Seorang pengambil keputusan yang sukses, cenderung berpikir rasional dan selalu memiliki sudut pandang yang positif terhadap pemasalahan yang dihadapi dan keputusan yang diambilnya. Six Thinking Hat adalah topi imajiner dimana setiap topi merepresentasikan satu sudut pandang, kenakan satu topi berpikir satu per satu untuk berpindah dari sudut pandang yang satu ke sudut pandang lainnya.
Six Thinking Hats bekerja berdasarkan prinsip parallel thinking process. Yaitu proses berpikir yang menempatkan setiap sudut pandang atau pendapat seseorang, paralel (sejajar) dengan sudut pandang atau pendapat yang lainnya. Parallel thinking adalah sebuah alternatif untuk menghindari adu argumentasi yang tidak efektif, dimana argumentasi selama ini menjadi prosedur berpikir paling mendasar. Ini juga merupakan perbedaan konsep berpikir Barat dan Timur (Jepang).
Adapun teknik Six Thingking Hats. Keenam Topi Berpikir itu adalah antara lain :
-
Topi Putih
Putih adalah netral dan objektif, kita dapat menggambarkan dengan kertas putih kosong. Mengenakan topi warna putih artinya mengumpulkan informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya. Informasi berupa fakta dan data yang bersifat netral dan objektif. Semakin banyak informasi yang dikumpulkan, maka peta persoalan akan menjadi semain jelas dengan sendirinya. -
Topi Merah
Warna merah melambangkan emosi dan perasaan. Mengenakan topi merah memiliki arti bahwa kita diajak memandang persoalan dari sudut pandang emosi dan perasaan baik yang positif maupun yang negatif tanpa menggunakan alasan atau logika apapun. Emosi juga menyangkut tipe perasaan yang lebih kompleks dan tinggi, yaitu dengan menggunakan naluri dan intuisi. Naluri dan intuisi sering memberi arah akan hal yang tidak bisa dibeberkan dengan fakta dan informasi. -
Topi Hitam
Topi hitam adalah lambang peringatan. Mengenakan topi hitam, kita diajak untuk menjadi sangat berhati – hati. Menganalisa semua sisi negatif dari suatu persoalan, mencari semua faktor risiko, bahaya, kesulitan, dan kelemahan suatu ide serta mempertanyakan berbagai kemungkinan negatif. Topi hitam juga mengajak untuk selalu berada di jalan yang benar dan menguntungkan, tidak melanggar undang-undang, tidak melakukan hal bodoh dan tindakan ilegal. Topi hitam mengajak untuk selalu bersikap logis. Topi hitam memberi arah dan peran sangat penting, tapi jika berlebihan bisa sangat mengganggu juga. -
Topi Kuning
Kuning melambangkan cahaya dan optimism dan aura positif. Berlawanan dengan topi hitam, di bawah topi kuning kita diarahkan untuk hanya berpikir hal yang positif. Topi kuning fokus pada hal-hal positif menguntungkan dan berupa harapan. Topi kuning juga digunakan untuk berpikir konstruktif dan generatif, membuat segalanya bisa dilaksanakan. Topi kuning juga bersifat spekulatif, mencari segala kemungkinan untuk menerjemahkan visi, impian dan harapan. Topi kuning mempunyai spektrum positif yang cukup lebar, terentang dari sisi logis dan praktis pada satu sisi dan impian, visi, misi serta harapan di sisi yang lain. -
Topi Hijau
Topi hijau melambangkan energi, pertumbuhan, produktivitas. Di bawah topi hijau kita menumbuhkan kreativitas, mencari ide baru dan berbagai alternatif. Di bawah topi hijau kita mengcounter kesulitan yang terdeteksi pada topi hitam. Tinggalkan ide lama dan beralihlah kepada hal-hal dan perspektif baru. Topi hijau adalah perubahan. -
Topi Biru
Biru adalah warna angkasa, biru adalah sesuatu di atas segalanya. Topi biru adalah kontrol. Topi biru digunakan untuk mengontrol proses berpikir dan penggunaan topi-topi berpikir lainnya. Biasanya digunakan oleh yang ditunjuk sebagai fasilitator atau pimpinan pada awal pertemuanuntuk memberi arahan tentang situasi yang dihadapi, arah mana yang dituju, serta tujuan dan capaian yang dikehendaki. Pada akhir pertemuan, topi biru juga biasanya meminta hasil pertemuan yang bisa berupa kesimpulan, keputusan, summary, solusi atau apapun. Di bawah topi biru juga ditentukan rencana atau langkah selanjutnya.
Fungsi utama teknik ini adalah membuat kita mampu berpikir lurus dan objektif. Mencapai hasil yang maksimal dalam mengerjakan sesuatu dengan menangkap pola pikir dari berbagai sudut. Misalnya ketika kita menghasilkan sebuah karya, kita merasa karya itu tidak ada cacatnya sehingga butuh orang lain untuk menilai hal itu dengan objektif, tetapi dengan menguasai teknik ini walaupun tanpa bantuan orang lain, kita dapat melihat karya itu secara objektif.
Referensi
- Six Thinking Hats . By Edward de Bono. Published by Back Bay Books. Revised and updated edition, 1999. Paperback. 173 pages. ISBN 0-316-17831-4 (pb). First published in hardcover by Little, Brown and Company, 1985.
- E. De Bono, Six Thinking Hats (New York: Little Brown Company, 1999).
- E. De Bono, Six Thinking Hats (Lancaster: The de Bono Group, 2011).