saat itu benar-benar menguasai pasar
  • Dikeluarkan dirinya dari perusahaan yang didirikannya
  • Penyakit nya yang harus dilawan dan masih banyak lagi permasalahan –permasalahan yang didapatinya saat membangun perusahaan-perusahaan tersebut.

Mendengar masalah-masalah yang dialami oleh Steve Jobs mungkin membuat kita mengurungkan niat kita untuk membangun produk atau membuat suatu Start Up tapi tenang saja Steve Jobs pun punya beberapa nasihat untuk kita semua agar kita dapat mencapai kesuksesan yang sudah dicapainya.

Nasihat-nasihat ini sebenarnya adalah pidato Steve Jobs yang hanya ada satu kali seumur hidup yang ditujukan kepada para lulusan-lulusan stanford tahun 2005, pidato ini dibagi menjadi 3 cerita yaitu Connecting the Dots, Love and Loss dan yang terakhir adalah Death.

“Of Course it was impossible to connect the dots looking forward when i was in college but it was very, very clear looking backwards ten years later. Again you can not connect the dots looking forward; you can only connect them looking backwards. So you have to trust that the dots will somehow connect in your future… Because believe in the dot connect down the road will give you the confidence to follow your heart even when it leads you off the well-worn path and that would make all the difference.”.

Kata-kata diatas adalah kata-kata dari Steve Jobs saat menceritakan mengenai Connecting the Dots sembari mengenang bagaimana keputusannya mengundurkan diri dari Reed College dan mengambil kelas caligraphy dapat menghasilkan komputer pertama dengan typography yang indah.

Apa yang kita lakukan sekarang baik itu dari kuliah, membangun Start Up atau usaha lainnya kita harus yakin bahwa itu akan membuah kan hasil untuk masa depan kita. Mungkin banyak beberapa mahasiswa salah jurusan atau para pembuat Start Up yang merintis dari bawah merasa sangat sulit membangun produk tetapi kita harus yakin bahwa nantinya titik-titik yang sudah kita buat akan tersambung di masa depan kita, dengan kita percaya dengan apa yang kita lakukan saat ini maka akan datang kepercayaan diri untuk mengikuti kata hati kita yang nantinya akan membuat perbedaan di dalam hidup kita.

Seperti kita ketahui Steve Jobs pernah di tendang dari Apple, perusahaan yang dia bangun sendiri, saat dikeluarkan dari perusahaannya Steve Jobs merasa sangat terpuruk tetapi Steve Jobs tidak membiarkan hal itu terus berlarut karena dia tahu dia masih sangat mencintai dunia komputer.

Dari keterpurukan itu Steve Jobs bangkit lagi dan akhirnya membuat perusahaan yang bernama NeXT, setelah NeXT Steve Jobs pun membeli Pixar dan akhirnya membangun Pixar hingga menghasilkan Toy Story, dan akhirnya kegigihan Steve Jobs untuk melakukan apa yang dicintainya pun membuahkan hasil yaitu dengan dibelinya NeXT oleh Apple.

Steve Jobs pun kembali menjadi CEO di Apple dan mengeluarkan orang-orang yang menendang nya dulu dari Apple. Steve Jobs setelah menceritakan tentang keluar masuknya dia dari Apple memberikan nasihat pada cerita keduanya, kurang lebih kata-katanya adalah sebagai berikut.

“I’m pretty sure none of this would have happened if i hadn’t been fired from apple. It was awful tasting medicine but i guess the patient needed it. Sometimes life gonna hits you in the head with a brick. Don’t lose faith. I’m convinced that the only thing that kept me going was that i loved what i did. You’ve got to find what you love and that is as true for work as it is for your lovers. Your work is going to fill a large part of your life, and the only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work and the only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet keep looking and don’t settle. As with all matters of the heart, you’ll know when you find it and like any great relationship, it just gets better and better as the years roll on. So keep looking. Don’t Settle. ”.
“And yet death is destination we all share. No one has ever escaped it and that is as it should be… Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma which is living with the results of other people thinking. Don’t let the noise of other’s opinions drown out your own inner voice and most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.”

Kata-kata di atas merupakan kutipan cerita ketiga Steve Jobs mengenai kematian, Steve Jobs memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain mengenai kematian. Kebanyakan orang akan berpikir hal yang menakutkan mengenai kematian sedangkan Steve Jobs berpikir kematian adalah sautu hal yang sangat penting yang dapat membantunya dalam membuat keputusan besar di dalam hidupnya bahkan Steve Jobs pun mengatakan bahwa kematian adalah sesuatu hal yang berguna dan merupakan penemuan terbaik di dalam kehidupan.

Steve Jobs memang selalu berpikir dia akan meninggal muda dia tidak pernah berpikir akan hidup lama sehingga setiap hari dia akan selalu membuat pertanyaan untuk dirinya yaitu jika hari ini adalah hari terakhir hidup saya, apa yang ingin saya lakukan dan tentang apa yang akan saya lakukan hari ini?. Layaknya Steve Jobs kita harus menyadari bahwa waktu kita terbatas sehingga kita harus mengikuti kata hati kita untuk berkarya, jangan mengikuti kata-kata orang lain. Hanya ikuti kata hati kita saja, selain itu bukan lah hal yang penting.

Pada akhir dari pidato nya Steve Jobs memberikan kata-kata yang sangat inspiratif dan menjadi viral di seluruh dunia, kata-kata tersebut adalah Stay Hungry, Stay Foolish. Lewat kata-kata ini Steve Jobs ingin mengatakan kepada seluruh lulusan Stanford 2005 bahkan kepada seluruh orang di penjuru dunia bahwa tetap lah merasa kurang sehingga kita akan terus menggali potensi diri kita hingga akhir hayat kita dan tidak akan pernah merasa cukup dalam berkarya.

Steve Jobs merupakan tokoh besar dalam dunia bisnis yang terkenal, semua orang tau bahwa Jobs adalah salah satu pendiri perusahaan terkemuka Apple Computer yang kemudian berkembang menjadi Apple.Inc. Jobs adalah orang yang cerdas namun tanpa arah, Jobs bereksperimen dengan berbagai pengejaran sebelum memulai Apple Computer dengan Steve Wozniak pada tahun 1976. Steve Jobs lahir pada tanggal 24 Februari 1955 di San Fransisco, California. Steve Jobs diadopsi oleh Clara dan Paul Jobs, Clara bekerja sebagai akuntan dan Paul adalah seorang veteran Coast Guard dan masinis.

Sebagai anak laki-laki, Jobs membantu ayahnya untuk bekerja memperbaiki barang elektronik di garasi keluarga. Paul menunjukan kepada Jobs cara membongkar dan merekonstruksi elektronik, sebuah hobi yang menanamkan kepercayaan diri, kegigihan dan kecakapan mekanik pada seoarang Jobs di usia yang muda, dunia elektronik sejak itu seperti sudah mendarah daging pada diri Steve Jobs, saat bersekolah di Cupertino Junior High School dan Homestead High School di Curpetino, California, ia terdaftar di kelas elektronik yang paling popular di sekolah tersebut, kemampuan Jobs berkembang pesat pada saat itu, di sana lah ia juga bertemu dengan Steve Wozniak yang memilki minat yang sama dengan Jobs di bidang elektronik.

gambar steve jobd

Pada tahun 1974, Jobs mengambil posisi sebagai perancang video games dengan Atari. Beberapa bulan kemudian ia meninggalkan perusahaan tersebut untuk menemukan pencerahan spiritual di India, ia melakukan perjalanan lebih jauh dan bereksperimen dengan obat-obatan psikedelik. Pada tahun 1976, ketika Jobs berusia 21 tahun, ia dan Wozniak memulai Apple Computer, duo ini memulai di garasi keluarga Jobs, mendanai usaha wirausaha mereka dengan menjual bus Volkswagen milik Jobs dan menjual kalkulator ilmiahnya kesayangan milik Wozniak. Jobs dan Wozniak berevolusi pada industri komputer dengan mendemokratiskan teknologi dan membuat mesih yang lebih kecil, lebih murah, intuitif dan mudah diakses oleh konsumen sehari-hari. Wozniak merangkai sebuah PC yang mudah digunakan dan Jobs yang menangani pemasaran Apple I.

Tiga tahun setelahnya, ia dan Wozniak merilis Aplle II, penjualan perusahaan pun semakin meningkat. Pada tahun 1980, Aplle Computer menjadi perusahaan public dengan nilai pasar sebesar $1,2 miliar. Jobs melihat cara pakar pemasaran John Sculley dari Pepsi-Cola dalam memasarkan produknya, dengan hal itu Jobs mengambill alih peran sebagai CEO Apple. Dalam hal ini, kita bisa mengambil pelajaran, untuk menjadi seorang pengusaha yang hebat, harus dimulai dengan strategi yang matang dalam hal kedepannya, inovasi baru yang dilakukan oleh Jobs yang membuat segala sesuatunya menjadi lebih menarik akan memberikan nilai plus bagi usaha yang akan dikembangkan, serta tidak malu untuk belajar agar lebih menajdi baik kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan lebih dalam bidang tersebut.

Namun, beberapa produk Apple berikutnya mengalami kekuarangan desain yang signifikan, sehingga menimbulkan kekecewaan konsumen. Perusahaan IBM tiba-tiba melampaui Apple dalam penjualannya, sehingga Apple harus bersaing dengan dunia bisnis yang didominasi oleh IBM. Pada tahun 1984, Apple pun merilis Macintosh dengan inovasi baru yang diberikan di dalamnya. Namun, terlepas dari penjualan dan kinerja positif yang melampaui PC IBM, Mancintosh masih belum kompatibel dengan IBM, hal ini yang menyebabkan seorang Jobs terdorong ke posisi yang lebih terpinggirkan. Hal itu lah yang menyebabkan Jobs meninggalkan Aplle pada tahun 1985 untuk memulai sebuah perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras yang bernama NeXT,Inc.

Tahun berikutnya, Jobs membeli sebuah perusahaan animasi bernama Pixar. Jobs pada walnya menginvestasikan uangnya sendiri pada perusahaan tersebut. Studio itu terus mengahasilkan film-film yang sangat popular seperti Toy Story, Finding Nemo dan masih banyak lagi. Studio ini beragbung dengan Walt Disney pada tahun 2006 dan menajdikan pemegang saham terbesar adalah seorang Steve Jobs. Terlepas dari keberhasilan Pixar, perusahaan yang didirikan oleh Jobs Next,Inc mengalami kegagalan dalam usahanya untuk menjual sistem operasi khusus ke Amerika, apple pun akhirnya membeli perusahaan tersebut pada tahun 1996 dan menjadikan Steve Jobs ke jebatan semula sebagai CEO Apple.

Dengan tim manajemen yang baru, ia mengubah opsi saham dan gaji tahunan yang dikenakan sendiri sebesar $1 pertahun. Jobs menempatkan Apple kembali ke jalur semula. Produknya yang cerdik (seperti iMac), kampanye branding yang efektif dan desain yang stylish menarik perhatian konsumen sekali lagi. Hingga saat ini, produk-produk dari Apple masih sangat digemari oleh konsumen dari penjuru dunia.

STRATEGI BISNIS OLEH STEVES JOBS

Strategi bisnis yang Jobs miliki adalah inovasi yang menjadikan produk Apple menjadi produk yang diimpikan oleh setiap penggemar. Edukasi yang diberikan oleh Jobs untuk produknya bukanlah untuk dijual tetapi mimpilah yang dijual oleh Steve Jobs untuk setiap konsumennya. Dalam melakukan inovasinya, Jobs pantang menyerah dan selalu berpikir positif sehingga inovasi yang diberikan selalu menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Selain inovasi yang selalu ditekankan oleh Steve Jobs, strategi bisnis lainya adalah mampu melihat peluang dan memanfaatkan peluang tersebut untuk memperkaya inovasi yang diberikan.

REFERENSI

https://www.biography.com/people/steve-jobs-9354805#!

Steve Jobs Modifiers Of The Modern World

Pada akhir 1970-an, Jobs, bersama pendiri pendamping Apple Steve Wozniak, Mike Markkula,dan lainnya, merancang, mengembangkan, dan memasarkan salah satu jajaran komputer pribadi pertama yang sukses secara komersial, yaitu seri Apple II. Pada awal 1980-an, Jobs termasuk orang-orang yang pertama kali melihat potensi komersial dari antarmuka pengguna grafis yang digerakkan tetikus PARC erox yang kemudian mendorong pembuatan Macintosh. Setelah kalah melawan keputusan dewan direktur tahun 1984, Jobs mengundurkan diri dari Apple dan mendirikan NeXT, sebuah perusahaan pengembangan platform komputer yang berkecimpung dalam pasar pendidikan tinggi dan bisnis. Pembelian NeXT oleh Apple pada tahun 1996 membawa kembali Jobs ke perusahaan yang ia dirikan bersama, dan ia menjabat sebagai CEO-nya sejak 1997 hingga 2011.

Tahun 1986, ia mengambil alih divisi grafis komputer Lucasfilm Ltd yang kemudian menjadi Pixar Animation Studios. Ia menjadi CEO dan pemegang saham terbesarnya sebanyak 50,1% sampai diambil alih oleh The Walt Disney Company tahun 2006. Karena itu pula Jobs menjadi pemegang saham perorangan terbesar di Disney sebanyak 7% dan anggota Dewan Direktur Disney. Setelah mengundurkan diri sebagai CEO pada 24 Agustus 2011, Jobs terpilih sebagai ketua dewan direktur Apple.

Menurut Harvard Business School tahun 2010 silam, Apple berhasil membujuk AT&T untuk menandatangani kesepakatan bagi hasil di mana Apple akan mendapatkan sekitar $10 perbulan dari tagihan setiap pelanggan iPhone, ditukar dengan hak pemasaran eksklusif Apple di pasar AS. Steve Jobs bisa meyakinkan AT&T untuk teken deal yang sangat luar biasa menguntungkan Apple dengan kecerdasan negosiasi. Raj Aggarwal, eksekutif dari perusahaan konsultan telekomunikasi Adventis, mengatakan bahwa kemampuan negosiasi Jobs didapatkan dari pengetahuan produk, kemampuan menjalin relasi, dan keberanian. Jobs melibatkan dirinya dalam setiap detail perancangan iPhone, dia juga selalu berusaha untuk membangun hubungan dengan operator, dan berani membuat tuntutan yang mungkin dianggap keterlaluan oleh orang lain.

Steve Jobs percaya dalam menciptakan “Insanely Besar Produk” di Apple. Dia akan menaruh hati dan jiwa ke dalam pembuatan produk apapun. Jika seorang karyawan sedang berlibur Natal, ia akan memanggilnya kembali untuk membuat perubahan yang diperlukan dalam semalam. Dia tidak akan peduli tentang kerusakan psikologis karyawan. Dengan demikian, karyawan akan menjadi sekadar fasilitator dalam mengembangkan produk karena tujuan Steve adalah untuk menciptakan produk pembunuh atau layanan bagi konsumen di seluruh dunia.Menurut seorang karyawan Apple , Steve Jobs adalah “perang CEO”. Ketika Jobs kembali ke Apple, perusahaan ini melewati fase buruk. Dan mungkin karena itu, Jobs menunjukkan keberanian dan agresi yang luar biasa untuk membawa Apel naik dari rawa. sikap agresif dihargai, tapi sekarang perusahaan yang telah mencapai reputasi sebagai nomor satu di dunia dalam teknologi komunikasi, orang yang kritis terhadap agresi yang sama, yang harus melunak sekarang.

Berikut 5 pelajaran manajemen penting dari Steve Jobs:

  1. Berikan Pekerja Kebebasan untuk Memiliki dan Meningkatkan Produk
    Di Apple, jika ada seorang pekerja menggunakan produk dan menemukan isu yang mengganggunya, mereka memiliki kebebasan untuk memperbaikinya tanpa berurusan dengan lapisan birokrasi untuk mendapatkan persetujuan. Semua proyek dikendalikan oleh capaian jangka panjang, tetapi barang yang terbaik akan datang dari personal engineer.

  2. Pekerjakan Orang yang Berhasrat Tergila-Gila Kepada Produkmu
    Menurut Agarwal, orang-orang yang bekerja di Apple sangat ingin bekerja di Apple. Contohnya dengan Agarwal. Dirinya merupakan fans Apple dan dia bekerja dua kali lebih keras karena dirinya percaya bahwa Apple merupakan kehidupannya. Antusias ini merupakan elemen kunci dalam proses perekrutan, sehingga akan didapatkan orang-orang yang memang benar-benar bergairah terhadap perusahaan, produknya, dan gaya serta misi perusahaan secara keseluruhan.

  3. Penting untuk Menekankan Keseimbangan Hidup dan Kerja
    Apple menekankan keseimbangan antara hidup dan bekerja. Selama kepemimpinan Steve Jobs, perusahaan ini mengharuskan pekerjanya bekerja keras, tapi juga mempersilahkan menikmati waktu yang dimiliki pekerjanya. Dari fasilitas kesehatan yang luar biasa hingga hari libur yang sangat banyak di sekitar Natal dan Thanksgiving, pekerja sangat mencintai tipe lingkungan yang disediakan perusahaan untuk para pekerjanya. Tak heran bila pekerjanya mencintai bekerja di Apple dan bekerja keras di sini, tetapi ketika semuanya usai, pekerja harus menikmati hidupnya.

  4. Memelihara Budaya Memulai
    Apple selalu menang karena perusahaan ini merupakan “pemulai” besar. Mulai dari kurangnya birokrasi dalam proyek, budaya fokus, hingga penekanan pada gairah dan loyalitas pekerja Budaya merupakan bagian terbesar bagi Apple dan yang membuat Apple menjadi sukses dan menjadi tempat yang baik untuk bekerja.

  5. Jangan Bermain “Permainan Fitur” dengan Kompetitor
    Apple tidak pernah percaya untuk bermain “permainan fitur” dengan produk. Mereka selalu fokus dengan capaian untuk produknya sendiri, meskipun mereka membandingkan dirinya dengan kompetitor yang berusaha untuk melakukan hal serupa pada tingkatan serupa. Misi ini benar-benar mengakar kuat dalam kebudayaannya.

Steve Jobs merupakan sosok yang sangat hebat dengan karya yang ia hasilkan di bidang teknologi. Jobs lahir pada 24 Februari di San Francisco, California. Orang tua kandung Steve Jobs bernama Abdulfattah Jandali, seorang sarjana asal Suriah yang kemudian menjadi profesor ilmu politik, dan Joanne Simpson, seorang sarjana berkebangsaan Amerika Serikat yang kemudian menjadi patolog bahasa wicara yang kemudian menikah, melahirkan dan membesarkan adik kandung Steve Jobs, yaitu novelis Mona Simpson.
Steve Jobs bersekolah di Cupertino Junior High School dan Homestead High School di Cupertino, California ia terdaftar di kelas lektronik yang paling populer di sekolah itu. Kemampuan Steve berkembang pesat pasa saat itu. Di sana ia juga bertemu dengan Steve Wozniak yang memilki minat yang sama dengan Steve di bidang elektronik.

Pada musim gugur 1974, Jobs kembali ke California dan mulai menghadiri petemuan Homebrew Computer Club bersama Wozniak. Ia mengambil pekerjaan sebagai teknisi di perusahaan Atari, sebuah perusahaan pembuat berbagai permainan video populer, dengan tujuan utama mengumpulkan uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India.

Pada tahun 1991 dirinya menikah dengan seorang wanita bernama Laurene Powell dan mempunyai 4 orang anak.

Berdirinya Apple Computer

Pada awalnya Stevee Jobs dan rekannya memperkenalkan Apple I dan kemudian disusul dengan Apple II yang perkembangannya sangat pesat. Pada tahun berikutnya kemudian diluncurkan lagi Apple III namun sayang perkembangannya tidak sebaik dengan perkembangan Apple II. Pada tahun 1984 perusahaan Apple memperkenalkan produk komputer, yaitu Macintosh. Machintos menjadi komuter kecil pertama yang sukses secara komersial dengan antarmuka pengguna grafis. Kesuksesan Macinosh membuat Apple menelantarkan Apple II demi mengembangkan produksi Mac yang masih bertahan sampai saat ini. Tetapi sayangnya di bawah kepemimpinan Sculley, ternyata tidak menemukan keserasian dengan Steve jobs yang mengakibatkan hubungan antara keduanya tidak baik hingga akhirnya pada tahun 1985 Sculleh mengeluarkan Steve Jobs dari perusahan Apple.

NeXT Computer

Keluar dari Apple, Steve mendirikan persahan baru yaitu NeXT Computer yang bergerak dalam pengemangan software komputer. Produk NeXT Computer mempunyai teknologi yang tergolong sangat canggih pada waktu itu, namun seperti beberapa produk Steve lain yang gagal (Apple Lisa), ternyaat produk canggil yang ditawarkan NeXT Computer juga kurnag dilirik di pasar.

Pixar dan Disney

Pada tahun 1986, Steve membeli The Graphics Group kemudian berganti nama menjadi Pixar. Steve Jobs menjabat sebagai pejabat eksekutif Pixar Animation Studios, ia menjadi anggota dewan direktur The Walt Disney Comanu pada tahun 2006, setelah pengambilan alih Pixar oleh Disney.

Kembali ke Apple

Tahun 1996, Apple mengumumamkan bahwa mereka membeli NeXT. Persetujuan ini diakhiri pada akhir 1996, sehingga membawa Steve Jobs (ada di bagian penjelasan NeXT) kembali ke perusahaan yang ia dirikan bersama. Pada tahun 1996, Apple membeli NeXT dan secara otomatis membawa Steve kembali ke perusahaan yang ia dirikan. Tahun 1997 ia menjadi pemimpin di Apple setelah kepergian Gil Amelio. Steve bersama rekannya mengembangkan komputer dengan teknologi canggih yaitu Macintosh yang hingga kini masih dikembangkan dengan brand Apple Mac.

Bagaimana Apple Menerapkan Strategi Bisnis Perusahaannya?

  1. Inovasi dan Ekslusivitas jadi Andalan
    Siapa yang menghadirkan alat putar music tanpa kaset, kecil dan ringan? Apple lewat iPodnya. Siapa yang menghadirkan smartphone ekslusif bukan karena harga, namun karena kualitas gadget dan nilai artistk yang tinggi? Tentu Appe dan iPhone mereka. Dua kata “inovasi dan eksklusif” yang menjadikan Apple unggul menandingi saingan mereka.

  2. Simplitas jadi Strategi Bisnis perusahaan Apple.Inc
    Bukan rahasia bahwa Apple selalu mengedepankan desain yang sederhana namun luar biasa. Mereka bisa menghadirkan kecanggihan yang dibalut dengan kesederhanaan. Semua orang mengirimkan system canggih yang menssuport gadget mereka, namun tidak semua orang mengerti akan kerumitan sebuh gadget “canngih”. Disini Apple memberikan solusinya, yaitu “simplicity” atau kesederhanaan bagi para usernya.

  3. Leadership dan Sebuah Simultanisme
    Steve dinobatkan menjadi Leader paling revolusioner dalam kurun waktu 5 tahun terakhir oleh CNBC. Ia memadukan 3 unsur krusial ke dalam perusahaannya, yaitu; Pemimpin yang Visoner, Sinergi antar Team serta Pengembanan Potensi dan Keahlian bagi Karyawannya.
    Pada intinya ada 5 poin penting strategi bisnis perusahaan yang dipimin Steve Jobs. 5 poin ini akan sangat sederhana, namun karena dieksekusi dengan baik maka sangat berpengaruh erhadapt kemajuan Apple.Inc sendiri.

Beberapa diantaranya adalah:

  1. Emosi Terhadap Sebuah Produk
  2. Experience Para Pengguna
  3. Kecintaan pada Produk
  4. Selalu Update!.
  5. Harga yang ksklusif

Sumber :

Steve Jobs (Steven Paul Jobs) adalah CEO dari perusahaan Apple sebelum akhirnya meninggal pada 5 Oktober 2011 karena penyakit kanker pankreas. Steve Jobs lahir di San Francisco, California, pada tanggal 24 Februari 1955. Kedua orang tua biologisnya adalah lulusan pascasarjana Universitas Wisconsin yang kemudian memberikannya kepada orang tua angkat untuk diadopsi.

Steve Jobs banyak melakukan berbagai pekerjaan sebelum memulai Apple Computer dengan Steve Wozniak pada tahun 1976. Produk revolusioner Apple, yang mencakup iPod, iPhone dan iPad, sekarang dilihat sebagai evolusi teknologi modern, dengan Steve Jobs yang telah meninggalkan perusahaan di 1985 dan kembali lagi lebih dari satu dekade kemudian.

Di awal kepemimpinannya bersama Steve Wozniak, Apple menciptakan produk-produk diantaranya Apple I, Apple II, Apple Lisa, Macintosh. Jobs dan Wozniak dicatut sebagai orang yang merevolusi industri komputer dengan membuat mesin lebih kecil, lebih murah, intuitif dan mudah diakses konsumen untuk penggunaan sehari-hari. Wozniak menciptakan produk serangkaian komputer pribadi yang mudah digunakan. Dengan Jobs yang menangani pemasaran Apple pada awalnya memasarkan komputer seharga 666,66 Dollar Amerika per buah. Penjualan Apple I menghasilkan keuntungan bagi perusahaan sekitar 774.000 Dollar Amerika. Tiga tahun setelah merilis model kedua Apple, yaitu Apple II, penjualan perusahaan meningkat 700% menjadi 139 juta Dollar Amerika. Pada tahun 1980, Apple Computer menjadi perusahaan publik, dengan harga pasar saham 1,2 miliar Dollar Amerika pada akhir hari pertama perdagangannya. Jobs melihat pakar marketing John Sculley dari Pepsi-Cola untuk mengambil alih peran CEO Apple.

Namun, beberapa produk berikutnya dari Apple terdapat cela desain yang signifikan, sehingga menimbulkan kekecewaan konsumen. IBM tiba-tiba melampaui Apple dalam penjualan, dan Apple harus bersaing dengan dunia bisnis yang didominasi IBM / PC. Pada tahun 1984, Apple merilis Macintosh. Namun, terlepas dari penjualan dan kinerja positif yang melampaui PC IBM, Macintosh masih belum kompatibel dengan IBM. Sculley yakin Jobs sudah tidak sesuai dengan perusahaan Apple, dan eksekutif perusahaan mulai membuat dia keluar.

Setelah keluar dari Apple pada tahun 1985 Steve Jobs memulai sebuah perusahaan perangkat keras dan perangkat lunak baru bernama NeXT, Inc. Tahun berikutnya Jobs membeli sebuah perusahaan animasi. dari George Lucas, yang kemudian menjadi Pixar Animation Studios. Terlepas dari keberhasilan Pixar, NeXT, Inc. gagal dalam usahanya untuk menjual sistem operasi khusus ke Amerika. Apple akhirnya membeli perusahaan tersebut pada tahun 1996 seharga 429 juta Dollar Amerika. Tahun berikutnya, Jobs kembali ke jabatannya sebagai CEO Apple.

Steve Jobs memulai untuk merevitalisasi perusahaan pada 1990-an. Dengan tim manajemen baru, mengubah opsi saham dan gaji tahunan yang dikenakan sendiri sebesar 1 Dollar Amerika per tahun, Jobs menempatkan Apple kembali ke jalur semula. Produknya yang inovatif (seperti iMac), kampanye branding yang efektif dan desain yang stylish menarik perhatian konsumen sekali lagi.

Pada tahun 1991, NeXT difokuskan untuk memproduksi komputer bertenaga tinggi. Tapi mencari tahu target pelanggan perusahaan adalah sebuah tantangan. Apakah NeXT bersaing dengan Sun Microsystems, yang fokus pada pasar workstation? Atau apakah NeXT ingin bersaing dengan produsen Apple dan PC untuk mendapatkan pangsa pasar yang sangat besar itu? Butuh beberapa usaha untuk mencari tahu. Steve Jobs bersama teamnya menemukan bahwa tidak hanya ada satu pasar workstation, tetapi dua.

Aliran tradisional mencakup ilmuwan dan insinyur. Tapi ada pasar baru untuk workstation yang muncul yang Jobs katakan sebagai “setengah profesional.” Orang-orang ini termasuk mereka yang bekerja dalam profesi medis, hukum, dan pendidikan tinggi, industri penerbitan kelas atas, dan lainnya. Singkatnya, siapa pun yang bukan ilmuwan atau insinyur yang menginginkan teknologi tinggi dari sebuah workstation. Jobs dan timnya menentukan bahwa mereka akan fokus pada pasar yang ini, dengan Sun Microsystems menjadi satu-satunya pesaing nyata mereka.

Yang membuat produk Apple begitu sukses adalah pendekatan Steve Jobs yang membuat produk yang inspirasional dan inovatif sehingga memberikan nilai dan bisa merepresentasikan lifestyle dari penggunanya. kualitas produk adalah yang utama, bukan hanya kemasan yang bagus dan strategi pemasaran yang jitu.

“It’s not about pop culture, and it’s not about fooling people, and it’s not about convincing people that they want something they don’t. We figure out what we want. And I think we’re pretty good at having the right discipline to think through whether a lot of other people are going to want it, too. That’s what we get paid to do. So you can’t go out and ask people, you know, what the next big [thing.] There’s a great quote by Henry Ford, right? He said, ‘If I’d have asked my customers what they wanted, they would have told me ‘A faster horse’.”
Steve Jobs

Sumber :

Baristo, Justin. 2015. An Inside Look: Steve Jobs Teaches Business Strategy 101. Diambil dari: https://www.inc.com/justin-bariso/an-inside-look-steve-jobs-teaches-business-strategy-101.html (9 September 2017)

Editors, Biography.com. 2017. Steve Jobs. Diambil dari: Steve Jobs: Biography, Apple Cofounder, Entrepreneur (9 September 2017)