Bagaimana Cara Melakukan Koreksi Terhadap Orang Lain dengan Baik?

image

Sebagian orang merasa mereka menjadi orang yang berguna ketika mereka mengoreksi kesalahan orang lain. Disisi lain, sebagian orang menganggap itu perbuatan yang kasar dan tidak ingin melakukannya. Namun ada juga sebagian orang yang dengan sengaja ingin membuat orang lain jelek dimata publik. Jadi, orang yang dikoreksi bisa saja merasa senang maupun marah tergantung dengan sifat yang mereka punya. Tetapi bisa saja mengkoreksi orang lain malah membuat mereka tersinggung. Lalu, bagaimana cara mengoreksi orang lain dengan benar?

Jika kita ingin mengoreksi seseorang, kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa orang yang kita koreksi. Kita harus bisa mengoreksi seseorang tanpa membuat orang itu tersinggung. Sebaliknya, orang lain akan berterima kasih kepada kita karena telah diberi masukan.

Ketika kita mengoreksi orang lain sebaiknya tidak dilakukan di depan orang banyak karena orang akan cenderung mengingat rasa malu ketika salah di depan banyak orang.

5 Likes

Di dalam kehidupan kita sehari hari kita pasti menghadapi situasi atau keadaan dimana teman, saudara, atau rekan kerja kita melakukan kesalahan dan kita ingin mengoreksinya. Tetapi, tak jarang kita segan untuk berbicara karena takut mengatakan hal yang salah dan menyakiti hatinya. Berikut ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk melakukan koreksi terhadap orang lain dengan baik khususnya di dunia kerja:

  1. Mulai dari hal yang positif
    Sebelum kita langsung mengkoreksi rekan kita yang salah dengan memberitahu kesalahannya dan tidak jarang hal ini menyakiti hatinya, ada baiknya kita melihat effort yang sudah dilakukannya untuk menyelesaikan tugasnya tersebut. Mulai dari menilai hal yang positif itu dahulu lalu memberitahu kesalahannya.

  2. Jangan terdengar otoriter
    Mungkin kita sudah memiliki jabatan yang tinggi dikantor, tetapi bukan berarti kita adalah orang yang selalu benar dan tidak pernah melakukan kesalahan. Menjadi terlalu berwibawa dan konfrontatif dan bersikap megah hanya akan merendahkan rekan kerja anda. Sebaliknya ketika anda melihat rekan anda melakukan kesalahan, beritahu dia dan ajak diskusi bersama.
    Contoh : Saya membaca hal 10 dan ada yang kurang cocok untuk saya. Bagaimana kalo kita melihat sebentar halaman ini dan mendiskusikannya bersama?

  3. Memanfaat Kalimat Pertanyaan yang sesuai
    Dari contoh nomor 2 diatas, dapaat dilihat bahwa dari pertanyaan tersebut keliatan ramah dan friendly. Ungkapan kalimat pertanyaan, dan bukan pernyataan membuatnya jelas bahwa tujuan anda adalah untuk memfasilitasi percakapan yang akhirnya meningkatkan hasil akhir.
    Contoh : Saya melihat bahwa Anda ingin mengajak Tim A untuk melakukan proyek ini. Tapi, apakah Anda sudah sangat yakin mereka dapat menyelesaikannya sampai selesai?

  4. Memberikan Bukti
    Dalam mengoreksi orang lain tidak selalu anda harus menunjukkan bukti kesalahannya. Tetapi ada situasi ketika lebih baik anda memberikannya bukti dan memberikan solusinya jika Anda tahu.
    Contoh : Aku pernah melakukan perhitungan ini sebelumnya beberapa bulan yang lalu. Aku dapat menunjukkan kepadamu nanti siang saat jam istirahat jika kamu mau.

  5. Tawarkan bantuan
    Walaupun setiap orang sudah memiliki job desk nya masing-masing, tetapi ketika rekan kerjamu melakukan kesalahan dan kamu tau bagaimana yang benar, kamu dapat membantunya. Selain memastikan dia tidak melakukan kesalahan lagi, kamu juga keliatan sebagai rekan kerja yang baik.

  6. Gunakan nada yang lembut dan ramah
    Hal ini merupakan yang paling penting dalam orang lain. Karena yang kamu maksudkan dapat berbeda jika kamu menggunakan nada yang salah. Selain itu kamu juga harus menjaga body language kamu seperti menyilangkan tangan Anda didepan rekan kerja kamu yang salah. Berikan nada yang friendly dan optimis kepada rekan kerja kamu ketika kamu mengkritiknya.

Sumber: How to Correct Someone Politely at Work | The Muse

3 Likes

Di saat kita sudah bekerja atau di lingkungan kantor, akan ada banyak alasan mengapa koreksi mungkin diperlukan. Kesalahan menulis yang ceroboh akan mungkin menempatkan perusahaan dalam masalah dan menimbulkan kesan kurang memperhatikan detail. Cara mengingatkan sesama rekan kerja tentang kesalahan mereka atau seorang atasan akan menjadi penting. Berikut cara memperbaiki kesalahan yang tidak akan menyinggung sesama rekan kerja menurut Michele Lim :

  1. Perhatikan situasi dan motif. Apa yang menjadi motif untuk memperbaiki orang lain. Jika kesalahan dapat berakhir menyesatkan klien atau manajer senior maka memperbaiki memang perlu dilakukan. Namun, jangan menimbulkan kesan bahwa kita tahu segalanya dan perlu berhati-hati dengan motif orang lain yang tersembunyi. Pastikan kita memiliki kepentingan untuk membantu orang lain sebelum mulai menawarkan koreksi apapun.

  2. Perhatikan apakah koreksi yang diperlukan. Jika saat memeriksa pekerjaan manajer dan melihat beberapa kesalahan ketik,kita akan mengalami kebingungan untuk mengoreksi kesalahan. Karena manajer adalah atasan kita, maka akan lebih baik untuk mengatasinya dengan mengatakan sesuatu seperti, "Oh, hanya ada beberapa kesalahan ketik dalam presentasi; saya juga kadang-kadang salah ketik seperti itu!”.

  3. Jangan pernah mengoreksi seseorang di depan publik. Ketika mengoreksi selalu lakukan dengan yang bersangkutan saja dengan membuatnya terlihat seperti pikiran itu baru terlintas sejenak saja. Hal ini dilakukan agarsesama rekan kerja tidak merasa malu. Satu-satunya waktu yang diperbolehkan untuk mengoreksi seseorang di depan umum adalah jika itu akan menghemat banyak waktu dan menghindari kerumitan nanti. Misalnya, jika Anda sedang rapat dan semua orang berbicara tentang topik yang salah, maka membantu mereka mendapatkan di jalur yang benar akan menghemat banyak waktu-hanya menjadi efektif dan efisien.

  4. Jangan mengoreksi melalui email jika dapat membantu secara langsung. Tatap muka dengan orang itu akan membantu mereka melihat niat kita yang baik untuk mengoreksi kesalahan mereka.

  5. Mulailah mengoreksi dengan menunjukkan kesalahan kita. Mulai dari koreksi dengan, “Saya mungkin salah, tapi …” atau, “Saya mungkin hanya bingung, tapi …” membuat koreksi yang mengikuti lebih enak. Jika Anda berbicara tentang kesalahan Anda sendiri pertama, orang tidak akan menjadi seperti defensif ketika Anda mengatasi mereka.

  6. Sampaikan dengan fakta. Untuk membuktikan hal yang benar, pastikan kita memiliki fakta-fakta yang disiapkan sebelum melakukan koreksi.

  7. Membuat umpan balik sandwich. Caranya dengan melakukan koreksi dengan lembut. Kita mencoba mengapit koreksi antara dua pujian. Namun, jangan digunakan terlalu sering dan ketika kita melakukannya, pastikan pujian tersebut tulus.

  8. Kita harus menerima kenyataan. Bahwa akhirnya, kita harus menyadari bahwa beberapa orang tidak akan menerima koreksi, bahkan jika mereka ditawarkan dengan maksud terbaik. Jika itu yang terjadi, maka tidak perlu memaksa dan membiarkan mereka mencari tahu sendiri.

1 Like

Mengkoreksi orang lain memang bukan sesuatu yang mudah untuk dierima, walaupun bila ditanya, hampir sebagian besar orang akan mengatakan bahwa mengkoreksi itu diperlukan untuk membangun diri dan memajukan suatu pribadi seseorang. Jarang sekali kita menemukan hal mengenai koreksi itu dibahas, alasannya mungkin karena sesuatu yang tidak disukai itu lebih baik jangan dibahas, disimpan saja di dalam hati.

Bila hanya disimpan saja, maka tidak akan pernah ada perubahan yang terjadi dalam penanganan orang terhadap pengkoreksian. koreksi itu bagus, dapat membangun, dan diperlukan. Seberapa banyak pun kalimat positif yang diontarkan tentang koreksi, tetap saja banyak orang yang tidak suka terhadap yang namanya pengkoreksian diri.

Pernyataan bahwa koreksi itu adalah hal yang positif dapat disetujui, selama koreksi tersebut tidak diajukan kepada seseorang. Ketika ada koreksi yang ditujukan kepada seseorang, mendadak koreksi tersebut berubah menjadi suatu hal yang buruk, menakutkan, dan patut dibasmi keberadaannya. Saya yakin bahwa kita ingin menjadi orang yang menerima koreksi dan dapat memanfaatkannya bagi kemajuan diri dan pekerjaan. Output yang diharapkan dari tulisan ini adalah bagaimana mengelola koreksi yang diterima, kemudian menjadikannya cambuk bagi kemajuan diri dan suatu pekerjaan.

Menurut penelitian Listiani Aslim, MBA., CBA., CMHA. yang membahas tentang koreksi diri, bahwa terdapat 2 hal yang harus diketahui dalam mengkoreksi diri orang lain.

  1. Apa koreksi Itu?
  2. Apakah yang dibangun oleh koreksi itu?

Ada banyak sekali pengertian tentang koreksi tersebut. akan tetapi menurut Listiani Aslim, MBA., CBA., CMHA. secara sederhana koreksi adalah penilaian seseorang terhadap hal diekspresikan dalam bentuk perkataan dan tingkah laku tertentu terhadap objek yang dinilai / objek koreksi. Adapun objek koreksi dibedakn menjadi lima, yaitu:

  1. Seseorang
    Objek sebuah koreksi dapat berupa perseorangan, misalnya atasan kepada seorang bawahan, bawahan kepada rekan kerjanya, seorang teman kepada teman lainnya, dan masih banyak lagi. Pengenaan terhadap objek ini dapat ditujukan kepada orang yang dikenal maupun orang belum dikenal, dapat ditujukan kepada orang yang sudah memiliki hubungan maupun yang tidak mempunyai hubungan apapun.

  2. Sebuah grup atau organisasi
    Objek koreksi lainnya adalah dari seseorang ke grup, dari grup ke seseorang, atau dari grup ke grup lainnya.

  3. Sebuah karya
    Sebuah karya juga dapat menjadi objek koreksi. Misalnya karya seni, sekalipun seni itu subjektif, tetap saja ada kemungkinan koreksi yang akan datang, baik berasal dari orang yang mengerti tentang seni maupun orang yang sama sekali awam tentang seni. Tentu saja dari sudut pandang yang berbeda. Hasil kerja seseorang juga dapat disebut sebagai karya, sebuah presentasi, sebuah pengerjaan proyek, dan sebuah karya masakan yang dapat dikoreksi.

  4. Sebuah perilaku
    Sebuah perilaku juga dapat dijadikan sebagai objek koreksi. Sikap dari seseorang, termasuk cara berkata, cara menempatkan diri, dan cara berpakaian, sangat menarik untuk dijadikan sebagai objek koreksi.

  5. Sebuah hubungan
    Sebuah hubungan, misalnya hubungan kerja, pertemanan, guru-guru, dan anak-orangtua, pada setiap hubungan tersebut memiliki standar masing-masing dan sangat mungkin terdapat koreksi didalamnya. Misalnya hubungan guru-murid. Di dalam benak sang guru, seorang murid seharusnya memiliki standar tertentu dalam menjalin hubungan dengan gurunya dan demikian juga sebaliknya. Ketidaksesuaian standar dalam benak masing-masing pihak itulah yang kemudian menghasilkan koreksi dari salah satu, dengan harapan agar standar mereka dipenuhi.

Setelah mengetahui objek yang dikoreksi maka harus mengetahui pula beberapa tujuan dari koreksi itu sendiri, yaitu:

  1. Menyatakan kesalahan
    Tujuan yang pertama ini adalah yang paling ditakuti atau dibenci. Tidak ada seorang pun yang suka bila dianggap jelek, salah, atau kurang. Tujuan spesifiknya hanya untuk menunjukkan bahwa orang lain lebih jelek atau lebih banyak kekurangannya dibandingkan dengan diri pengkoreksi.

  2. Menyatakan perbandingan
    Penampilan, kinerja, cara, atau gaya, Semuanya dibandingkan dengan sesuatu yang dianggap sejenis, namun memiliki nilai yang lebih baik.

  3. Evaluasi
    Biasanya, tujuannya adalah untuk hasil yang lebih baik di masa yang akan datang, cara penyampaiannya juga berbeda. Ia akan bersedia menunjukkan caranya agar objek kritik itu dapat memperbaiki kekurangan atau kesalahan yang dilakukannya di masa mendatang.

  4. Menyerang pribadi
    Tujuan kritik ini menjadikan kritik menjadi sebagai senjata untuk menyerang pihak lain dan karena adanya rasa tidak suka, dendam, atau iri secara pribadi. Setiap kritik yang disampaikan secara sengaja diucapkan dengan tekanan tertentu agar objek yang menerima kritik merasa malu, direndahkan, dan diremehkan.

  5. Menambah wawasan dan pilihan
    Tujuan koreksi yang kelima ini merupakan tujuan yang terbaik. Seseorang diberikan masukan agar mendapatkan data atau wawasan lebih banyak untuk menjadi bahan yang dapat diolah sesuai dengan kebutuhan sang objek agar performa yang akan datang memiliki lebih banyak pilihan daripada yang sudah ada sebelumnya.

sehingga koreksi yang membangun adalah koreksi yang mengubah lingkaran korban menjadi lingkaran penghargaan. Adapun lingkaran korban dan lingkaran penghargaan seperti pada diagram yang saya gambarkan berikut:

Lingkaran Korban

Lingkaran Penghargaan

Jadi dalam mengkoreksi orang lain, usahakan untuk selalu menggunakan lingkaran penghargaan, sehingga kita dapat memberikan koreksi yang baik kepada orang lain.

Kalau itu aku, aku lebih pilih mengoreksi kesalahan seseorang secara pribadi alias langsung ke orang yang bersangkutan tanpa perlu diketahui orang lain. Kemudian, pilih juga waktu dan kondisi yang tepat, karena membantu memperbaiki kesalahan sama pentingnya dengan menjaga perasaan seseorang untuk tidak tersinggung ataupun merasa malu.

Selain itu, pertimbangkan juga karakter orang yang ingin dikoreksi dan kata-kata yang akan disampaikan. Jika dia adalah orang yang terbuka dan cenderung santai/ceria, mungkin bisa memilih kalimat sambil diselingi candaan. Jika orang tersebut adalah orang yang sensitif, kaku, ataupun pemalu, bisa ucapkan ‘maaf’ dulu sebelum sampaikan kesalahan dan koreksinya. Lalu jangan lupa tanyakan lagi pendapatnya setelah sudah memberi koreksi.
Misal: “Maaf ya, A, aku pikir ini kurang tepat deh. Coba begini bla bla bla. Gimana menurut kamu?”

Wah, aku setuju banget sih sama pendapatnya kak novita. Karena sering kali aku menemukan kasus yang entah kenapa harusnya dia yang merasa bersalah sebab udah ngelakuin kesalahan, eh tapi malah aku yang malah ngerasa bersalah karena udah negur dia, sedih gak sih?
Padahal udah semampu aku untuk nasehatinnya dengan baik, negur secara langsung gak didepan umum, mungkin temen aku yang orangnya mungkin lebih sensitif kali ya?
Semoga setelah baca tips di atas, aku bisa mengatasi permasalahan permasalahan serupa. Aamiin, terimakasih semuanya.

Dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dan benar, kita juga harus tau kepada siapa dan di mana kita menggoreksi orang tersebut. Agar tidak terjadi hubungan yang tidak baik (seperti perasaan tersinggung atau sakit hati) antar sesama.

Menurut saya, apapun bahasa yang digunakan yang pasti kita harus mengerti lawan bicara seperti apa yang kita hadapi, dan yang paling penting adalah mengoreksi diusahakan harus 4 mata karena dapat lebih bisa dipahami, jelas, dan tidak membuat malu orang tersebut. semakin kita mengenal orang tersebut kita akan menjadi lebih tahu metode apa yang baik dan bahasa apa yang baik digunakan kepada orang tersebut.

Benar bahwa sebelum kita mengoreksi kesalahan orang lain, kita terlebih dahulu harus tahu bagaimana karakter orang tersebut. Apakah ia orang yang mudah tersinggung atau cuek. Nah dalam proses pengoreksian juga kita harus mengutamakan adab agar mereka tidak merasa dipermalukan atau diremehkan.

Jangan sekali-kali kita mengoreksi dengan emosi apalagi berkata kasar. Tunjukan saja dimana letak kesalahannya kali itu tanpa harus merembet pada kesalahan lainnya yang pernah dilakukan.

Jika cara mengoreksi kita benar, maka tidak masalah dimana dan kapan pengoreksian itu dilakukan. Jika dilakukan didepan orang banyak itu akan jadi pembelajaran buat yang lain.

Dalam mengoreksi orang lain memang sangat penting untuk memperhatikan kondisi sekitar, alangkah lebih baiknya apabila kita mengoreksi orang tersebut hanya 4 mata saja agar orang tersebut tidak merasa risih ataupun malu. Dan perlu diperhatikan lagi, sebaiknya kita mengoreksi seseorang dengan bahasa yang sopan dan memberikannya kata-kata yang membangun diakhir agar dia merasa kita benar-benar peduli dengannya, bukan hanya bisanya mengkritik saja.

Menurut saya ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ingin memberikan kritik/koreksi kepada orang lain. Pertama, harus dilihat apakah kesalahan yang dibuat bersifat individu dan privasi, seperti misalnya mohon maaf bau badan yang menyengat dan membuat suasana dan rang-orang di sekitarnya menjadi tidak nyaman. Pastinya, kalau ada masalah seperti ini kita harus memberi saran kepadanya secara diam-diam atau dengan empat mata saja. Pilih kata-kata yang paling sopan agar tidak menyakiti dirinya. Kemudian apabila kesalahan yang dibuat bersifat publik dan membawa dampak buruk bagi masyarakat, misalnya korupsi atau kebjakan pemerintah yang salah, melakukan kritik terhadap hal ini seharusnya dilakukan terang-terangan agar menimbulkan efek jera karena moral sosial, dan sekaligus masyarakat dipahamkan bahwa kebijakan tersebut membawa dampak buruk.

Kalau menurut saya, mengoreksi/menegur yang baik adalah dengan mengatakan secara empat mata kepada orang yang ditegur. Hal ini agar yang ditegur tidak merasa dipermalukan karena sudah ditegur di depan umum. Kemudian menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Tidak terkesan menggurui, apalagi jika yang kita koreksi itu adalah orang yang lebih tua dari kita. Karena terkadang orang yang lebih tua dari kita itu sering merasa lebih mengerti daripada kita. Maka dari itu, kita pun ketika berbicara bisa lebih berhati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Melakukan koreksi terhadap orang lain memang penting untuk dilakukan, karena dapat membuat seseorang untuk terus meng upgrade dirinya menjadi lebih baik. Namun, terkadang kita merasa tidak enak untuk menyampaikannya karena takut orang tersebut merasa tersinggung dan tidak menyukai atas apa yang dikoreksi oleh orang lain. Oleh karena itu, berikut merupakan beberapa tip dalam mengoreksi orang lain sesuai dengan etika:

1. Selalu mengucapkan kata “Maaf” dan “Permisi”
Ketika akan menyampaikan sesuatu, kemungkinan besar hal ini akan menyinggung perasaan seseorang. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika mengatakan kata “Maaf” atau “Permisi” terlebih dahulu sebelum melakukan koreksi.

2. Menyampaikan dengan tegas namun sopan dan lembut
Dalam mengoreksi seseorang, gunakan bahasa yang sopan dan lembut agar orang tersebut tidak menutup diri untuk menerima masukan yang diberikan.

3. Membantu dia dalam proses perbaikan kesalahan
Tidak hanya memberikan masukan, namun juga kita sebagai pengkoreksi harus bisa membantu mereka dalam mencari solusi.

4. Sampaikan terlebih dahulu hal-hal baik mengenai dirinya baru koreksi
Sebelum melakukan koreksi kepada orang lain, terlebih dahulu kita memberikan beberapa pujian atau hal positif yang dapat membangun seseorang. Hal itu bertujuan untuk mencairkan suasana dan mengurangi resiko perasaan tidak baik oleh seseorang.

5. Sampaikan secara personal, jangan di depan pihak lain
Sebaiknya dalam menyampaikan koreksi, dilakukan secara personal dan tidak di depan pihak lain karena hal itu akan menimbulkan rasa malu oleh orang tersebut.

6. Tidak lupa mengucapkan terima kasih
Ucapan terima kasih merupakan hal yang sangat penting, karena ini artinya orang tersebut telah meluangkan waktunya untuk mendengarkan masukan. Begitupun dengan orang tersebut juga telah diberikan kesempatan untuk belajar dari kesalahannya.

Summary

6 Etika yang Benar dalam Memberikan Kritik kepada Orang Lain Halaman all - Kompasiana.com

Wah ini agak sulit untuk saya lakukan sebenarnya karena saya kurang bisa memberi saran atau kritik kepada orang ain karena pada dasarnya saya ini orangnya nggak enakan alias sungkanan. Biasanya saya mengharap dia mengerti sendiri kesalahannya atau nunggu orang lain aja gitu yang negur… tapi apa yang saya lakukan ini bukan hal yang baik ya…. karena menjadi orang yang sungkan untuk menegur orang lain pun tidak akan membawa perubahan kea rah yang lebih baik. Jadi saya pun masih belajar meningkatkan keberanian untuk menegur seseorang ketika dia melakukan kesalahan. Dan memperhatikan apa yang saya katakan agar tidak meyakiti hatinya.

1 Like

Setuju, sedikit menambahkan mungkin kita juga perlu memerhatikan keadaan dan waktu yang pas untuk memberikan saran saran yang dapat membangun untuk orang yang bersangkutan sehingga orang tersebut dapat lebih terbuka dengan masukan yang kita berikan.

Kalau menurut saya ketika ingin mengkoreksi terhadap orang yang paling harus diperhatikan yaitu tata bahasa dan cara penyampaiannya. Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak memberi kesan menghakimi agar tidak terjadi rasa tidak enak dan orang yang kita koreksi kemungkinan dapat menerima koreksian kita dengan baik. Kemudian juga kita harus yakin ketika ingin mengkoreksi seseorang, kita mengerti dan paham terhadap hal yang ingin kita koreksi. Dan kita harus melihat dulu siapa orang yang ingin kita koreksi, begitu juga dengan mencari timing yang pas jangan sampai malah terlihat lebih memalukan atau menghakimi orang tersebut

Menurut aku mungkin memberikan koreksi kepada orang lain bukan hal yang mudah karena bisa jadi menimbulkan konflik karena orang tersebut salah dalam menangkapnya. Namun sebenarnya koreksi itu merupakan salah satu cara supaya bisa memperbaiki diri. Mungkin beberapa cara yang bisa dilakukan seperti harus mengerti apa tujuan koreksi yang diberikan, tujuannya supaya orang yang kita koreksi tidak salah mengartikannya, memperhatikan bahasa dan nada bicara. Akan sulit untuk mereka memperbaiki diri jika mereka merasa seperti diserang dengan koreksi atau kesalahan yang banyak. Penyampaian harus dengan membuat mereka merasa dihormati dan koreksi yang diberikan harus disampaikan secara jujur dan tidak dibuat-buat atau mencari kesalahan dengan sengaja.